Tidak Ada yang Salah dengan Pandemi Covid-19
Bulan maret 2020 adalah awal dimana kita menjalani kehidupan yang baru, kehidupan dimana aturan-aturan baru mulai dikembangkan, bahkan aturan baru tersebut jauh bertentangan dengan kebiasaan kita selama ini.
Corona Virus Diseased 2019 (Covid-19) adalah sebab lahirnya aturan baru yang mana kegiatan manusia seolah dibatasi oleh sesuatu yang tak kasat mata. Kebiasaan baru terus digaungkan oleh pemerintah menyebabkan hidup manusia dipenuhi batasan dan diharuskan beradaptasi dengan kondisi dan aturan. Aturan-aturan baru tersebut menyebabkan organisasi juga terkena imbas.
Covid-19 dan Tantangan Organisasi
Seringkali kita mengeluh bahwa Covid-19 ini membatasi ruang gerak kegiatan organisasi. Sering juga kita bingung tentang bagaimana menjalankan roda organisasi pada situasi saat ini. Semua aktivis organisasi kaget akan situasi seperti ini. Hal ini merupakan sebuah bentuk kewajaran karena kita tidak pernah mengalami kondisi separah ini. Bertahun-tahun kita hidup dalam kebiasaan sering bersosialisasi, sekarang kita dipaksa untuk terbiasa menjaga jarak antar sesama.
Tetapi, sebenarnya tidak ada yang salah dengan pandemi Covid-19 ini. Justru dengan pandemi Covid-19 ini lebih memberi tantangan tersendiri bagi para aktivis organisasi untuk bagaimana menggerakkan roda organisasi di masa sulit seperti ini.
Kebanggaannya pun akan terasa berbeda ketika kita berhasil melewati masa sulit ini, kita berhasil menggerakkan roda organisasi bahkan dengan situasi yang belum pernah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya. Ini bukanlah musibah, tapi ini adalah tantangan kita tentang bagaimana cara kita menggerakkan roda organisasi di masa-masa sulit seperti saat ini.
Pandemi yang sudah berjalan lebih dari satu tahun ini nyatanya banyak dimanfaatkan oleh aktivis untuk mengadakan kegiatan-kegiatan virtual, seperti webinar, kajian daring, diskusi daring, dan lain-lain. Ini merupakan bentuk keberhasilan organisasi dalam memanfaatkan peluang yang ada ketika semua orang menganggap pandemi ini adalah musibah.
Kita bisa melihat bahwa pengadaan webinar dan sejenisnya yang biasanya hanya diadakan oleh organisasi kemahasiswaan, sekarang semua organisasi dari berbagai kalangan pun baik dari pelajar, pemuda, instansi pemerintah, semua mengadakan kegiatan virtual berupa diskusi dan webinar.
Yang lebih mengejutkan, adanya kenyataan bahwa webinar dan sejenisnya lebih menjangkau banyak pihak dari berbagai daerah dari pada kegiatan-kegiatan luring yang jangkauannya hanya di daerah tempat pengadaan kegiatan tersebut. Masih banyak sekali inovasi yang bisa dikembangkan dari adanya pandemi ini.
Covid-19: Tantangan dan Peluang
Walau demikian, masih banyak yang menganggap bahwa pandemi Covid-19 ini adalah sebuah musibah dan harus secepatnya diakhiri agar kebiasaan lama dapat diulang kembali. Tetapi perlu diingat, ini hanyalah perbedaan sudut pandang. Ketika kita menganggap bahwa pandemi ini adalah peluang kita untuk lebih berkembang, maka kita akan terus berpikir dan berinovasi bagaimana kita menggerakkan organisasi di masa sulit ini. Sebaliknya, ketika kita menganggap bahwa pandemi ini adalah sebuah masalah dan hambatan, maka kita akan disibukkan dengan keluh kesah dan tanpa memikirkan bagaimana roda organisasi ini bisa dijalankan.
Momentum pandemi ini juga bisa dimanfaatkan untuk memutus mata rantai kegiatan turun temurun yang substansinya sudah tidak sesuai tetapi masih dipertahankan. Selama ini kita lebih cenderung melaksanakan kegiatan dengan dalih, “Ini program kerja tahunan dan sudah dilaksanakan di periode-periode sebelumnya”, padahal setiap zaman terdapat perbedaan kondisi dan tantangan yang dihadapi.
Program-program tahunan itu mungkin saja sudah tidak relevan jika diterapkan, tetapi masih terus dipaksakan, maka, inilah momentum untuk memutus kegiatan itu dan digantikan dengan kegiatan-kegiatan lebih bermanfaat menyesuaikan keadaan dan kondisi saat ini.
Pandemi dan Inovasi
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pandemi bukan menjadi halangan untuk bergerak dan menggerakkan roda organisasi. Justru dengan adanya pandemi, aktivis lebih bisa berinovasi menciptakan kegiatan-kegiatan yang semula belum pernah dilaksanakan.
Aktivis juga dapat memperoleh pengalaman baru dengan berjuang dalam bayang-bayang pandemi juga sebagai momentum untuk memutus mata rantai kegiatan yang substansinya sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
*) Catatan
- Penulis adalah Muhammad Nur Rohman, Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Trucuk.
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.