IPM.OR.ID., Bandung – Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) sekaligus National Project Coordinator Tobacco Control (TC) IPM Jowanda Harahap berkesempatan mewakili TC IPM sebagai pembicara pada 8th Youth Forum of ICTOH pada Selasa (28/05/24).
Melalui kegiatan yang diadakan di Holiday Inn Bandung Pasteur ini, TC IPM menyampaikan hasil pengamatannya yang menunjukkan bahwa pelajar di Indonesia merupakan target utama yang berpotensi sangat menguntungkan bagi industri rokok. Laporan ini menggarisbawahi kekhawatiran yang terus berkembang mengenai dampak negatif rokok terhadap generasi muda.
Pada kesempatan ini Jowanda mengungkapkan strategi pemasaran industri rokok yang agresif dan tidak etis terus berkembang dengan menyasar kalangan pelajar.
“Kami menemukan banyak iklan dan promosi rokok yang secara langsung atau tidak langsung ditujukan kepada pelajar, baik melalui media sosial, sponsor acara sekolah, maupun penjualan di sekitar lingkungan sekolah,” ujar Jowanda.
Mayoritas pelajar di Indonesia terpapar iklan rokok setiap hari. Hal ini diperparah dengan penjualan rokok yang mudah diakses oleh pelajar. Bahkan sangat sering kita temui warung-warung di wilayah sekitar sekolah yang menjajakan rokok secara terang-terangan, sehingga memudahkan para pelajar yang menuntut ilmu disekitarnya untuk membelinya
Jowanda juga menegaskan kembali pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam menangani permasalahan ini.
“Regulasi yang lebih ketat perlu diterapkan untuk membatasi iklan rokok, terutama yang menyasar generasi muda. Selain itu, sosialisasi tentang bahaya merokok harus ditingkatkan di lingkungan sekolah dan keluarga,” jelas Jowanda.
Menanggapi fenomena ini TC IPM melakukan sejumlah upaya, antara lain mengadakan kampanye anti-rokok di sekolah-sekolah, penyuluhan kepada pelajar mengenai dampak buruk merokok, dan advokasi kepada pemerintah untuk memperketat regulasi terkait iklan dan penjualan rokok.
Harapannya dengan diadakannya upaya-upaya diatas, pelajar menjadi lebih teredukasi terkait dampak negatif dari rokok itu sendiri dan menjauhinya untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
“Kami berharap dengan kolaborasi antara berbagai pihak, kita bisa melindungi pelajar dari bahaya rokok dan menciptakan generasi muda yang sehat dan bebas dari rokok,” pungkas Jowanda. *(Jowanda/Lisa)