Militansi : Kader Biologis atau Kader Ideologis?

Militansi : Kader Biologis atau Kader Ideologis?

OpiniOpini Pelajar
2K views
1 Komentar

[adinserter block=”1″]

Militansi : Kader Biologis atau Kader Ideologis?

OpiniOpini Pelajar
2K views

Mendengar kata militansi pasti yang ada di benak kita adalah perjuangan ataupun pengorbanan yang tidak ada matinya. Ya, benar saja, menurut KBBI, militan berarti semangat tinggi, penuh gairah dan berhaluan keras. Namun secara umum, militan diartikan sebagai sesorang yang  penuh semangat dan gairah serta aktif dalam melakuan sesuatu dengan metode yang tegas. Dalam berorganisasi, pastinya kita sudah terbiasa dengan yang namanya kegiatan, dari kegiatan harian, mingguan dan bulanan. Apalagi di IPM, tidak senang rasanya jika seharian itu tidak ada kegiatan, itulah seni dalam berorganisasi.

Di tengah situasi pandemi saat ini, ingin rasanya melakukan kegiatan out dor bersama tema-teman, jalan-jalan sambil nganterin proposal kegiatan, asyik bukan. Apalagi ada agenda musyawarah ataupun konferensi, gak kebayang harus melakukan semuanya secara online. Tapi sebagai kader kita tidak boleh mengeluh bahkan menyerah karena kita dididik untuk hal yang seperti ini, esensi dari perkaderan bukanlah terletak pada gelar kader senior dan lain-lain, melainkan aktualisasi nilai-nilai yang telah kita dapatkan semasa mengikuti perkaderan hingga melahirkan kesalehan individu maupun sosial yang nantinya kita terapkan dalam bermasayarakat.

Dalam aktualisasi nilai inilah akan kelihatan mana kader yang betul-betul serius dalam mengurus organisasi (Kader Militan) dan mana yang hanya sekedar numpang nama saja (kader keartisan). Berbicara tentang kader militan, sesuai judul tulisan ini, siapa sih yang lebih militan, kader biologis atau kader perkaderan umum?. Untuk menjawab pertanyaan itu mari kita lihat dulu pengertian dari kader biologis dan kader perkaderan umum.

  • Kader Biologis

Kader biologis adalah orang yang lahir dari keluarga yang sudah menjadi warga muhammadiyah. Secara otomatis dia sudah termasuk sebagai kader Muhamadiyah.

  • Kader Ideologis

Kader ideologis adalag orang-orang yang bermuhammadiyah, gelar kader muhamadiyah melekat padanya karena telah mengikuti pendidikan ataupun perkaderan-perkaderan yang ada di persyarikatan muhamadiyah. Hal itu ditandai dengan tergabungnya ia dalam struktur organisasi Muhamadiyah, mulai dari ortom hingga ke majelis-majelis Muhamadiyah.

Jika dilihat dari pengertian tersebut memang bisa kita simpulkan bahwa yang lebih militan adalah kader biologis, sebab apapun pergerakan yang ia lakukan mengenai Muhamadiyah pasti keluarga ikut mendukung. Beda dengan kader ideologis yang notabenenya bukan berasal dari keluarga Muahammadiyah, ketika hendak mengikutu kegiatan muhammadiyah harus mencari cara, beribu-ribu cara agar bisa berkecimpung untuk mengurus kegiatan tersebut. jika kita melihat dari nasab atau keturunan, yang berpeluang besar untuk berjuang di persyerikatan adalah kader biologis, tapi jika kita melihat dari segi tantangan dan perjuangan, kader ideologis lah yang memiliki militansi, sebab perjuangnya cukup keras, baik berjuang di internal (Persyerikatan) Maupun eksternal (Keluarga).

Namun jika kita lihat realita, banyak kader biologis yang tidak mau mengurusi perserikatan, meskipun tidak semua. Justru kader ideologis lah yang giat dalam memajukan serta mengembangkan perserikatan untuk kemaslahata umat. Sejatinya, militansi atau tidaknya seseorang itu tergantung dari seberapa besar kecintaan dan kesadaranya dalam berorganisasi. Sebuah perjuangan tidak akan mungkin ada kalau tidak dilandaskan rasa cinta.

Tulisan ini saya buat bukan untuk membandingkan antara kader biologis dan kader ideologis, melainkan sebagai bahan renungan kita sebagai kader, sudahkan timbul rasa cinta dalam perserikatan, hingga cinta itu memunculkan perjuangan dan pengorbanan. Semua kader itu sama, sama-sama bisa memperjuangkan ikatan terkhusus memperjuangkan perserikatan Muhammadiyah.

“Jangan Tanya apa yang telah Muhammadiyah berikan kepadamu, tapi tanyalah dirimu apa yang sudah kau berikan untuk Muhammadiyah”

*) Catatan

  • Penulis adalah Rahmat Ketua Umum PC IPM Palu Barat (2017-2019)
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.
Mampukah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Mencerahkan Alam Pelajar?
Akun Tidak Resmi IPM, Pentingkah?
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

1 Komentar. Leave new

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.