IPM.OR.ID, YOGYAKARTA– Diselenggarakan pada Sabtu sore (6/7) pembukaan Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswi (FORTASI) Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta (Mu’allimaat) berlangsung mengesankan. Bertempat di lapangan Mu’allimaat, pembukaan FORTASI inipun dihadiri oleh perwakilan dari PC IPM Ngampilan, PD IPM Kota Jogja, PW IPM DIY, serta PP IPM.
FORTASI Mu’allimaat ini diikuti oleh 241 siswi baru Tahun Ajaran 2019/2020 yang diproyeksikan menjadi kader persyarikatan di masa mendatang. Terlebih lagi Madrasah Mu’allimaat merupakan lembaga pendidikan di bawah naungan PP Muhammadiyah dan telah bertahan seabad lebih sehingga kontribusinya sangat dinanti.
Diketuai oleh Elsa Firlyani, FORTASI Mu’allimaat 2019 mengusung tema “Abad Kedua Mu’allimaat, Wujudkan Kader Membumi Tangguh Berjati Diri”. “Kami akan mengajak teman-teman kader baru untuk semakin mengetahui lebih dalam Mu’allimaat. Seperti namanya yakni forum ta’aruf diambil bahasa arab yang artinya menjadi lebih tau,” papar Elsa Firlyani dalam sambutannya. “Pandangan buram dan gamang akan kita perjelas bersama-sama dengan menyenangkan selama lima hari kedepan,” lanjutnya.
Dalam pembukaan tersebut dibacakan pula Deklarasi Pelajar Setara dan Merangkul yang kemudian diikuti oleh seluruh peserta FORTASI. Deklarasi tersebut berisikan pernyataan anti diskriminasi dan menjunjung toleransi di kalangan pelajar. Mengingat peserta FORTASI Mu’allimaat sendiri berasal dari ragam perbedaan baik meliputi suku, ras, serta watak kebiasaan yang mesti disatukan dengan semangat saling rangkul.
Terdapat gerakan-gerakan menyegarkan yang diusung dalam FORTASI Mu’allimaat kali ini. Salah satu darinya yakni gerakan #kitapilihbumi yang mengajak santri untuk peduli lingkungan dengan menekan penggunaan plastik sekali pakai. Kemudian adalah gerakan “Reresik Surau Kampung” dimana program tersebut merupakan pengaplikasian kepedulian santri terhadap kebersihan sekaligus interaksi sosial kepada masyarakat sekitar. Untuk membiasakan gaya hidup hemat sederhana, FORTASI Mu’allimaat pun membawa gerakan “GoInvest” yakni program menabung terkontrol yang menghindarkan kebiasaan konsumtif dan hedonis. Dilaksanakan pula gerakan “Sekeping Koin” yang mana peserta dapat berbagi dengan sekecil apapun yang dimiliki.
Dengan diusungnya berbagai gerakan tersebut diharapkan peserta FORTASI dapat mengaplikasikan kebiasaan baik secara nyata. Bukan sekedar berlangsung dalam hitungan hari semasa orientasi, namun menjadi amalan yang terus tertanam dalam diri. (hanifah/adinta)