Mobilisasi Pelajar, Prof Din Syamsuddin Sampaikan Dua Hal Kepada IPM

Mobilisasi Pelajar, Prof Din Syamsuddin Sampaikan Dua Hal Kepada IPM

Beritablog
752 views
Tidak ada komentar

[adinserter block=”1″]

Mobilisasi Pelajar, Prof Din Syamsuddin Sampaikan Dua Hal Kepada IPM

Beritablog
752 views

Surabaya – Pada malam hari adalah Stadium General sekaligus bedah tema Konpiwil, “Mobilisasi Sumberdaya Pelajar Muhammadiyah untuk Pembangunan Berkelanjutan” oleh Din Syamsuddin. Pada sesi ini, Din Syamsuddin berbicara sebagai Anggota United Nations Sustainable Development Solution Network (Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB). para Kepala Negara dan Pemerintahan dan Perwakilan Tinggi, bertemu di Markas Besar PBB di New York dari tanggal 25-27 September 2015. Sebanyak 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan 169 target menjadi agenda universal yang baru. Butir-butir tersebut dibangun berdasarkan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) dan melengkapi apa yang belum sempat tercapai

Din Syamsuddin mengapresiasi tema dan materi yang diangkat oleh IPM kali ini. Dan manari “saya cermati ternyata terjadi dinamika kritis di kalangan IPM” tuturnya. “Pembangunan Berkelanjutan” tidak terlepas dari kritik dan otokritik. Akan tetapi, Pembangunan Berkelanjutan sidah menjadi pilihan dunia. PBB telah menetapkan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam dokumen Outcome Document Transforming Our World: The 2030 Agenda For Sustainable Development. Sebagai kelanjutan MDGs, SDGs memuat agenda-agenda berisi tentang pengentasan kebodohan, kemiskinan, kesehatan dan lain-lain.
PBB merasa membutuhkan tokoh agama untuk bergabung di dalamnya. Tohoh agama ini diharapkan mampu memberikan “Paradigma Etik” pada program pembangunan berkelanjutan. Terlepas dengan pembangunan dan kapitalisme. Teori pembangunan ini mengalami kritik dan perkembangan. Pembangunan yang tidak boleh merusak. Sebalinya, pembangunan harus menguntungkan masa depan. Kekayaan alam saat ini tidak boleh dihabisi dengan kata lain pembangunan harus disertai dengan pemarataan (sustainable development with equity).
Dalam buku “Indonesia Berkemajuan: Rekonstruksi Kehidupan yang Bermakna”, Berkemajuan menyiratkan adanya keberlangsungan, dan bahkan progress, sebagai perwujudan dari usaha yang terus menerus untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermakna (sustainable development with meaning). Pembangunan harus disertai dengan meaning. Bukan pembangunan yang kapitalistik. Jadi saya usul pada tema Konpiwil ini ditambah “Pembangunan Berkelanjutan yang Bermakna”. Sehingga, mampu menciptakan peradaban ke arah kebaikan. Bukan ke lingkaran setan, tetapi ke lingkaran kebaikan.
Ini artinya pembangunan berkelanjutan ini harus didorong dalam upaya mencegah kerusakan akumulatif, sehingga perlu kontrol kerusakan akumulatif sebagai gerakan global. Menurut Din Syamsuddin, saat ini kita tidak bisa hanya bertumpu pada Hak Asasi Manusia (HAM) di dunia ini, tetapi memerlukan Deklarasi Tanggung Jawab terhadap dunia. Oleh karena itu, kader-kader IPM harus memiliki wawasan global. Karena apa yang terjadi di sekitar kita hari ini memiliki tali-temali dengan negara-negara di dunia yang lain. Sehingga kita jangan selalu menjadi “Pemadam Kebakaran” atas berbagai persoalan, apalagi menjadi umat yang mudah terbakar, tetapi kita harus berpikir dan bertindak sistemik.
Mengenai “Mobilisasi Pelajar”, Din Syamsuddin ingin berpesan dua hal. Pertama, pelaksanaan pembangunan berkelanjutan memerlukan educated people (insan terdidik) yang menguasai IPTEKS. Kaum terpelajar menjadi faktor determinan dan perubahan yang efektif. Keterpelajaran, ilmu pengetahuanm Braind Power (Kekuatan Pikiran) harus menjadi kekuatan sebuah kelompok. Oleh karena itu, sebelum dimobilisasi diperlukan optimalisasi terlebih dahulu. Sehingga IPM mampu menjadi kekuatan penentu perubahan sosial. Peran keterpelajaran Muhammadiyah harus ditingkatkan dimulai dengan mobilisasi potensi pelajar Muhammadiyah.
Kedua, mobilisasi pelajar Muhammadiyah harus dirumuskan pada Muktamar, sehingga ada peran imperatif. Din Syamsuddin menegaskan dengan memberikan testimoni “Masa depan Muhammadiyah, sangat ditentukan ketersediaan kader-kadernya”. Lalu Din memberikan benang merah, mobilisasi yang dapat dilakukan IPM dan Muhammadiyah hari ini adalah harus disiapkan bentul sumberdaya kader yang tangguh untuk berperan di Muhammadiyah, dan juga politik. Ini membutuhkan kerja-kerja strategis dan sistematis.
Kembali ke pembangunan berkelanjutan. Menurut Din Syamsuddin pembangunan bukanlah berangkat dari ketiadaan atau NOL, tetapi pembangunan berangkat dari sesuatu yang ada, yaitu potensi. Potensi inilah yang perlu dimobilisasi dengan baik. Dan yang paling tepat adalah dilakukan dalam bidang pendidikan.
Menpora: IPM Kiblat OKP Nasional
IPM dan Gerakan Perdamaian; Catatan Diskusi
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.