Bukan rahasia lagi bahwa Pimpinan Pusat IPM memiliki beragam media yang informatif dan selalu berusaha untuk dikembangkan, khususnya oleh Lembaga Media dan Komunikasi. Mulai dari Instagram, Twitter, YouTube, hingga situs. Akan tetapi, saya tidak sedang membahas konten di Instagram, retweet-an, atau jumlah views dan berapa banyak yang menghidupkan notifikasinya. Kali ini saya ingin membahas mengenai situs yang telah disediakan oleh PP IPM sebagai wadah untuk kader IPM Se-Indonesia.
Situs IPM Sebagai Media Literasi
Pertama, Apakah kader IPM menggunakan situs ini sebagai media untuk berliterasi? Semisal membaca unggahan terbaru dari berita dan opini yang ada. Menurut saya, ini termasuk literasi yang paling ringan. Bisa sambil meminum coklat panas dan bermain bersama ubur-ubur.
Jika membaca berita, kita dapat mengetahui perkembangan IPM di tempat lain. Mungkin di antara berita yang ada, dapat membantu kita untuk mengembangkan dan menggali lagi potensi IPM di tempat sendiri karena mendapatkan inspirasi.
Jika membaca opini, kita dapat mengetahui keresahan apa yang penulis rasakan dan hendak disampaikan kepada khalayak. Bahkan opini nya bisa menjadi perantara untuk mengkritisi kondisi IPM dan jadi tempat diskusi ringan sesama kader.
Kemudian muncullah beberapa pertanyaan, apakah PP IPM melirik tulisan-tulisan di situs ini? Mungkin, situs ini sudah terlalu bercanda untuk sekelas pimpinan pusat. Akhirnya, beberapa kader IPM hijrah membaca tulisan di media lain.
Padahal media sendiri masih berusaha untuk meningkatkan kualitasnya. Bukan berarti melarang untuk membaca di media lain, tetapi justru sangat diperbolehkan. Akan tetapi, tidak ada salahnya juga nongkrong sebentar di situs sendiri untuk membaca dan mengetahui gagasan orang lain, terlebih lagi dengan topik IPM dan Pelajar secara umum.
Kedua, Apakah kader IPM sudah menjadikan situs ini sebagai wadah untuk belajar menulis sembari menyampaikan gagasannya? Minimal secara sederhana. Dari sekian banyak nama, mengapa hanya beberapa saja di PP IPM yang tulisannya nangkring di situs ini dan cukup familiar bagi saya. Ditambah lagi sudah ada bidang dan lembaga yang baru di pimpinan.
Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan dan menjelaskan lebih detail melalui tulisan agar kader-kader mendapatkan gambaran lebih terkait bidang dan lembaga yang baru. Tidak jarang, ada juga alumni-alumni yang mengirimkan tulisannya ke situs ini. Bisa jadi mereka rindu masa-masa di IPM.
Saya yakin sekali teman-teman IPM se-Indonesia mau berkenalan dengan kader-kader yang ada di Pimpinan Pusat, meski dengan media perantara berupa tulisan.
Sebenarnya, sangat menarik jika PP IPM sendiri ikut serta mewarnai situs ini dengan beragam tulisan hingga bisa menjadi corak dirinya masing-masing. Apalagi jika saling membalas tulisan sesama kader. Artinya tulisan tersebut dibaca dan ditanggapi dengan baik.
Hal ini dapat membantu kita untuk memperluas perspektif dan wawasan kader IPM sembari belajar tata bahasa. Apalagi adik-adik ranting sekarang tidak mau kalah juga agar tulisannya bisa nangkring di situs ini. Biar bisa dibaca, minimal dengan sesama kader IPM.
Nah, di sini salah satu peran Lembaga Media dan Komunikasi yang turut membantu untuk mengenalkan tulisan-tulisan yang sudah masuk. Karena tulisan dari kami belum sepenuhnya berarti tanpa adanya Lembaga Media dan Komunikasi yang membantu untuk menerbangkannya dari Sabang sampai Merauke. Kalau diibaratkan seperti makan sayur tanpa garam.
Akhir kata, semoga semboyan IPM dapat secara pelan-pelan menjadi sebuah kebiasaan lagi dan menjadikan kader IPM sebagai kader yang bucin terhadap literasi serta memanfaatkan media yang sudah ada. Perlahan saja, yang penting ada. Sedikit-sedikit, semoga berbuah manis.
Terima kasih telah bersedia membaca. Tulisan ini sangat boleh untuk diberikan masukan jika terdapat kekurangan.
-
- Penulis adalah Anisa Fatjriani, Bidang PIP PD IPM Kota Padang. Boleh menanyakan kabarnya melalui instagram @anisafatjri
- Substansi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis