Peduli Iklim Bumi, Muktamar XXIII IPM Gelar Pawai Budaya di Medan

Peduli Iklim Bumi, Muktamar XXIII IPM Gelar Pawai Budaya di Medan

Muktamar XXIIISumatera Utara
1K views
Tidak ada komentar

Peduli Iklim Bumi, Muktamar XXIII IPM Gelar Pawai Budaya di Medan

Muktamar XXIIISumatera Utara
1K views

IPM.OR.ID., MEDAN – Ratusan pelajar lakukan long march dalam rangka pawai budaya pelajar untuk iklim. Pawai yang diinisiasi oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) dan My Green Leaders. Pawai ersebut dimulai dari lapangan Asrama Haji Medan dan melewati jalan Trans-Sumatera. Pelajar Muhammadiah SMP dan SMK turut meramaikan Muktamar ke-23 IPM dengan mengikuti rangkaian Kirab Marching Band pada Jumat (18/8/2023).

Ratusan Peserta Ramaikan Pawai Budaya

Pawai yang dihadiri ratusan peserta, menampilkan permainan alat drumband dengan hiasan baju adat. Pawai tersebut juga bagian dari lomba drumband. Beberapa di antaranya ialah MTsN 1 Medan, Yayasan Perguruan Al-Hikmah, Gita Bahana Muda Muhammadiyah (Muhammadiyah 50), SMP Muhammadiyah 05 Medan, SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari, Drumcorps Bahana Surya Nada MDTA Cimahi, Gita Nada Siar Muhammadiyah 1. SMP Muhammadiyah 5, SMP Muhammadiyah 8, SMP Muhammadiyah 47, SMP Muhammadiyah 49, SMP Muhammadiyah 6, MTs Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah 4, SMK Muhammadiyah 8.

Pawai yang berjalan sepanjang rute Jalan Ah Nasution (Asrama Haji) menuju Jalan Karya Sari lalu Jalan Karya Tani dan Jalan Karyawan kemudian kembali ke Jalan A.H Nasution (Asrama Haji) diwarnai dengan berbagai gerakan dan music drumband.

Kholida Annisa selaku Ketua Bidang Lingkungan Hidup PP IPM mengungkapkan bahwa kegiatan pawai ini ditujukan selain untuk menyehatkan badan bagi para peserta juga untuk mengkampanyekan kebudayaan lokal dan mengedukasi seluruh pengguna jalan tentang keadaan bumi yang sudah memasuki tahapan krisis iklim.

“Melalui pawai ini para pelajar juga mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan masalah iklim yang menjadi tanggung jawab bersama dan mengajak semua pelajar lainnya untuk turut aktif dalam menyeimbangkan lingkungan,” ungkap Kholida yang juga berperan sebagai Inisiator My Green Leaders sekaligus koordinator aksi pelajar ini.

Para pelajar menyerukan aksi perubahan untuk iklim secepatnya, dengan menggunakan poster-poster dan slogan, seperti, ‘Pelajar Indonesia menjaga Bumi, dan menyelamatkan lingkungan’, ‘Dorong Pemimpin Pro-Iklim’, ‘Bumi adalah rumah ibadah kita’, ‘Melindungi bumi adalah sebagian dari iman’, dan poster lainnya.

Pelajar Pemilik Bangsa di Masa Depan

IPM melalui My Green Leader turut mendukung aksi Faiths for Climate Change, kampanye tahunan dari Greenfaith seluruh dunia. National Coordinator Greenfaith Indonesia Hening Parlan menegaskan bahwa pelajar perlu peduli terhadap krisis iklim karena para pelajar adalah pemilik bangsa di masa depan.

“Mereka yang saat ini ada di Sekolah Menengah Atas (SMA), atau di Universitas, mereka adalah generasi yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan,” kata Hening.

Hening menyampaikan harapannya agar pelajar tahu apa yang terjadi saat ini tentang lingkungan, tentang governance atau situasi Indonesia yang sesungguhnya, termasuk juga dengan sejarahnya, kenapa Indonesia dibangun hingga saat ini berusia 78 tahun.

“Kita mendorong mereka bukan hanya mereka bertindak untuk kritis terhadap apa yang terjadi, tapi mereka juga aware dan kemudian mereka paham, kemudian mereka tahu apa yang harus mereka lakukan,” ujarnya.

Hening Parlan yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah meyakini bahwa di masa depan para pelajar yang telah paham dan peduli terhadap krisis iklim, akan terus peduli pada tempat-tempat di mana mereka berkontribusi.

“Misalnya jika mereka ingin jadi pengusaha, maka mereka akan jadi pengusaha yang hijau, kalau mereka mengetahui bagaimana sumber daya alam dengan luas dan ini harus dijaga, maka mereka akan mengerti bahwa tidak seharusnya seseorang yang melakukan investasi akan melakukan pengerukan terhadap sumber daya alam,” ungkapnya.

Peran Pelajar dalam Memilih Pemimpin di Masa Depan

Hening Parlan mendorong agar pelajar bisa menggunakan kemampuan mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi misalnya menggunakan sosial media, untuk menyuarakan suara anak muda, agar mereka bisa didengar dan bisa bersungguh-sungguh untuk belajar lebih banyak terhadap isu-isu perubahan iklim.

“Ini menjadi langkah awal terutama pada saat kita akan menghadapi Pemilu. Maka para pelajar ini bisa memulai dengan bagaimana mereka memilih pemimpin yang mempunyai perspektif lingkungan,” kata Hening.

“Tentu saja saya berharap kalau ada teman-teman mereka yang maju ke parlemen, maka mereka bisa memberikan informasi tentang bagaimana iklim dan krisis iklim, dan bagaimana mereka melakukan antisipasinya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini pula, Koordinator Dompet Dhuafa Volunteer Sumatera Utara Ahmad Luthfi Hasibuan menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam mengatasi krisis iklim.

“Kami para relawan dari Dompet Dhuafa Volunteer menyadari bahwa krisis iklim adalah tanggung jawab bersama, maka kami menyerukan ajakan kepada para pemuda Indonesia agar lebih peduli terhadap permasalahan lingkungan yang saat ini ada di sekitar kita khususnya tumpukan sampah yang sudah banyak mencemari bumi. Karena urusan bumi bukan hanya tentang “AKU” atau “KAMU” saja, tapi ini tentang “KITA” yang harus sama-sama merawat dan memeliharanya,” pungkas Ahmad di akhir wawancara. (*kho/nas)

Tags: , , ,
Datang Pertama Menjajaki Sumut, Ini Dia Cerita Peserta Muktamar Asal Kepulauan Riau!
Serba-Serbi Muktamar XXIII IPM, Begini Cerita Peserta Asal Jawa Barat
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.