IPM.OR.ID., MALANG – Muktamar merupakan momentum yang sangat dinanti kehadirannya oleh seluruh kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) se-Indonesia. Dimana para peserta datang dari seluruh penjuru negeri membawa harapan serta semangatnya untuk menyambut era baru IPM.
Tak terkecuali bagi Fachrudin, kader asal Pimpinan Daerah (PD) IPM Kota Malang yang rela menempuh perjalanan selama 48 jam lamanya untuk menyemarakkan Muktamar XXIII IPM.
Dalam wawancara via WhatsApp pada Jum’at (18/08/2023) ia menceritakan perjalanan yang ia tempuh dari Kota Malang menuju Kota Medan.
Pertama-tama ia berangkat dari Kota Malang menggunakan kereta api pada pukul 12.30 untuk menuju Stasiun Surabaya. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam, Facrudin dan kawan-kawan menunggu jemputan dari Pimpinan Wilayah (PW) IPM Jawa Timur.
“Pada saat menunggu jemputan dari PW IPM Jawa timur kami secara tidak sengaja bertemu salah satu tokoh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yaitu immawan Daus yang ternyata juga satu tujuan dengan kami, sehingga kami diberi tumpangan oleh Daus untuk menuju titik kumpul yang sudah ditetapkan,” ungkap Fachrudin.
Akhirnya Fachrudin dan kawan kawan pun tiba di titik kumpul kontingen PW IPM Jawa Timur, yakni Universitas Muhammadiyah Surabaya pada saat matahari mulai terbenam. Setelah memastikan kelengkapan peserta, kontingen PW IPM Jawa Timur pun segera berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta.
Setelah melalui perjalanan selama kurang lebih 13 jam, kontingen PW IPM Jawa Timur ini akhirnya sampai di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat. Namun mereka mengalami kendala, yakni mereka yang seharusnya berangkat melalui stasiun 2 justru menunggu keberangkatan di stasiun 3. Untungnya ada peserta kontingen yang menyadari kekeliruan ini dan menghimbau kepada seluruh peserta agar menuju ke stasiun 2.
Seolah tak cukup sampai disana, sesampainya di stasiun 2 kontingen PW IPM Jawa Timur ini juga mengalami delay yang cukup lama. Akhirnya rombongan peserta Muktamar XXIII IPM ini pun lepas landas pada pukul 19:00 Waktu Indonesia Barat (WIB) dan sampai di Bandara Internasional Kualanamu pada pukul 21:00 WIB.
Pada akhir wawancara Fachrudin menyampaikan bahwa perjalanan yang ia tempuh Ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Dimana dalam kurang lebih 48 jam, ia menggunakan berbagai jenis transportasi dan ini juga merupakan kali pertamanya menggunakan pesawat sebagai salah satu moda transportasi.
“rasanya mendebarkan, senang sekaligus takut bercampur aduk menjadi satu sehingga untuk menutup mata pun rasanya sulit. Namun ini merupakan pengalaman luar biasa yang sangat berharga bagi saya,” tutup Fachrudin. *(Lisa)
