IPM.OR.ID, SOLO – Dalam rangka menindaklanjuti dampak negatif dari modernisasi, Pelajar Islam Surakarta yang terdiri dari IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), PII (Pelajar Islam Indonesia), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama), dan IPNU (Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama) mendeklarasikan Gerakan Pelajar Islam Surakarta. Selain itu, kegiatan ini dihadiri pula Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU), Keluarga Besar Peljar Indonesia (KBPI), Polisi Resor Kota (POLRESTA), Komando Daerah Militer (KODIM), Dinas Pendidikan, DISPORA, dan perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (28/10/2020) yang berlokasi di Hotel Sahid Jaya Solo. Deklarasi ini mengundang lebih dari 200 pelajar kota Surakarta. Harapan besar deklarasi ini diharapkan supaya bisa bisa menemukan solusi bersama dalam memerangi permasalahan di kalangan pelajar. Selain itu, dapat mempererat ukhuwah islamiyah dalam berkolaborasi dan bersinergi bersama.
Ketua Pelaksana, Ruzain Zarir Syaifullah Ahmad mengatakan bahwa Deklarasi Pelajar Islam Solo ini dilakukan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda. Selain itu, kegiatan yang diinisiasi oleh para pelajar tersebut sekaligus demi menjaga ukhuwah Islamiyah.
“Tujuan dari deklarasi ini adalah mempererat persaudaraan di antara para pelajar Islam di Kota Solo. Kami sebagai pelajar berharap lewat pergerakan ini bisa saling menguatkan satu sama lain. Kami juga ingin menunjukkan pelajar itu juga nasionalis, jadi jangan diragukan nasionalisme kami,” katanya.
Deklarasi Gerakan Pelajar Islam Surakarta berkomitmen dan bertekad untuk:
Pertama, Merawat dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di kalangan Pelajar Islam serta memperkuat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kebangsaan menuju masa depan Indonesia maju
Kedua, Menguatkan falsafah Pancasila yang dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa serta melindungi dari ideologi yang bertentangan dengan ideologi NKRI.
Ketiga, Merawat dan memperkuat kembali prinsip-prinsip agama dalam berbangsa, bernegara, serta bermasyarakat.
Keempat, Mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, dan segala
bentuk perilaku pergaulan bebas, serta Bullying di kalangan pelajar.
Kelima, Mencegah penyebaran hoaks dan penggunaan isu SARA untuk kepentingan pilkada dan berbagai bentuk pemilihan pemimpin lainnya demi kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian di masyarakat. (ruz/inas)
