IPM? Aku pertama mengenal organisasi ini saat duduk dikelas 1 SMP. Suatu ketika aku dipaksa orang tua untuk mengikuti IPM hanya karena aku kurang bersosialisasi dan minim relasi. Singkat cerita, aku dipaksa mengikuti Taruna Melati 1, saat itu aku dengan egoisnya mengatakan enggan masuk ke dalam organisasi itu baik dalam hati kata dan tindakan. Karena bagiku, kegiatan di Taruna Melati saat itu sangat membosankan.
Tapi, keadaan kini berbalik 180°, ketika aku sudah mengenal lebih jauh Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Semua penilaian ku saat pertama kali kenal dengan Ikatan ini mendadak sirna. Di dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini aku diajarkan menjadi pribadi yang lebih baik, bahkan aku yang dulu malu-malu dan takut bicara di depan umum sekarang bisa kulakukan dengan mudah, sembari terus berusaha. Di Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini saya dikelilingi pemuda-pemudi yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.
IPM: Teman, Kakak, Adik, dan Keluarga
Di organisasi ini perasaan kekeluargaan, saling melengkapi, dan menghargai sudah aku rasakan. Di Ikatan ini aku dipertemukan teman-teman, kakak-kakak, adik-adik yang membuatku lebih percaya diri dengan perasaan kekeluargaan yang sedemikian erat. Tak pernah terbenak dalam pikiranku aku bisa masuk kedalam organisasi dengan basis massa yang masih pelajar terbaik se-Asia Tenggara ini.
Menurut pendapatku, dengan bergabung ke dalam IPM sama halnya seperti mendaftarkan diri ke tempat untuk menginternalisasikan nilai-nilai terbaik, apalagi nilai ke-Islaman-nya yang berkemajuan dengan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarnya-benarnya menjadi ending target.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah terkhusus di kecamatanku sering mengadakan event-event yang sangat menarik. Di setiap kegiatan ga cuma seru aja yang didapat tetapi ilmu juga. Misalnya, dalam rangka memeriahkan Ramadan, pimpinan cabang IPMku mengadakan kegiatan jualan takjil yang dari situ pelajar dilatih jiwa enterpreneurnya, kemudian kegiatan berbagi takjil yang dari situ pelajar dilatih jiwa sosialnya. Dan pada akhirnya ditutup dengan buka bersama bersama ustadz yang dari situ bertambah wawasan dan kebersamaannya.
Aku dan IPM
Tak hanya tiga kegiatan itu, masih banyak lagi yang aku alami dalam ikatan ini seperti dalam kegiatan pelantikan PC IPM aku diminta untuk membaca janji pelajar untuk kedua kalinya dan menjadi sekretaris panitia untuk pertama kalinya. Dari membaca janji pelajar aku berlatih public speaking di depan teman-teman dan dari menjadi sekretaris panitia aku belajar bagaimana membuat surat, rundown, dan proposal yang sangat banyak dan ribet. Capek sih, tapi capek itu seakan hilang karena setiap kegiatan aku mendapat relasi baru mulai dari anak SMP – kuliahan.
Karena itulah, jika dulu awalnya aku harus dipaksa hanya untuk hadir di kegiatan IPM. Sekarang berbeda, hujan badai pun pasti aku lewati agar bisa hadir di kegiatan Ikatan tercinta ini. Berawal dari dukungan orang-orang terdekat akupun masih belum percaya bahwa aku yang memulai perjalanan Ikatan ini dengan mengikuti TM 1 secara terpaksa, sekarang berlanjut ke pimpinan cabang (PC) IPM dan mengetuai bidang Pengkajian ilmu pengetahuan (PIP). Alhamdulillah.
Dinamika? Tentu ada, dalam berorganisasi atau pun pertemanan tidak ada yang selalu baik-baik saja. Misalnya, saat rapat banyak yang molor, dan perbedaan dalam pendapat yang ujungnya menyebabkan perselisihan. Bahkan saking capeknya pernah sampai nangis, sakit, berantem, ataupun saling membicarakan di belakang. Tak jarang juga berusaha mengontrol emosi untuk berdamai dengan pikiran sendiri dengan menonton film lokal favorit.
Gembira Ber-IPM
Ketika IPM mengadakan kegiatan, jadi harus mengurus ini itu, “Duh pokoknya banyak banget deh“. Tetapi hanya karena api tersulut kecil kita jangan sampai menyimpan dendam. Lebih baik berfokus ke hal yang menyenangkan misalnya seperti tingkah para ipmawan disini yang gak kalah kocak, tidak ada jaim-jaim nya, tidak malu untuk bercanda, berbincang ataupun saling memberi saran yang dari situ lebih tercipta kenyamanan dan silaturahmi dalam organisasi ini.
Aku berharap untuk kalian semua calon Ipmawan dan Ipmawati dalam Ikatan ini, saya harap kalian menjadikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah organisasi pilihan bagi putra-putri calon tokoh persyarikatan, umat, dan bangsa.
Jadikan gerakan Ikatan ini menjadi gerakan pelajar yang kreatif. Apalagi kalau sebutan sekarang kita ini adalah generasi Z ataupun Alpha yang harus bisa memajukan negara yang dimulai dari memajukan desa sendiri. Karena seperti kata bung Hatta: “Indonesia tak akan besar karena obor di Jakarta, tetapi Indonesia baru akan bercahaya dengan lilin-lilin desa.” Dan yang paling penting dengan Ikatan ini kita bisa bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, agama, dan semesta.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula ceritaku ini dengan waktu yang sangat singkat disertai segala lebih dan kurangnya. Aku sangat berharap ceritaku ini menjadi awal yang baik untuk memberi semangat membara kepada para calon ipmawan dan ipmawati yang akan mengasah pribadinya di dalam IPM ini.
Sejauh manapun kakiku melangkah nanti takkan kulupakan IPM yang sudah terlanjur melekat dihatiku. Banyak impian orang tua dan orang terdekat yang kuletakkan dipundakku, aku tak ingin mengecewakan mereka semua, Ilmu itu untuk ditimba, bukan semata dibiarkan berlalu.
Jangan Ragu Gabung IPM!
By the way, mungkin buat kalian calon ipmawan dan ipmawati, awalnya pun juga pasti masih takut dan ragu-ragu masuk IPM. Gapapa, tetap usahakan untuk percaya diri, ya, dan yakin IPM bisa membawa kita ke dalam kebenaran di bawah pimpinan ketua bertanggung jawab. Untuk menimbulkan rasa percaya diri biasannya aku ngobrol santai dengan ketua umumku. Kadang bertanya, “Apa sih IPM itu? Seru nggak? Ada apa saja di dalam IPM, bagaimana bisa yakin untuk masuk organisasi IPM ini?” dan banyak hal lainnya.
Dan alhamdulillah tanggapannya terhadapku itu selalu positif dan menginspirasi. Seperti diceritakannya ketika pertama kali dia dilantik dalam keadaan belum tahu apa-apa dan bingung mau speak up apa ketika sambutan. Dari cerita itu saja aku bisa mengambil hikmah bahwa untuk menjadi pemimpin yang luar biasa itu berawal dari belum tahu apa-apa. Ataupun hal sederhana ketika dia harus banyak bicara dalam forum walau dalam keadaan sakit gigi, hehe. Dari hal itu saja aku bisa menarik hikmah bahwa menjadi pemimpin itu walaupun mengalami banyak persoalan harus tetap bergerak maju.
Sebenarnya masih banyak lagi hikmah yang aku ambil dari Ketua ku yang sekarang, tak lupa juga pengalaman yang menginspirasi dari kjetua umum sebelumnya. Tekad beliau yang berkobar untuk memajukan organisasi ini di kecamatannya sangat luar biasa menginspirasi tanggung jawabnya. Jadi ingat kata pak Soekarno: “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.”
Aku dan Prosesku di IPM
Sedikit cerita, sebenarnya aku ada kebiasan sering banget bolos saat ada acara-acara IPM karna minder sampe to the bone. Melihat yang lain jago public speaking, percaya diri, semangat luar biasa. Sedangkan aku yang masih belum ada apa-apanya. Tapi disaat seperti ini aku tak boleh minder dan berhenti begitu saja kan? Aku mencoba mengikuti cara mereka agar percaya diri, tidak gugup saat berbicara didepan umum, bahkan aku mempersiapkan diri sebelum naik panggung dengan mendengarkan musik, minum air putih yang cukup, jajan makanan kesukaan, membaca buku fiksi, ataupun bermain game untuk mengurangi rasa nervous nya itu. Kalian begitu ga sih? Apa cuma aku saja?
Dalam ikatan pelajar Muhammadiyah ini banyak sekali kutemui sosok-sosok pemimpin hebat, selain dua orang yang kusebut tadi ada mas Fathur ketua PD IPM Wonogiri saat ini. Ngomong-ngomong soal mas Fathur, aku jadi ingat pesan beliau saat pelantikan PC IPM saya, “saya harap ketika musyawarah cabang selanjutnya wajah-wajah yang dilantik saat ini masih sama jumlah dan orangnya untuk kemudian mendampingi penerus yang akan datang.”
Dari kalimat itupun aku merenung, bahwa ada kemungkinan nanti seleksi alam berlaku, yang awalnya mungkin 20 kader tapi nanti bisa saja menjadi 10 kader karena banyak persoalan yang terjadi. Dari itu pun aku bertekad untuk meminimalisir hal itu, agar pimpinan cabang yang diamanahkan padaku ini menjadi lebih baik lagi dari periode sebelumnya.
Bahkan terkadang aku overthinking akan bagaimana IPM kedepan nya, apa masih ada putra-putri bangsa yang ingin melanjutkan perjuangan semangat di IPM terkhusus di kecamatanku ini?
Tapi alhamdulillah ternyata presentase para ipmawan dan ipmawati saat ini meningkat dengan baik dan semoga selamanya akan terus: JAYA! JAYA! JAYA!
***
Terimakasih ya sudah meluangkan waktu untuk membaca sedikit kisah di organisasi ku. Berbicaraku tentang great leader dan great influencer tidak dengan menjelaskan apa great leader itu, ataupun bagaimana great influencer itu. Tetapi aku menghadirkan praktik langsung dari tiga sosok tadi yang menurutku great leader dan great influencer. Karena seperti perkataan K.H Ahmad Dahlan: Teladan yang Baik adalah Khotbah yang jitu.
I hope i can inspire you all. Nuun walqolamii wamaa yasturun.
- Penulis adalah Zahrah Asmara Dini, saat ini aktif sebagai Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) di PC IPM Baturetno.
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.