Balon dan Krisis Konsistensi

Balon dan Krisis Konsistensi

OpiniOpini Pelajar
164 views
Tidak ada komentar
Balon dan Krisis Konsistensi

Balon dan Krisis Konsistensi

OpiniOpini Pelajar
164 views
Balon dan Krisis Konsistensi
Balon dan Krisis Konsistensi

Milad Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) jatuh pada Selasa 18 Juni 2024, tentu sorak-sorai dari setiap pelajar Muhammadiyah menyambut milad dengan gembira. Terlebih lagi, milad IPM ini bertepatan dengan kegiatan rutin setiap bulan Juni, yaitu FORTASI (Forum Ta’aruf dan Orientasi). Semakin meriah kegiatan Juli ini karena adanya milad IPM dan FORTASI.

Bulan-bulan sebelumnya menjadi bulan perjuangan dalam merancang buku panduan FORTASI. Segala riset dan keluhan yang semakin perlu diperbaiki pada saat pelaksanaan FORTASI dari masa ke masa. Baik dari Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Wilayah dengan sabar menunggu kebijakan yang akan dibuat oleh Pimpinan Pusat IPM mengenai pelaksanaan FORTASI.

Pada 30 Mei 2024, pukul 19.00 WIB, akhirnya Pimpinan Pusat IPM meluncurkan buku panduan dan kebijakan FORTASI. Salah satunya ada beberapa tema besar pilihan materi yang dibawakan yaitu Pelajar Berwirausaha (#KayaKarya), Kesetaraan Pelajar (#KitaSetara), Pelajar Anti Bullying (#HappyTanpaBully), Student Earth Generation (#SaveOurPlanet) untuk di semarakkan pada saat pelaksanaan FORTASI. Keempat tagar tersebut berusaha dilambungkan dan disuarakan kepada seluruh panitia pelaksana selama FORTASI ini berlangsung.

Namun sangat disayangkan, pada Milad IPM ke-63 ini terdapat video yang beredar, yaitu penerbangan balon besar dan banner ucapan milad IPM yang diterbangkan pada tanggal 18 Juni 2024, di salah satu sekolah Muhammadiyah. Lebih disayangkan lagi, aksi ini didukung dan dilakukan secara langsung oleh beberapa pengurus Pimpinan Pusat (PP) IPM dan ketua PP IPM yang turut serta. 

Banyak dampak yang dapat disebabkan akibat penerbangan balon gas ke udara, seperti limbah balon yang berisiko dimakan oleh hewan liar yang salah mengartikannya sebagai makanan, mencemari lingkungan akibat sampah karet dan plastik yang memerlukan waktu lama untuk terurai, yang entah di mana sampah tersebut akan mendarat. 

Dampak Balon Udara

Balon udara, meskipun nampaknya bentuk perayaan yang biasa saja, ternyata menyumbang masalah lingkungan yang tidak dapat diabaikan.

Balon udara yang umumnya diisi gas, antara lain gas helium, oksigen, dan hidrogen. Reaksi gas sangat sensitif apabila bertemu dengan benda atau lingkungan yang dapat menghantarkan panas. Pertemuan antara dua kombinasi tersebut dapat memberikan dampak fatal seperti kebocoran atau ledakan yang memicu api.

Tidak jarang terjadi kejadian balon gas digunakan dalam perayaan lainnya, salah satunya perayaan ulang tahun anak yang malah mengakibatkan korban terkena ledakan dan terbakar karena ketidaktahuan bahayanya penggunaan balon gas. 

Demikian pula dengan balon gas yang diterbangkan ke langit, balon tersebut memiliki kemungkinan untuk kontak langsung dengan panas matahari, ranting pohon, objek tajam, dan sengatan kabel tiang listrik yang menjulang panjang di seluruh tempat.

Bayangkan jika balon-balon ini tidak hanya dilakukan oleh satu sekolah. Bayangkan jika dilakukan oleh 20 sekolah. Bersamaan pada tanggal 18 Juli. Berapa banyak lingkungan yang kita rusak hanya karena kita menggunakan balon saat merayakan. 

Alternatif Selebrasi Selain Balon Udara

Alih-alih menggunakan balon, ada cara lain yang dapat dilakukan oleh IPM untuk tetap merayakan FORTASI dan Milad IPM tanpa merusak lingkungan. Salah satunya, kegiatan peduli bakti sosial, yaitu berbagi makanan atau barang yang dibutuhkan.

Hal ini memberikan esensi yang lebih mulia karena tetap dapat merayakan sesuatu dengan kebaikan atau dapat juga dilakukan dengan menggelar makan besar dan memotong tumpeng yang sering kali menjadi bagian dari perayaan lainnya, selain terlihat elegan, tumpeng juga memiliki banyak arti dan makna.

Cara-cara ini telah lama disuarakan oleh PP IPM. Organisasi ini memiliki jejak panjang untuk melarang balon gas diterbangkan dalam perayaan organisasi. Jika kita benar-benar ingin menyelamatkan planet, saya merasa ada banyak cara lain selain menggunakan balon.

Krisis Konsistensi

Penggunaan balon ini membuat saya bertanya-tanya di mana komitmen IPM dalam isu lingkungan. Bidang Lingkungan Hidup telah melakukan tugas edukasinya dengan susah payah. Menggunakan balon dalam FORTASI sangat tidak sesuai dengan salah satu gerakan yang berusaha digaungkan yaitu Student Earth Generation #SaveOurPlanet, yang merupakan gerakan pelestarian dan penjagaan ramah lingkungan. 

Bahkan dikutip dari kata pengantar Ketua Umum PP IPM dalam buku panduan FORTASI:

“FORTASI juga bukan merupakan ajang adu kemewahan yang akan menggerus spirit kepemimpinan yang berdampak dari IPM sehingga yang akan menjadi garis besar dari FORTASI kali ini adalah esensi dan manfaat yang diberikan, khususnya manfaat dalam jangka panjang.”

Yang saya rasakan sangat tidak konsisten dengan perayaan yang mencoba dilakukan dengan menerbangkan balon dan ucapan milad, yang menurut saya hanya menitikberatkan pada tampak esensi dan kemeriahan semata.

  • Penulis adalah Khansa Tatsbita, Ketua Bidang Perkaderan PD IPM Tangerang Selatan.
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
Wujudkan Pelajar Cinta Lingkungan, IPM Wuluhan Adakan Penanaman Bibit Bersama
Resepsi Milad ke-63 IPM Sukses, PP IPM Tasyakuran Bersama Komunitas Ojek Online dan Bajaj
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.