IPM.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Jogja menyelenggarakan Pelatihan Da’i Pelajar Muhammadiyah II (PDPM) yang dilaksanakan selama 3 hari Jumat-Ahad (9-11/11) di Dusun Pejaten, Kec. Panggang, Kab. Gunungkidul Yogyakarta.
Mengusung tema “Pioner Dakwah, Satukan Ukhuwah Jadi Da’i Pengobah”, PD IPM Kota Jogja mengharapkan kader IPM mempunyai bekal dan semangat berdakwah, selain itu untuk menjalin ukhwan dalam dunia dakwah.
Pada kegiatan tersebut turut hadir beberapa pemateri, salah satunya Salman Al Farisi (Anggota Bidang Kajian Dakwah Islam Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah) menyampaikan materi Dakwah Kreatif.
Ketua bidang Organisasi PD IPM Kota Jogja Muhammad Fadhli Taqwal menyatakan pentingnya berdakwah bagi pelajar, “Berdasarkan Sabda Rasulullah : Sampaikan dariku walau satu ayat. Jadi, dalam berdakwah tidak ada batasan umur untuk berdakwah, tidak memandang siapa yang boleh berdakwah, dan pelajar pun harus ikut ambil andil dalam berdakwah.”, tutur Fadhli dalam sambutannya.
Semakin terkikisnya komunitas yang ada di sekolah dengan pergerakan yang tidak jelas menjadi latar belakang PD IPM Kota Jogja untuk menginisiasi sebuah gerakan penyatuan ukhuwah melalui dunia dakwah dengan menggerakkan komunitas-komunitas yang ada di sekolah.
Serunya, para peserta dan panitia menginap di beberapa rumah warga setempat. Peserta merasa ini pengalaman yang sangat berkesan, selain jauh dari rumahnya masing-masing, juga tinggal di rumah penduduk setempat yang tidak dikenal, tidak ada sinyal karena lokasi kegiatan di pedalaman, sehingga terlepas sejenak dari gadget, peserta merasakan kehidupan yang menyenangkan, unik dan berbeda. Tiap sore, peserta membaca Al-Quran beserta hafalan surat-surat pendek.
Salah satu peserta PDPM II , Denting dari PC IPM Ngampilan sempat menyampaikan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan PDPM II “Awalnya memang kurang nyaman. Menggerutu sebab tidak ada sinyal dan lain sebagainya. Ingin rasanya cepat pulang ke rumah tercinta. Namun seiring waktu berjalan, rasa nyaman itu mulai tumbuh. Enggan rasanya untuk pulang sebab sudah banyak kenangan yang terukirkan bersama selama 3 hari ini. Tinggal dirumah warga yang belum kami kenal. Tapi, tak butuh waktu lama kami sudah bisa menyatu dengan warga baik yang sepuh maupun anak-anak. Yang paling penting, sekarang aku benar-benar tersadar bahwa mendapatkan ilmu tak hanya dengan diam duduk dikursi murid. Namun, ilmu dapat didapatkan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.” Tutur Denting.
Nantinya, para alumni PDPM II diharapkan bisa menjadi penggerak di lingkungan komunitasnya agar komunitas tersebut dapat berkualitas dan berkuantitas dalam menebar manfaat bagi lingkungan sekitarnya.(azzam/fida)
