IPM.OR.ID, YOGYAKARTA – Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan soft launching film Jejak Langkah Dua Ulama di Ampli Theater kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Selasa (25/2). Film tersebut merupakan garapan LSBO PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Pondok Pesatren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir turut memberikan testimoni setelah menonton film Jejak Langkah 2 Ulama ini. Haedar mengaku tidak bisa menahan tangis haru saat menyaksikan perjuangan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari dalam mempertahankan tanah air.
“Agak nangis juga tadi, tapi tidak ketahuan. Dalam film itu ada keterlibatan emosi dan suasana hati. Betapa perjuangan kedua tokoh ini lahir dari jiwa yang paling dalam. pergumulan perjuangan keduanya bagi saya sangat luar biasa. Padahal ini hanya sebagian saja, tidak bisa seluruh gagasan mereka dituangkan dalam sebuah film,” ujar Haedar.
Haedar juga menyampaikan bahwa film Jejak Langkah 2 Ulama ini bisa menjadi jembatan bagi Muhammadiyah dan NU untuk saling memahami secara detail dan meminimalkan perdebatan khilafiyah yang kadang memecah persatuan. Bagi warga Muhammadiyah, film ini merupakan awal untuk mengenal NU. Bagi warga NU, film ini juga merupakan awal pengetahuan tentang gerakan Muhammadiyah.
Selain itu, perwakilan dari Pesantren Tebu Ireng Agus Muhammad Mughni turut memberikan testimoni setelah menyaksikan film yang disutradarai oleh Sigit Ariansyah ini.
Agus mengatakan bahwa KH. Dahlan dan KH. Hasyim merupakan dua ulama yang memiliki sanad keilmuan yang hampir mirip. Keduanya menuntut ilmu tidak hanya di tanah air, namun berdiaspora sampai ke Mekkah. Walau keduanya berguru kepada Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, namun mereka memilih jalan yang berbeda: KH. Hasyim Asy’ari sangat menyukai hadis dan KH. Ahmad Dahlan lebih tertarik pada pemikiran dan gerakan Islam.
“Keduanya satu guru, satu ilmu. Tapi karena diniatkan menyebarkan dakwah nilai-nilai Islam, tak pernah kita menyaksikan kedua ulama kondang kita ini berseteru,” tegas Agus.
*Sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/