Menjaga “izzah” dan “iffah” di era modern seperti saat ini memang tidak mudah. Banyak hal dan tantangan yang dapat menggoyahkan keimanan. Berbagai macam hiburan dan tontonan negative di media sosial sudah menjadi hal yang biasa dilihat bahkan Pergaulan bebas sudah menjadi fenomena sosial yang marak dikalangan generasi muda. Maka tak heran jika Perempuan di zaman modern ini banyak yang kehilangan rasa malu nya karena pergaulan bebas, itulah yang menyebabkan meraka lupa dalam menjaga “izzah” dan “iffah”nya sebagai perempuan.
Menjaga “Izzah” dan “Iffah” di Zaman Modern ini Sulit untuk Dilakukan?
“Izzah” adalah kata dalam bahasa Arab yang bermakna kemuliaan, kehormatan dan kekuatan. Konsep “izzah” berasal dari Rabbul ‘Alamin, karena pada dasarnya hanya Allah yang sebenar-benarnya memiliki “izzah” dan menamai diri-Nya Al Aziz, Maha Mulia.
Sementara “iffah” adalah kata dalam bahasa Arab yang bermakna menahan diri sepenuhnya dari perkara yang Allah haramkan. Seseorang yang afif akan menjauhkan dirinya dari hal-hal yang diharamkan Allah walaupun jiwanya cenderung pada hal itu.
Secara keseluruhan “izzah” dan “iffah” adalah akhlak yang tinggi dan mulia yang dicintai oleh Allah. Akhlak ini merupakan sifat dari hamba Allah yang salih, senantiasa memuji keagungan Allah, takut pada siksa serta murka Allah dan selalu mencari keridaan-Nya.
“Izzah” akan menjadi kehormatannya sebagai seorang perempuan dan Iffah akan menjadi kesucian dirinya dengan mejaga rasa malu. Malu dalam Islam adalah sebagian dari akhlak muslim dan sebagian dari iman. Tak heran jika “izzah” dan “iffah”diidentikkan dnegan perasaan malu yang harus dimiliki seorang perempuan. Dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (H.R. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain)
Media sosial saat ini dipenuhi dengan konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam yang dapat mempengaruhi kaum perempuan untuk meninggalkan “izzah” dan “iffah” mereka. Bahkan, tren yang sedang popular dapat membuat mereka merasa perlu untuk menunjukkan sisi karakternya secara terbuka tanpa filter yang tegas. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memiliki filter yang baik dan tegas dalam menggunakan media sosial dan menghadapi godaan-godaan yang dapat menggoyahkan keimanan mereka.
Tantangan Perempuan di Zaman Modern
Zaman modern yang kita jalani saat ini membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu perubahan yang signifikan adalah dalam hal cara berpakaian dan menutup aurat. Bagi perempuan, menutup aurat adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi. Namun, di zaman modern ini, perempuan dihadapkan pada banyak tantangan untuk tidak menutup aurat.
Adapun salah satu tantangan yang dihadapi kaum perempuan adalah tantangan internal yaitu dalam diri mereka sendiri. Banyak dari mereka yang merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri ketika menutup aurat. Mereka mungkin merasa bahwa menutup aurat akan membuat mereka terlihat kuno atau tidak modern. Selain itu, banyak perempuan yang juga merasa terpengaruh oleh budaya populer yang menganggap bahwa menutup aurat adalah tidak penting.
Selain tantangan internal, perempuan juga dihadapkan pada tantangan eksternal. Banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya menutup aurat bagi perempuan mukmin. Mereka mungkin akan menilai perempuan yang menutup aurat sebagai kuno atau tidak modern. Selain itu, banyak juga media yang menampilkan gambaran yang tidak tepat tentang perempuan yang menutup aurat.
Maka, perempuan mukmin perlu memiliki kesadaran yang kuat tentang pentingnya menutup aurat. Mereka perlu memahami bahwa menutup aurat bukan hanya tentang kewajiban agama, tetapi juga tentang menjaga kesucian dan kehormatan diri. Selain itu, muslimah juga perlu memiliki dukungan dari keluarga dan masyarakat untuk menutup aurat. Dengan demikian, muslimah dapat merasa lebih percaya diri dan nyaman ketika menutup aurat.
Syariat Islam juga mengingatkan kepada kita bahwa perempuan harus menjaga diri dan keluarganya. Dalam firman-Nya yang terdapat dalam QS Al- Ahzab ayat 59 dijelaskan:
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak perempuan, dan perempuan-perempuan mukmin agar mereka mengulurkan jilbabnya. Dengan demikian mereka lebih mudah dikenal dan mereka tidak akan diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al Ahzab ayat 59)
Menjaga “Izzah” dan “Iffah” sebagai Perempuan Berkemajuan
Terkait penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa pergaulan bebas perempuan zaman ini sangatlah miris. Maka sebagai Ipmawati yang berkemajuan kita harus menjaga “izzah” dan “iffah” di era modern dengan sebaik baiknya dan mengindari perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Ipmawati adalah sayap perempuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Maka untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Ipmawati memiliki peran yang penting sebagai role model dalam menjaga “izzah” dan “iffah”di era modern.
Ipmawati dapat berperan sebagai role model dalam menjaga izzah dan iffah di era modern dengan cara:
- Menjadi contoh yang baik dalam menjaga kesucian dan kehormatan diri.
- Membagikan pengetahuan dan pengalaman tentang pentingnya menjaga “izzah” dan “iffah”.
- Membantu dan mendukung anggota Ipmawati lainnya dalam menjaga “izzah” dan “iffah”.
- Mengembangkan program dan kegiatan yang dapat membantu menjaga “izzah” dan “iffah”.
Dalam hal ini, diperlukan strategi yang kuat supaya Ipmawati dapat menjadi role model yang baik bagi perempuan di zaman modern seperti sekarang ini. Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh Ipmawati dalam menjaga “izzah” dan “iffah”adalah:
- Mengadakan pelatihan dan workshop tentang pentingnya menjaga “izzah” dan “iffah”.
- Membagikan materi dan sumber daya tentang menjaga “izzah” dan “iffah”.
- Mengembangkan jaringan dukungan untuk anggota Ipmawati yang memerlukan bantuan dalam menjaga “izzah” dan “iffah”.
- Mengadakan kegiatan yang dapat membantu menjaga “izzah” dan “iffah”, seperti kegiatan sosial dan keagamaan.
Maka dalam hal ini, bidang Ipmawati mengajak kepada para perempuan di luar sana untuk dapat menjaga “izzah” dan “iffah”di era modern dengan cara menjaga diri dari pergaulan bebas yang menyebabkan hilangnya rasa malu sebagai perempuan.
- Penulis adalah Aulia Rahma, Anggota Bidang Ipmawati PD IPM Lampung Timur. Kalian bisa terhubung dengannya di instagram @au.lia5491
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.