Literacy E-Camp 2020 Kumpulkan Gagasan Aktivis Literasi
YOGYAKARTA, IPM.OR.ID – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menggelar acara Literacy E-Camp 2020 secara daring. Jika biasanya diselenggarakan secara tatap muka, tahun ini Literacy Camp dilakukan secara daring sehingga dinamai Literacy E-Camp.
Meskipun dengan kondisi serba terbatas, kegiatan ini diadakan agar budaya literasi terus berkembang di kalangan pelajar dan anak muda. Kegiatan ini mengusung tema Bright Empower. Tema ini dipilih dengan harapan pelatihan ini bisa memberikan pencerahan, pencerdasan, dan pemberdayaan kepada peserta agar menjadi pegiat literasi yang andal.
Pada pembukaan Literacy E-Camp 2020 Jumat (06/11), Ketua Panitia, Samani menyampaikan sambutannya di hadapan 50 peserta yang berhasil lolos tahap seleksi Literacy E-Camp 2020.
Samani mengucapkan selamat atas terpilihnya para peserta dan berharap para peserta bisa menjalani seluruh agenda kegiatan sampai akhir.
Meskipun diadakan secara daring, kegiatan ini memiliki substansi yang sama dengan Literacy Camp yang diadakan secara luring.
“Literasi akan menjadi sebuah menjadi tugas besar bagi Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) PP IPM agar pimpinan bisa membudayakan literasi sampai ke akar rumput sehingga sebuah akar akan kuat kalau sudah membudayakan literasi disamping literasi akan melewati tantangan seiring berubahnya zaman,” ucap Samani dalam sambutannya di pembukaan Literacy E-Camp 2020.
Selain itu, Hafizh Syafaaturrahman Ketua Umum PP IPM 2018-2020 juga mengucapkan atas lolosnya para peserta pada kegiatan Literacy E-Camp 2020.
“Saya harapkan para alumni Literacy E-Camp 2020 ini bisa mengetahui di mana posisi keilmuan ikatan pelajar muhammadiyah itu sendiri. Jadi, bukan dalam konteks membaca dan menulis tetapi melebihi dari literasi itu sendiri. Literasi yang lebih adalah bagaiamana perilaku dia itu hasil dari bacaan itu sendiri. Jadi, orang yang berilmu itu orang yang berperilaku atas apa yang dibaca dan diresapi,” ucapnya.
Hafizh juga memaparkan bahwa literasi yang harus dikembangkan itu harus menyeluruh. Terlebih, saat ini banyak kegiatan yang dilakukan secara virtual. Maka, kualitas dan kuantitas membaca itu harus tinggi. Jadi, kedalaman dan frekuensinya harus seimbang.
“Mencerdaskan dan mencerdaskan secara keseluruhan tidak bisa kalau pribadinya tidak tercerahkan. Oleh karena itu, saya harapkan para peserta bisa mengumpulkan gagasannya melalui pelatihan ini,”pungkas Hafizh.
Kegiatan ini memiliki beberapa follow up, yaitu peserta bisa memiliki 3 hal pokok, yakni agar peserta memiliki kemampuan menulis, bisa memberdayakan komunitas, dan mampu menggunakan teknologi.