Ikatan Pelajar Muhammadiyah atau biasa kita sebut IPM merupakan Organisasi Otonom yang berada di lingkungan Muhammadiyah yang bertujuan untuk membentuk pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dalam perjalanannya yang sudah menginjak 60 tahun, IPM telah banyak mengukir prestasi diantaranya menjadi OKP Terbaik Nasional sebanyak 4 kali, Asean TAYO Award sebanyak 3 kali dan PPI Sociopreneur sebanyak 1 kali. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam ranah berorganisasi dan dalam keadaan apapun, prestasi haruslah terus diperjuangkan karena bagaimanapun kita harus menerapkan 3T dalam ber-IPM yakni, Tertib Ibadah, Tertib Organisasi dan Tertib Ibadah.

Karena pada dasarnya berorganisasi telah banyak mengajarkan kita tentang pentingnya mengatur waktu. Hal ini berawal dari hal yang memang dianggap kecil oleh sebagian orang, yaitu dengan membuat perencanaan jadwal acara yang dapat melatih kita dalam menempatkan diri dan mengatur segala hal yang melibatkan banyak orang. Mulai dari bagaimana melakukan audiensi ke seseorang yang berkenaan dengan kegiatan yang akan melibatkan mereka yang kemudian saling mengeluarkan pendapat terhadap gagasan-gagasan yang akan kita agendakan.

Dalam hal ini teknik lobbying harus benar-benar dikuasai oleh kader IPM. Karena bagaimanapun seseorang yang mungkin akan kita hadapi adalah orang yang sudah memiliki pengalaman dimana-mana. Hal ini semakin menguji tingkat wawasan kita dalam mempertahankan argumen.

Ketika kita mencoba mempertahankan dan kita mampu mengawali hal tersebut maka itu menjadi prestasi yang dimiliki individu itu sendiri atau bahkan organisasi yang mereka amanahkan. Karena seiring dengan berjalannya waktu, dinamika-dinamika organisasi akan semakin besar dan kita akan dituntut untuk terus berubah dan berinovasi dengan mempertahankan nilai dari sisi ideologisnya.

Kemudian salah satu cara untuk mempertahankan nilai ideologis tersebut para kader IPM diharapkan mampu menerjemahkan tentang apa yang telah mereka baca dari sudut pandang yang berbeda salah satunya adalah terkait dengan keadaan lingkungan hidup disekitar kita yang semakin hari semakin hilang.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010-2015, Prof. Dr. H. Din Syamsudin, MA. dalam buku “Muhammadiyah Untuk Semua” mengatakan bahwa keadaan ekologis dunia saat ini  sudah sampai pada keadaan yang collapse yang bersifat kumulatif. Para tokoh-tokoh dunia berpendapat ada sesuatu yang salah terhadap lingkungan  hidup kita.

Kerusakan sangat berhubungan erat dengan keadaan masyarakat, kesenjangan hidup dan kemiskinan. Dalam melihat realita tersebut dibutuhkan sebuah riset tentang bagaimana hal itu bisa teratasi melalui tindakan. Walaupun tindakan tersebut tidaklah langsung membuat sebuah perubahan yang besar.

Namun, hal ini bisa dimulai dari sesuatu terkecil dari bagian hidup kita dengan cara melakukan gerakan tanpa plastik dalam lingkungan sekitar atau bisa dilakukan di Amal Usaha Muhammadiyah. Jika hal itu dilakukan di lingkungan pendidikan, maka kader IPM harus mampu mengendalikan teman-temannya.

Salah satu contohnya ketika jam istirahat. Segala hal yang berbenturan dengan plastik tidak boleh memasuki ke area lingkungan pendidikan. Hal ini akan menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar mereka dan menjadikan media pembelajaran tambahan yang akan mereka terima diluar ruang kelas. IPM akan dikenal sebagai tempat bagi mereka menemukan Ilmu baru, menjadi ruang untuk mereka berfikir dan mewujudkan rasa empati terhadap sesamanya.

• • Penulis adalah Baharuddin Yusuf Maulana, Sekretaris Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PW IPM Jawa Barat
  • Substansi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis