IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Arwa Izdihar Ahmad meraih prestasi gemilang dengan berhasil lolos dalam seleksi program exchange yang diadakan oleh American Field Service (AFS).
Program exchange yang dipilih adalah program trimester di negara tujuan yaitu, Turki dan diikuti dengan Peace through Exchange and Active Citizen Education (PEACE) selama tiga hari di Belgia.
AFS PEACE Program adalah program trimester yang bertujuan untuk memberdayakan dan memungkinkan generasi muda menjadi warga negara yang aktif.
Dalam mengikuti program ini, Arwa mengatakan tujuannya pada sesi wawancaranya via Whatsapp (8/11/23).
“Pertama, aku berkeinginan untuk mengenal kebudayaan serta kebiasaan negara lain. Kedua, untuk memperkenalkan budaya Indonesia di negara lain. Terakhir, aku juga bercita-cita untuk menambah wawasan serta melatih kemandirian sekaligus ketahanan diri,” jelas Arwa.
Profil dan Proses Seleksi Program Exchange
Arwa merupakan pelajar berkelahiran Melbourne, 30 Maret 2007. ia mengikuti seleksi ketat AFS sejak 2022.
Awalnya Arwa mendapat informasi tentang program ini dari sang ayah, karena sang ayah dulunya adalah seorang returnee AFS di Jepang. Dia dianjurkan untuk mencoba daftar program tersebut.
Arwa mengatakan sang Ayah menjadi salah satu sosok penting dalam keberhasilan Arwa, karena saat membuat esai ia selalu menanyakan kekurangan esainya kepada sang Ayah.
“Namun proses paling susah dalam pendaftarannya adalah janjian sama pak kepala sekolah, buat minta persetujuan bertanda tangan,” ujar Arwa.
Setelah proses pendaftaran selesai, Arwa mengatakan masih harus mengikuti seleksi selanjutnya, yaitu tes wawancara yang dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama adalah kepribadian dan sesi kedua bahasa Inggris.
“Saat tes wawancara Bahasa Inggris, aku sedikit grogi dan gemetaran,” ucap Arwa.
Kelulusan Arwa diumumkan pada Kamis (6/4/2023) via Gmail. Setelah dinyatakan lolos, dilanjutkan dengan dinamika kelompok. Ia bertemu banyak anak-anak lain yang lolos dari program Youth Exchange and Study (YES) dan AFS.
Pengalaman Arwa di Turki
Dalam wawancaranya dengan Tim Redaksi ipm.or.id, Arwa sangat bersyukur dan senang bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar kebudayaan asing langsung di negaranya.
Saat Arwa sudah berada di Turki. Arwa juga mengalami culture shock, seperti perbedaan bahan makanan. Ia mengatakan di Turki hampir semua makanan sering dicampur dengan yoghurt, yang membuat makanan tersebut sedikit asam.
Selain makanan, Arwa juga mengatakan terdapat peraturan sekolah yang berbeda, seperti di Turki ia bersekolah harus mengenakan kaos berwarna hitam.
“Jam sekolah di Turki berbeda, karena di Turki biasanya sekolah masuk pada pukul 09.00, tapi aku bersekolah di sekolah yang memiliki 2 sesi, karena efek samping dari gempa,” jelas Arwa.
Selanjutnya, Arwa mengatakan juga pada sesi wawancara dengan Tim Redaksi ipm.or.id IPM bahwa banyak sekali kegiatan berbeda yang ia lakukan di sana.
“Ada AFS party, yaitu kegiatan untuk menunjukan kebudayaan negara masing-masing. Masih banyak lagi kegiatan di luar rumah seperti jalan dan belajar Bahasa Turki setiap hari Senin,” ujar Arwa.
Pengalaman yang Arwa dapat dalam program exchange, yaitu dari segi bahasanya, sistem sekolah, serta budaya kekeluargaan mereka.
Arwa memberikan pesan kepada semua pelajar di Indonesia untuk tetap semangat dan pantang menyerah karena belajar tidak harus tentang hal besar, bisa juga tentang hal yang lebih sederhana.
“You’ll never know, until you try. Know yourself better, karena bakal ada saat di mana gak ada orang lain to rely selain diri kita sendiri,” pungkasnya. *(Hilman)