Sekolah Advokasi Pertama di Banten, Tumbuhkan Budaya Penggagas

Sekolah Advokasi Pertama di Banten, Tumbuhkan Budaya Penggagas

BantenBerita
1K views
Tidak ada komentar

[adinserter block=”1″]

Sekolah Advokasi Pertama di Banten, Tumbuhkan Budaya Penggagas

BantenBerita
1K views
IPM.OR.ID, BANTEN – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Banten gelar Sekolah Advokasi pada Senin – Minggu lalu (21-27/12/20).

Kegiatan yang megusung tema “Berkolaborasi, Menggembirakan Advokasi,” ini merupakan proses pendidikan terhadap kader-kader IPM di lingkungan IPM Banten agar lebih mengenal dan memahami konsep advokasi serta ranah garapannya.

Pertama kali menggelar Sekolah Advokasi, PW IPM Banteng memadukan proses daring dan luring. Kegiatan berjalan dengan 3 materi, 1 sharing session, dan 3 sesi Focus Group Discussion secara daring pada (21-23/12). Lalu, dilanjutkan luring dengan materi metodologi pada (26-27/12) di Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Serpong, Tangerang Selatan dan Pusat Dakwah Muhammadiyah Pontang, Kabupaten Serang.

Meskipun Covid-19 belum reda, 24 peserta dan panita tetap mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan berjalan menggembirakan dengan didukung narasumber-narasumber yang kece.

“Demi memecah kerumunan, dan meminimalisir mobilitas kami pun menyelenggarakannya di dua tempat berbeda dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dan peserta senang sekali dihadirkan narasumber hebat.” terang Mukhtara Rama selaku Ketua Bidang Advokasi.

Proses daring dan luring ini diterapkan atas dasar kondisi pandemi yang juga belum reda. Materi dan diskusi yang sifatnya teoritik dilaksanakan secara daring, sedangkan pengenalan metodologi yang banyak praktik dan perlu intensitas diskusi tinggi dilakukan secara luring demi target yang maksimal.

“Adapun tindak lanjut dari Sekolah Advokasi ini ialah memasifkan sekaligus memperluas berbagai upaya penyadaran, dan pencerdasan yang telah dilakukan dengan melaksanakan berbagai macam kanal diskusi terkait isu advokasi, forum pertemuan, dan penyelenggaraan Sekolah Advokasi yang lain dengan target yang lebih spesifik,” jelas Rama.

Rama juga menegaskan selesainya pelaksanaan Sekolah Advokasi ini tidak serta merta membuat kewajiban PW IPM Banten selesai dalam mengupayakan terbangunnya kultur advokasi di lingkungan IPM Banten, namun sebaliknya.

“Ini justru menjadi awal perjuangan, setelah ini perlu dilakukan proses pendampingan kultural agar tindak lanjut menjadi sebuah bola salju yang kian hari bergulir makin besar dampaknya”, tutup Rama.

Sehubungan dengan itu, Alvin Esa Priatna selaku Ketua Umum juga mengharapkan Sekolah Advokasi dapat menjadi pemantik tumbuhnya budaya advokasi di lingkungan PW IPM Banten.

“Sekolah Advokasi ini adalah jawaban akan kebingungan yang selama ini menghinggapi kader dan pimpinan tentang bagaimana advokasi di IPM ini bekerja. Mudah-mudahan setelah ini para kader dan pimpinan akan tertanam jiwa advokasi serta gambaran tentang kerja-kerja nyata advokasi di ranah pelajar,” harapnya.

Hadir pada Sekolah Advokasi ini, Hilal Fathurrahman, Al Bawi, dan Abid Mujaddid dari PP IPM, Racha Julian dari PW IPM DIY, Riandy dari PW IPM Jatim, dan Sayyid Ridho dari PW IPM DKI Jakarta. *(rama/iant)

Tags: , ,
Sudah Saatnya Stereotip Kuno Tentang Anak IPS Diruntuhkan
Bukan Nikah Muda yang Kita Butuhkan, Tetapi Menikahkan Ide dan Gagasan
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.