IPM.OR.ID., JEPARA – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Jepara ikut merayakan Hari Lahir Pancasila dengan mengadakan Diskusi Online (Diskon) secara daring dengan mengangkat tema “Implementasi Nilai Pancasila dalam Proses Kaderisasi IPM terhadap Pelajar di Era Society 5.0”, pada Senin (3/6/2024).
Ketua Umum PD IPM Jepara Muhammad Risfandi Putra mengatakan, bahwa Pancasila harus hadir menjadi tonggak utama dalam setiap proses perkaderan yang ada di IPM.
“Jika kita lihat melalui sejarahnya, proses perumusan Pancasila lahir dari usulan-usulan tokoh Muhammadiyah. Ini yang kemudian yang menjadi spirit bagi kita sebagai kader bangsa. Melalui diskusi ini harapannya IPM tidak hanya menang kandang, tapi juga menang tandang, tiap ruang-ruang publik yang ada, anak IPM harus masuk ke sana,” kata Risfandi.
Kegiatan ini mengundang Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah Rezza Fahlevi sebagai pembicara.
Menurut Rezza, walaupun Pancasila dirumuskan pada zaman dulu, tetapi nilai-nilainya masih relevan dengan zaman, bahkan akan selalu relevan.
“Nilai-nilai dari Pancasila ini harus menjadi renungan kita bersama di IPM. Hal ini dapat kita coba internalisasikan dalam kaderisasi. Penguatan ideologi ini kan kita lakukan dalam perkaderan, salah satu contoh kecilnya adalah melalui lagu-lagu yang kita nyanyikan dalam kegiatan, bagaimana kita tidak hanya menyanyikan saja, tetapi juga menghayati maknanya,” ujar Rezza.
“Dalam kegiatan kaderisasi, implementasi nilai pancasila ini menjadi penanaman jati diri bangsa dalam diri pelajar, ini yang perlu dipahami. Jadi, selain memegang ideologi keislaman dan kemuhammadiyahan, kita juga perlu memegang ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa. kegiatan tidak dilakukan tanpa penghayatan dalam diri,” tambah Rezza.
Lebih lanjut, Rezza juga mengajak kita untuk merefleksikan diri apakah kita sudah mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam setiap kegiatan IPM.
“Sejauh mana IPM berdampak menjadi hal yang diperhitungkan hari ini, sejauh ini IPM masih dinilai eksklusif, padahal seharusnya tahu caranya agar bisa berdampak bagi seluruh pelajar, IPM harus inklusif,” ucap Rezza.
Untuk itu, menurut Rezza di Era Society 5.0 ini kader-kader IPM tidak boleh menjauh dari dunia digital, terlepas dari apapun latar belakang kader-kadernya.
“Gen Z per hari ini lebih suka diskusi di media sosial, jadi diskusi tidak hanya melalui platform resmi seperti dalam perkaderan, pelatihan, atau kegiatan lainnya, tapi juga melalui platform non resmi seperti media sosial,” ujar Rezza.
Di akhir, Rezza menekankan kepada para peserta untuk selalu memegang nilai-nilai Pancasila selain nilai-nilai dari IPM, Muhammadiyah, dan Islam.
“IPM perlulah kiranya merefleksikan diri dari nilai yang dimiliki, yang dipegang, kita perlu untuk bersama-sama menguatkan nilai kita (IPM) dan ideologi pancasila karena tidak bisa dipungkiri kita mengalami degradasi nilai, ini yang juga perlu menjadi refleksi kita bersama,” pungkas Rezza. *(Yud)
