Memaknai Milad sebagai Momen Kolaborasi

Memaknai Milad sebagai Momen Kolaborasi

Milad 59 IPMOpiniOpini Pelajar
1K views
Tidak ada komentar

[adinserter block=”1″]

Memaknai Milad sebagai Momen Kolaborasi

Milad 59 IPMOpiniOpini Pelajar
1K views

Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dikalangan pelajar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. IPM berasaskan Pancasila dan memilki maksud dan tujuan sebagai organisasi pelajar untuk terbentuknya Pelajar Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.

Dalam perjalanannya tak terasa sekarang sebentar lagi IPM akan menginjak usia ke-59 tahun. Tentu banyak sekali aktivitas yang terjadi dan telah dilewati. Maka pada moment milad ke-59 sebagai rumah kreatif pelajar Indonesia, Pimpinan Pusat IPM mengangkat atmosfer perayaan milad pada kali ini dengan mengadakan serial kumpulan cerita yang menghimpun cerita pelajar seluruh Indonesia dan mengangkat tema “Berkarya Bersama, Mencerahkan Semesta”.

Pada momen milad ke-59 ini pula, PP IPM sebagai salah satu lokomotif pergerakan pelajar di Indonesia mengajak dan memaknai bahwa pelajar Indonesia adalah semangat perjuangan dalam berkolaborasi mewujudkan pelajar yang kreatif dan inovatif hingga milad ini dapat dirayakan dan dirasakan kebahagiaannya secara bersama. Momen milad ini juga mengilustrasikan betapa pelajar Indonesia mencintai bumi pertiwi melalui persembahan sebuah kompilasi buku berjudul “Catatan Pelajar Indonesia untuk Nadiem Makariem”

Milad Terasa Berbeda

Pada momen milad sebelumnya dapat kita rayakan secara gegap gempita. Dengan panggung dan penampilan secara live, kita dapat saling bertegur dan bertutur sapa. Tak ada ketakutan yang hadir menyelimuti di ruang-ruang kebersamaan. Namun kali ini perayaan Milad sungguh terasa berbeda, tidak lain dan tidak bukan ialah karena Covid-19. Regulasi pemerintah mengatur bahwa setiap orang wajib menjaga jarak satu sama lain, selalu menjaga kebersihan, menggunakan masker dan beberapa peraturan yang lainnya. 

Ada lagi kebijakan pemerintah seperti Work From Home (WFH) yang mengharuskan untuk bekerja dan beraktivitas di rumah, tidak terkecuali bagi pelajar di Indonesia. Semua tatanan berubah, mulai dari sistem pembelajaran, tugas yang diberikan dan keseharian pelajar pada umumnya. 

Tentu tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi, walau dalam daya upaya apapun yang dilakukan semuanya berniat baik, yakni mengurangi penyebaran virus Covid-19.  Namun, jangan sampai ini menjadi penghalang dalam upaya kita sebagai pelajar untuk terus menghasilkan karya. Milad kali ini memang berbeda, tetapi namun dalam semangat, tidak ada yang berkurang apalagi mengurangi esensi yang terkandung sebagai ajang berkarya dan merefleksikan apa yang telah dan akan dilakukan.

 

Menulis adalah Ibadah

Ada pepatah mengatakan “Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati menginggalkan belang”, lalu manusia? Sebagai manusia yang Allah ciptakan sempurna apakah pantas hanya meninggalkan nama? Dari metafora diatas sejatinya kita dapat menggambarkan bahwa tugas manusia tidak hanya meninggalkan nama. Sebagaimana yang termaktub dalam surat Az-zariyat ayat 56 yang artinya “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaku”. 

Lalu, sebagai pelajar ibadah apa yang dapat dilakukan? 

Melihat dari surat al-Qalam ayat 1 yang artinya “Nuun, demi pena dan apa yang dituliskannya”, maka kita dapat menyikapi ayat ini sebagai ajang untuk beribadah selemah-lemahnya iman, yaitu menulis sebagai ghiroh bagi pelajar.

Hal ini juga dipertegas dengan Imam Syafi’i yang mengatakan “Ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan didalam karung, menulis adalah ikatannya”, lalu ada ungkapan yang menarik seperti “Ikatlah ilmu dengan menulis” dari Ali bin Abi Thalib. 

Sejalan dengan semangat Nun, semangat menulis yang akan menjadi stimulus pelajar dalam menghasilkan karya yang abadi dan memberikan manfaat yang terus mengalir walaupun penulis sudah tidak didunia yang sementara ini lagi. “Aku ingin hidup seribu tahun lagi” – Chairil Anwar.

Enam puluh dua karya tulis dalam ajang creative writing pada Milad IPM ke-59 yang tersebar dari penjuru Indonesia telah menegaskan bahwa pelajar hadir bukan hanya duduk dibangku lalu mendengarkan celotehan guru, juga tidak hanya ingin duduk diam menjadi penonton setia. Mereka hadir dan ingin menjadi pelajar yang memberikan kontribusi nyata melalui kreatifitas yang mereka curahkan. 

Pelajar merupakan salah satu ruh dalam aspek dan tatanan kehidupan masyarakat. Layaknya akar pada tumbuhan, pelajar ialah penyokong dan pemerkokoh kestabilitasan di setiap kehidupannya, ia juga akan menyerap semua dasar keilmuan yang komprehensif dari sumber-sumber kehidupan. Pelajar juga merupakan the man of idea and action dalam gerakan heroik yang tidak akan pernah berhenti melahirkan generasi-generasi pelurus bukan hanya penerus, generasi unggul yang mencerahkan.

Maka pada momen milad ini, tak aneh rasanya bahwa ini adalah momen meningkatkan iklim kolaborasi pelajar di Indonesia. Menyatukan segenap pikiran yang diharapkan dapat mendorong Pelajar di Indonesia agar terus berkarya dengan memunculkan ide-ide orisinil sebagai iron stock dalam menyongsong masa depan. 

*) Catatan

  • Penulis adalah M. Furqan Ramli (Sekretaris Jenderal PP IPM 2018-2020)
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.

 

Kultweet Trending #Milad59IPM
Rayakan Milad 59, IPM Jateng Adakan Nobar Apel Pelajar Melalui Zoom
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.