IPM.OR.ID, KULONPROGO– Sekolah Ekologi yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) pada Jumat-Ahad (18-20/10) di DolanDeso, Kulonprogo, menyajikan berbagai materi interaktif kepada 37 peserta yang hadir dari 8 wilayah di Indonesia
Salah satu materi yang disampaikan adalah dengan metode bedah film. Film dokumenter yang masih selaras dengan tema kegiatan, yakni ‘Merawat Lingkungan, Mencerahkan Semesta’. Fauzan Anwar Sandiah, Pegiat Literasi Rumah Baca Komunitas memandu bedah film dokumenter tentang sebuah kampung adat bernama Ciptagelar di Sukabumi, Jawa Barat.
Berdiri sejak tahun 1368, kampung yang berada di ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut ini masih memegang kuat adat dan ajaran leluhur seperti ciri khas lokasi, bentuk rumah, serta tradisi yang masih dijalankan oleh penduduknya. Disamping memegang teguh tradisi, penduduknya juga tetap berusaha menggunakan teknologi yang eco-friendly.
Dari film ini, Fauzan berusaha mengajak peserta untuk merawat kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah tugas setiap manusia. Ia juga menyampaikan mengenai apa sebenarnya makna ekologi, deep dan shallow ecology hingga ekofeminism.
“Menanam itu bukan kita mendapatkan sesuatu dari apa yang kita tanam. Tetapi ini adalah cara kita mengembalikan sesuatu yang kita curi dari alam. Ini yang dinamakan deep ecology,” tegas Fauzan kepada peserta.
Fauzan berharap kepada seluruh peserta untuk merawat kesadaran bahwa keberadaan kita di bumi ini saling berkaitan dan berdampak, sekecil apapun perbuatan yang dilakukan. Harapannya dari materi ini,semoga bukan hanya menciptakan narasi tetapi juga berbuah aksi. (adinta)