IPM.OR.ID., PURWOKERTO – Forum Muktamar XXII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) baru saja dimulai dengan disampaikannya pidato iftitah oleh Ketua Umum PP IPM, Hafizh Syafa’aturrahman. Penyampaian pidato oleh Hafizh pada forum Muktamar yang digelar secara daring ini dilaksanakan pada Jumat malam (26/03/21) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jawa Tengah.

Hafizh mengawali pidatonya dengan rasa optimis terhadap Muktamar XXII IPM. Ia mengatakan bahwa meskipun Muktamar dilaksanakan secara daring, sesungguhnya kade IPM tetap berkumpul dalam frekuensi dan Zoom Meeting yang sama.

Selanjutnya, Hafizh juga mengatakan bahwa sebagai organisasi yang besar, IPM punya tanggung jawab yang juga besar. Terutama dalam menjaga benteng keilmuan dan keagamaan.  Oleh karenanya, IPM hanya punya dua pilihan yaitu, maju melawan keadaan yang ada atau diam.

“Dan, diam adalah pertanda keguguran,” jelas Hafizh.

Lebih lanjut, Hafizh menyampaikan bahwa terdapat empat pilar gerakan di IPM. Empat pilar tersebut adalah penguatan ideologi, penguatan jejaring pelajar, reformasi birokrasi, dan literasi kreatif. Menurut Hafizh, empat pilar ini penting dan akan memperkokoh pergerakan organisasi.

Hafizh juga menjelaskan sedikit daripada tema yang diusung pada Muktamar kali ini, yaitu, “Beyond the Limit, Reframe the Future”.

Hafizh mengatakan bahwa Beyond the Limit memiliki makna ajakan, bahwa meskipun keadaan sedang berat, kader-kader IPM harus memiliki target yang melampaui target sebelumnya. Sementara itu, Reframe the Future adalah sebuah spirit bersama untuk mencapai perubahan.

Dalam penghujung pidatonya, Hafizh menegaskan bahwa Muktamar merupakan permusyawaratan tertinggi di IPM dan oleh karenanya, ia berharap agar semua pihak dapat mensukseskan Muktamar ke-22 IPM ini dengan beragam gagasan.

“Kesuksesan bukan terletak pada pucuk kepemimpinan saja, tetapi, pada spirit kolaborasi,” tutup Hafizh.*(iant)