IPM.OR.ID., BANTAENG – Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Daerah (PD IPM) Kabupaten Bantaeng telah menggelar Pelatihan Fasilitator Pendamping (PFP) I, pada Rabu (5/7/2023) yang bertujuan untuk mengaktualisasikan peran fasilitator yang inovatif berbasis inklusi.
Pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini diikuti oleh kurang dari 30 orang peserta dari seluruh kader IPM se-Sulawesi Selatan. Pelatihan ini mendapatkan respon yang sangat positif dan sukses melampaui harapan dengan peserta yang antusias dan kegiatan yang berlangsung lancar.
Dengan tema Aktualisasi Peran Fasilitator yang Inovatif Berbasis Inklusi, pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta untuk menjadi fasilitator yang efektif dalam membantu teman-teman mereka dalam berbagai aspek kehidupan, baik akademik, maupun sosial.
Ketua umum PD IPM Kabupaten Bantaeng Nunung Isnaeni Wahyuni mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan Peran Fasilitator Pendamping I dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, ia juga berharap agar para peserta yang telah mengikuti pelatihan ini dengan baik dapat menerapkannya dengan baik pula.
“Kami ingin para fasilitator dapat menjadi contoh yang baik dalam memberikan bantuan kepada teman-teman sejawatnya, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Inklusif adalah nilai penting dalam Muhammadiyah, dan kami berharap peserta pelatihan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam kegiatan sehari-hari,” ujar Nunung.
Selama pelatihan, para peserta aktif terlibat dalam berbagai kegiatan interaktif, seperti diskusi kelompok, simulasi peran, dan studi kasus. Mereka juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan rencana tindakan inovatif yang dapat diimplementasikan di sekolah masing-masing.
Para peserta juga merasa sangat terinspirasi serta bersemangat setelah mengikuti pelatihan ini. Salah satu peserta dari PD IPM Bantaeng, Aidil, mengatakan perasaannya yang sangat senang belajar untuk menjadi fasilitator di pelatihan ini.
“Pelatihan ini sangat berguna bagi kami. Kami belajar bagaimana menjadi fasilitator yang inklusif dan dapat membantu kader-kader kami dalam mencapai potensi terbaik mereka. Kami berkomitmen untuk menerapkan pengetahuan ini serta berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif,” jelas Aidil.
PFP I ini mendapat dukungan penuh dari Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Sulawesi Selatan dan menerima apresiasi yang tinggi dari berbagai pihak.
Dengan adanya fasilitator yang terlatih dan terampil ini diharapkan dapat membuat IPM se-Sulawesi Selatan terus menjadi wadah yang inklusif dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pendidikan dan sosial pelajar di daerah masing-masing. *(Indah/Sayida)