IPM.OR.ID., BANJARNEGARA – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Banjarnegara melaksanakan kegiatan Pelatihan Kader Muda Taruna Melati (PKMTM) ll dan Pelatihan Da’i Pelajar Muhammadiyah (PDPM) ll pada Ahad-Rabu (26-29/1/2025) di Pondok Modern Al-Madina Pingit, Rakit, Banjarnegara.
Kedua program ini digagas oleh Bidang Perkaderan serta Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) sebagai program wajib yang harus dilaksanakan setiap periode.
Tujuannya untuk menciptakan kader sekaligus para pendakwah yang unggul, berdaya, dan berkarakter pemimpin, serta dapat memberikan kontribusi terhadap lingkungannya, sesuai dengan tema kegiatan, yaitu “Starting Impact Leadership: Nurturing the Grassroots”.
Sekretaris Umum PD IPM Banjarnegara Zhafirah Nurul Husna dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kedua pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan kader IPM di masa depan, tidak sekadar untuk menggugurkan kewajiban kaderisasi di IPM.
“Kedua pelatihan ini sebagai upaya melahirkan kader yang siap menjadi pemimpin unggul sekaligus mempersiapkan pendakwah dari kalangan pelajar untuk turun dan berkontribusi di masyarakat,” ujar Zhafira.
Kemudian, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara yang diwakili oleh Eko Kus Indarto menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Ia berharap kaderisasi serta dakwah amar ma’ruf nahi munkar di Muhammadiyah dapat menjadi budaya yang berkelanjutan di IPM.
“IPM sebagai organisasi otonom muhammadiyah yang di dalamnya adalah usia-usia yang memiliki potensi luar biasa perlu untuk terus dibiasakan dengan hal-hal yang mendukung pertumbuhan baik keilmuan, keagamaan, serta peran sosial di lingkungan sekitarnya,” tutur Eko.
Lebih lanjut, Master of Training (MOT) kegiatan Yafi Darma menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya berfokus pada materi teoritis, tetapi juga pada pengembangan kemampuan peserta secara aplikatif dan menumbuhkan potensi kader sesuai dengan minat bakat kader IPM.
“Dalam pelaksanaan PKMTM ll serta PDPM ll, kami menghadirkan sejumlah materi-materi yang terbaru serta menghadirkan adanya kegiatan kunjungan ke beberapa tempat di sekitar lokasi pelatihan sesuai dengan isu yang dipilih peserta, yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis,” jelas Yafi.
Adapun isu-isu yang diangkat yakni isu mengenai kewirausahaan, politik, lingkungan, serta pendidikan
Setelah penutupan kegiatan PKMTM II, dilanjutkan dengan prosesi pelantikan Lembaga Fasilitator Pendamping (LFP) PD IPM Banjarnegara sebagai output dari kegiatan Pelatihan Fasilitator Pendamping 1 (PFP 1) yang telah dilaksanakan oleh PD IPM Banjarnegara.
Pelatihan-pelatihan tersebut diharapkan dapat menjadi awal lahirnya kader dan pendakwah IPM yang unggul dalam intelektual, emosional, sosial, dan solutif, serta dapat terus mendukung dakwah Muhammadiyah.*(Afi/Yud)
