IPM.OR.ID., SURABAYA – Latar belakang adanya kegiatan Reduce, Reuse, Recycle Kenjeran (R3K) yakni menindaklanjuti gagasan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Kenjeran sendiri yang telah disusun pada awal kepemimpinan periode 2021-2023, di mana PC IPM Kenjeran sepakat membawa 3 gagasan, yakni perkaderan aktif, ruang intelektual, dan literasi agama dengan landasan dasar tagline #KitaPelajar yang menjadi identitas PC IPM Kenjeran.
Dalam penyelenggaraannya, R3K berada pada lingkup ruang intelektual, di mana kita sebagai pelajar harus mampu terus berinovasi serta memperbanyak ilmu dengan senantiasa membuat pergerakan, salah satunya yakni mengambil peran terhadap lingkungan.
Kegiatan ini sendiri menjadi perantara antara pelajar dengan lingkungan yang kini semakin marak dengan adanya permasalahan banyaknya sampah non-organik di lingkungan sekitar akibat kurangnya kesadaran akan pengelolaan sampah non-organik itu sendiri.
Bertempat di SMP Muhammadiyah 15 Surabaya, pada Ahad (19/2/2023), Ketua Umum PC IPM Kenjeran Rakan Pratama menyampaikan harapan dari diadakannya kegiatan ini adalah agar peserta tidak hanya menghasilkan sampah saja, melainkan juga bisa kembali mengolahnya.
“Harapannya teman-teman senantiasa dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, serta dapat merefleksi diri bahwasanya sudahkah kita sebagai pelajar turut mengambil peran terhadap lingkungan yang senantiasa memberi kita kehidupan dan lebih bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat terhadap lingkungan.” tutur Rakan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Anggota Bidang Lingkungan Hidup PD IPM Kota Surabaya Adinda menyampaikan dalam Talkshow Pengelolaan Lingkungan tentang prinsip Zero Waste yang sedang menjadi tren saat ini.
“Sebanyak apapun sampah, kita tidak bisa benar-benar terbebas dari sampah, melainkan lebih kepada pengendalian diri untuk tidak lagi konsumtif pada barang sekali pakai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” jelas Adinda.
Tidak berhenti pada pengkajian materi saja, yang terbagi dalam lima kelompok melakukan aksi pengelolaan sampah non-organik itu secara langsung. Dengan dana yang relatif sedikit mulai dari Rp5000-Rp20.000,- mereka dengan semangat menghias dan membentuk karya dengan bahan dasar sampah yang dapat diolah kembali, seperti botol plastik, gelas plastik, kardus bekas, dan lain-lain yang telah disediakan oleh panitia, sehingga terciptalah segudang karya, seperti vas bunga, lemari mini, pot bunga, kotak pensil, bahkan hiasan dinding. *(Ulfa/Yud)
