IPM.OR.ID., KALIMANTAN SELATAN –Dalam merayakan milad ke-16, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan membantu mengurangi emisi karbon melalui pelatihan ekologi dan penanaman mangrove di Pulau Curiak pada Minggu (19/12/2021).
MLH menggandeng Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), dengan mengusung tema ‘’Sejuk Bumiku, Nyaman Hidupku, Aman dan Tentram Anak Cucu ku’’ yang bertujuan untuk membantu penyadaran warga mengenai urgensi kondisi alam saat ini sekaligus mengajak aksi bersama
Dalam prosesnya, terdapat sharing session dari SBI tentang manfaat mangrove, tanaman rambai dan cara merawat bahkan teknik menanamnya. Selanjutnya, aksi penanaman beberapa tanaman di mangrove. Tak berhenti begitu saja, peserta pelatihan berlanjut mengunjungi Pusat Riset Ekowisata Bekantan untuk pengenalan beberapa tanaman serta pengenalan monyet berhidung panjang yang kerap mendapat panggilan Bekantan .
Pelatihan ekologi ini akan terus berlanjut untuk monitoring tanaman secara berkala. Menurut Khairul Azmir, Ketua Bidang LH PW IPM Kalsel monitoring tersebut bertujuan untuk mengantisipasi dampak penanaman yang tidak benar
‘’Boleh jadi, ada yang terlalu dalam atau tidak terlalu dalam jadi harus ada pengecekan supaya mangrove yang ditanam itu tetap hidup dan tumbuh besar,’’ ujarnya.
Sementara, Ketua BSI, Amel fokus menceritakan deskripsi detailnya hutan mangrove. Pihaknya menyebut pohon mangrove rambai lebih banyak menyerap karbon dari pada pohon pohon yang lain. Selain lebih besar menyerap karbon, rambai bisa untuk makanan dan tempat bagi flora dan fauna baik bekantan yang memakan pucuknya maupun udang galah yang bertelur di akar akar mangrove.
‘’Jadi pengembangan mangrove rambai ini sangat bagus sekalian mengurangi emisi karbon faktor penyebab krisis iklim,’’ tutup Amel. (*Yassir/Vira)