IPM.OR.ID, YOGYAKARTA – Pelatihan Kader Madya Taruna Melati 3 (PKM-TM) IPM DIY resmi dibuka pada hari Ahad (12/01) bertempat di Gedung DPD RI D.I. Yogyakarta. Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh puluhan pelajar Muhammadiyah di DIY dan juga dari organisasi poros pelajar, seperti PW PII Yogyakarta Besar dan PW IPPNU DIY. Adapun TM 3 IPM DIY kali ini mengusung tema “Membumikan Aksiologi Pelajar Berdaulat”
Ahmad Hawari Jundullah, Ketua Umum PW IPM DIY mengungkapkan harapan sekaligus membakar semangat bagi para peserta dan tamu undangan, “Kita disini sebagai pelajar DIY yang punya keistimewaan sebagai kota pelajar, sudah sepatutnya kita harus membuktikan, bahwa yang harus ditonjolkan dari pelajar adalah segi intelektualitas, spiritualitas dan religiusitas,” ungkapnya.
Kemudian, Ketua PP IPM Bidang Perkaderan, Monica Subastia dalam sambutannya turut mengapresiasi atas terselenggaranya PKM-TM 3 IPM DIY kali ini, “Saya ucapkan selamat kepada PW IPM DIY atas terselenggaranya PKM-TM 3. Semoga setelah TM 3 ini, para peserta mampu membumikan ‘Gerakan Pelajar Berdaulat’ di daerahnya masing-masing,” ujarnya.
Usai prosesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan agenda Collaboratalk yang mengusung tema “Pelajar sebagai Subjek Pendidikan Indonesia” Adapun pemantik yang dihadirkan, antara lain Drs. Muhammad Afnan Hadikusumo (Anggota DPD RI Perwakilan DIY), Muhammad Khoirul Huda, M.Pd. (Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah), dan Iman Sumarlan, S.IP, M.H.I. (MPK PWM DIY).
Dalam keynote speech-nya, Afnan memotivasi para peserta TM 3 dan para pelajar DIY, bahwa hal yang terpenting dalam kehidupan ini adalah kemandirian. Selagi masih muda dan masa depan masih panjang, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan cari pengalaman sebanyak-banyaknya seperti agenda TM 3 ini.
Sementara itu, Muhammad Khoirul Huda dari Dikdasmen PP Muhammadiyah turut memaparkan pendapatnya mengenai pendidikan di Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa pelajar mulai berserikat atas nama ideologi ketika mereka mulai mengenakan seragam..
“Walaupun menurut PISA, tingkat literasi Indonesia masih rendah, akan tetapi masyarakat Indonesia memiliki tingkat melek baca yang cukup bagus,” jelas Huda.
Sehubungan dengan hal itu, Iman Sumarlan menjelaskan mengenai sembilan persoalan pendidikan yang meliputi regulasi standar nasional pendidikan yang masih menggantung, pergantian kurikulum, carut marut kebijakan ,undang-undang pendidikan, digitalisasi pendidikan, pendidikan karakter, sistem penganggaran, pengadaan sekolah yang tidak seragam/standar, sistem belanja sekolah, masa depan buku pendidikan, pengembangan budaya literasi dengan program menulis dan meringkas. Iman mengungkapkan jika Kurikulum 2013 (Kurtilas) itu sudah bagus karena sesuai dengan pelajar abad 21. Selain itu, beliau juga menjelaskan terkait digitalisasi pendidikan, dalam hal ini seorang guru tetap tidak bisa digantikan oleh teknologi karena guru akan menjadi teladan bagi para pelajar.
“Seharusnya buku digratiskan. Buku apa saja, baik buku pelajaran maupun non-pelajaran, hal ini dilakukan agar bisa meningkatkan literasi di kalangan pelajar,” ujar Iman Sumarlan di akhir sesi bincang-bincang.
PKM TM 3 IPM DIY diikuti oleh 38 peserta, dari dalam dan luar DIY dan akan diselenggarakan pada tanggal 12-17 Januari 2020. *(dzik/fid)
1 Komentar. Leave new
[…] Demikian Informasi terbaru Mengulik Isu Pendidikan Indonesia di Pembukaan Taruna Melati 3 IPM DIY – Ikatan Pelajar Muhammadiyah , semoga dapat menambah wawasan , referensi dan bermanfaat. Sumber […]