IPM.OR.ID., Acara Konsolidasi Nasional (Konsolnas) yang bertajuk “PiOn: Ngopi Online” diselenggarakan oleh Bidang Kajian dan Dakwah Islam (KDI) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) pada Ahad, (19/05/24) secara daring via Zoom Meeting. KONSOLNAS kali ini membahas arah gerak bidang KDI serta konsepsi dakwah ala IPM dengan landasan tauhid rahamutiyah, yang menjabarkan Islam sebagai agama yang memelihara cinta.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hamim Ilyas, menyampaikan pesan penting kepada kader IPM untuk beragama secara utuh, bukan hanya berdasarkan serpihan atau bagian-bagian kecil saja.
Menyikapi kontroversi fikih musik yang akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan publik, menurut Hamim sendiri beragama secara printilan lah yang membuat umat muslim terkaburkan dari makna Islam yang utuh, yang kemudian berimbas pada laku saling mengkafirkan di antara sesama muslim.
“Sehingga kalau hari ini masih ada kontroversi tentang musik, itu karena beragama secara printilan, tidak tahu keutuhannya.” Tegas Hamim.
Lebih lanjut Hamim menjelaskan, beragama secara utuh itu penting agar dapat memahami makna berbagai ritual ibadah, yang seharusnya berdampak positif secara individu dan sosial.
“Memuja dan tunduk kepada Allah menciptakan perdamaian, rahmat, kesejahteraan, dan berkat Allah subḥānahu wataʿālā. Memelihara cinta itu menyegarkan kehidupan. Islam menjadi risalah raḫmatan lil-‘âlamîn itu untuk mewujudkan hidup baik, ḫayâtan thayyibah, dan hidup yang baik itu ukurannya ada tiga: (1) ajruhum ‘inda rabbihim, sesejahtera-sejahteranya (2) wa lâ khaufun ‘alaihimm, damai sedamai-damainya (3) wa lâ hum yaḫzanûn, bahagia sebahagia-bahagianya,” Tafsir Hamim pada An-Nahl ayat 97 dan Al-Baqarah ayat 62.
Hamim juga menekankan bahwa Islam menuntun umatnya untuk memiliki kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, baik secara duniawi maupun ukhrawi. Kehidupan yang baik ini, tidak akan tercapai tanpa penghayatan serta pengamalan secara utuh terhadap makna ajaran Islam, termasuk pemahaman tentang kasih sayang Allah.
“Karena Allah inti sifat-Nya adalah rahmah, kataba rabbukum ‘alā nafsihir-raḥmat,” pungkas Hamim. *(Jauzi/Lisa)