IPM.OR.ID, Gowa – Kader Muhammadiyah Gowa Sulawesi Selatan Ilham Akbar diundang sebagai narasumber International Conference on the IAEA Technical Cooperation Program di Vienna-Austria. Ilham akan mempresentasikan proses pengembangan hasil penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di bidang Pertanian, seperti benih padi dan kedelai.
Benih padi dan kedelai yang dikembangkan Batan memiliki kualitas jauh lebih baik dari benih lain pada umumnya, terutama dari sisi umur tanaman, rasa dan hasil produksi yang lebih banyak.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kabupaten Gowa ini menjelaskan awal mula dirinya berkecimpung dalam budidaya tanaman padi, yaitu pada akhir tahun 2012. Saat itu ada program kerjasama Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan BATAN dalam pengembangan benih tenaga nuklir dan dirinya mendapat 20 kg benih.“Keunggulannya adalah hasil produksi pertanian dapat meningkat hingga 100 persen bahkan lebih,” ungkap Ilham.
“Dua puluh kilogram itu saya coba tanam di lahan satu hektar, hasilnya ternyata bagus, makanya dilakukan panen raya oleh MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah di tempat saya waktu itu,” ujarnya.
Dari hasil tersebut dirinya terobsesi untuk terus melakukan percobaan, hingga melakukan pengembangan budidaya melalui penangkaran disejumlah area persawahan di Gowa dan Takalar yang diawasi oleh Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sulsel.
“Ini pasti akan sangat bermanfaat bagi petani kita, keuntungan akan lebih besar dan potensi ini akan saya sosialisasikan ke teman-teman petani,” ungkapnya.
BATAN, lanjut Ilham, biasanya mengembangkan benih padi yang tadinya memiliki keunggulan tertentu dan lemah di beberapa hal, misalkan potensinya tinggi tapi umur tanamannya panjang (lama dipanen), maka dengan menggunakan energi nuklir dengan panjang gelombang tertentu untuk menghasilkan bakal benih dengan hasil potensi tinggi dan cepat panen.
Setelah mendapatkan benih padi yang diinginkan barulah kemudian diajukan di kementerian pertanian untuk pelepasan varietas.
“Benih yang telah mendapatkan izin dari Kementan inilah yang saya kembangkan dan saya produksi,” ungkapnya.
Setelah beberapa tahun, BATAN menganggap progres pengembangan benih yang ia lakukan termasuk cepat. Maka dirinya pun dilibatkan dalam sejumlah kegiatan BATAN, termasuk Kegiatan Agro Techno Park (ATP) di Kabupaten Polman – Sulawesi Barat, 2015 lalu.