Ipmawati Berbicara: Bincangkan Kepemimpinan Perempuan dalam Tubuh IPM

Ipmawati Berbicara: Bincangkan Kepemimpinan Perempuan dalam Tubuh IPM

BeritaPP IPM
383 views
Tidak ada komentar
Ipmawati Berbicara: Bincangkan Kepemimpinan Perempuan dalam Tubuh IPM

Ipmawati Berbicara: Bincangkan Kepemimpinan Perempuan dalam Tubuh IPM

BeritaPP IPM
383 views
Ipmawati Berbicara: Bincangkan Kepemimpinan Perempuan dalam Tubuh IPM
Ipmawati Berbicara: Bincangkan Kepemimpinan Perempuan dalam Tubuh IPM

IPM.OR.ID., – Bidang Ipmawati Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) mengadakan kegiatan Ipmawati Berbicara yang membahas mengenai kepemimpinan perempuan di dalam IPM. Kegiatan yang mengangkat tema  “Quo Vadis Ipmawati” ini diadakan pada Rabu (29/5/2024) secara daring melalui Zoom Meeting.

Kegiatan ini mengundang Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Sumatera Utara Dinda Puspita dan Sekretaris Umum PW IPM Sulawesi Tenggara Nur Fahmi.

Diskusi diawali dengan bercerita mengenai keadaan pimpinan masing-masing dilihat dari komposisi ipmawati yang ada. Nur Fahmi mengatakan di Sulawesi Tenggara sendiri Ipmawati banyak memegang peranan penting

“Yang sebelumnya hanya berpikir cukup di sekretaris bidang sekarang sudah ada di ketua bidang, mereka berpikir memiliki kekurangan dalam tenaga dan pikiran dibandingkan dengan laki-laki. Namun, sekarang di Sulawesi Tenggara mulai dari ranting sudah banyak ipmawati yang ada di bidang umum, hampir tujuh puluh persen yang ada di posisi itu,” ujar Nur Fahmi.

Sementara itu, Dinda mengatakan di Sumatera Utara sendiri sudah berdaya sejak dulu, untuk di pimpinan umum sendiri bahkan ada dua yang perempuan. 

“Untuk di setiap bidang-bidang yang ada di wilayah sendiri memang sudah banyak yang perempuan, tapi untuk di Sumatera Utara secara umum memang tidak terlalu banyak yang ada di posisi strategis, walaupun begitu ipmawati di Sumatera Utara tetap tangguh dan berdaya, bahkan ada yang terbilang vokal di forum-forum, mengalahkan laki-laki,” kata Dinda.

Berbicara mengenai kodrat perempuan berdasarkan gender, Dinda mengambil perspektifnya dari Islam. 

“Islam sendiri menilai bahwa perempuan dan laki-laki itu setara dalam harkat dan martabat. Tidak ada alasan lagi bagi laki-laki untuk merasa superior. Artinya dalam Islam memang tidak dibeda-bedakan dalam kepemimpinan,” ucap Dinda.

Lebih lanjut, Nur Fahmi mengatakan, bahwa  Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, hadirnya ipmawan dan ipmawati harusnya agar bisa saling bekerja sama. 

“Oleh karena itu, sebenarnya pemikiran perempuan tidak boleh mandiri adalah sesuatu yang tidak benar, seharusnya memang saling melengkapi, saling kolaborasi dan kerja sama, tinggal bagaimana kita bisa memposisikan diri masing-masing,” ujar Nur Fahmi.

Selain itu, Dinda menyampaikan, bahwa membawa perasaan dalam kepemimpinan perempuan itu sebuah kelebihan, adanya perasaan itu berarti mendatangkan empati yang itu bisa memupuk kerja sama dalam organisasi. 

“Jadi sebenarnya yang penting itu memilih pemimpin yang bisa mengelola emosinya dengan baik. Agak susah kalau kita memilih pemimpin yang mood-mood-an,” ungkap Dinda.

Kegiatan ini berisi diskusi mengenai posisi perempuan dalam tubuh IPM sendiri. Diskusi berjalan dengan seru karena banyak sekali pertanyaan dan tanggapan dari para ipmawati yang ikut dalam kegiatan tersebut. Hal ini menandakan bahwa keberadaan ipmawati sudah sangat diperhitungkan, maka stigma negatif tentang perempuan dalam berorganisasi sudah selayaknya dihilangkan. *(Yud)

Gelar Konsolnas, Bidang TI PP IPM Berupaya Menyelaraskan Arah Gerak
Dilema Cerita Tabu di Kalangan Pelajar
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.