IPM.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Yogyakarta mengadakan Sekolah Advokasi dan Literacy Camp (LC-SA) dengan tema “Optimalisasi Pelajar Berjiwa Peka, Bangun Aspirasi dengan Literasi” di Balai Pelatihan Kesehatan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama 2 hari, Sabtu(30/8) hingga Ahad(1/9).
Nabhan Mudrik Alyaum mengatakan bahwa acara yang diikuti 40 siswa-siswi SMA se-Kota Yogyakarta dengan antusias tinggi ini berjalan lancar.
“Alhamdulillah, acara diikuti oleh 40 siswa-siswi SMA se-Kota Yogyakarta. Secara keseluruhan, acaranya lancar.”, ujar Ketua Umum PD IPM Kota Yogyakarta periode 2017-2019 tersebut.
Nabhan, menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi pelajar sesuai dengan nama acaraya. “Advokasi sendiri sesuai judulnya ialah wadah bagi para peserta untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan mereka tentang advokasi, membentuk diri lebih berjiwa peka, punya semangat advokasi untuk menyuarakan pendapat serta berani membela kebenaran. Sedangkan Literacy Camp adalah tempat pelatihan bagi para peserta untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka akan literasi yang meliputi baca dan tulis serta diskusi, menggemarkan budaya literasi sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.”, jelas Nabhan.
“Sekolah Advokasi dan Literacy Camp ini adalah bagian dari agenda aksi kolaborasi literasi dan pelajar guyub. PD IPM Kota Yogyakarta berkomitmen dalam pelaksanaan agenda aksi sebagai bagian dari usaha meningkatkan kreasi dan kolaborasi antar pelajar se-Kota Yogyakarta.”, lanjut Nabhan.
Ia mengatakan bahwa demi kesuksesan acara, pemateri yang diundang luar biasa. “Dari Literacy Camp (LC) didatangkan pendiri Rumah Baca Komunitas sekaligus penggiat literasi, Pak David Efendi. Lalu ada talkshow dengan siswa pertukaran pelajar AFS native Amerika Serikat, Waverly Nohr dan 3 siswa pertukaran pelajar dari Indonesia yang pernah tinggal di China dan Italia. Materi selanjutnya diisi oleh Mas Agus Mulyadi ‘Magelangan’ sebagai blogger dan penulis buku yang tak kalah inspiratifnya. Sedangkan untuk Sekolah Advokasi (SA) dihadirkan Pak Saleh Tjan, Koordinator Advokasi dan Kebijakan Publik LHKP PWM DIY. Materi dilanjutkan oleh Kak Linta Ulinnuha Bahraine sebagai anggota Bidang Advokasi PW IPM DIY dan juga penggiat advokasi lalu dilanjutkan oleh Founding dan Pembina Panti Sosial Hafara, Pak Habibi Widodo.”, detail Nabhan.
Kegiatan yang kental dengan keilmuan tersebut tidak selesai begitu saja, peserta diarahkan untuk berkolaborasi untuk menerapkan ilmu yang telh didapat selama pelatihan.
“Dalam kegiatan ini benar-benar diciptakan suasana keilmuan yang begitu kental, dimana diskusi menjadi titik utamanya. Tak hanya bagi diri peserta, dengan adanya Rencana Kegiatan Tindak Lanjut (RKTL), para peserta diarahkan untuk berkolaborasi bersama menciptakan kontribusi dengan apa yang telah mereka dapat selama pelatihan.”, ujar Nabhan.
Ia berharap dengan setelah diadakan pelatihan ini tumbuh semangat literasi, terbentuk jiwa peka akan advokasi dan menjadi pribadi yang bermanfaat.
“Saya berharap dengan berlangsungnya kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat literasi peserta, membentuk jiwa peka akan advokasi sehingga terciptanya para agen-agen literasi dan agen-agen advokasi yang kedepannya dapat menginspirasi, memberikan influence dan mulai memberikan kontribusi bagi sekitar.
Ahimsa Wardah Swadeshi, Ketua Panitia LC-SA ucapkan syukur atas antusisme peserta dan berharap terbentuknya agen-agen advokasi.
“Dalam waktu hanya 2 hari, alhamdulillah antusiasme peserta dapat diusung oleh daya dan upaya yang mantap jiwa dari segenap panitia. Perjalanan sedikit ini semoga cukup menyiapkan mereka menjadi agen-agen advokasi dan literasi bagi teman-teman di sekitar.”, tutup Ahimsa. *(nab/put)