Galat basis data WordPress: [The total number of locks exceeds the lock table size]
INSERT INTO wp19_post_views (id, type, period, count) VALUES (13914, 0, '20240427', 1) ON DUPLICATE KEY UPDATE count = count + 1

Galat basis data WordPress: [The total number of locks exceeds the lock table size]
INSERT INTO wp19_post_views (id, type, period, count) VALUES (13914, 1, '202417', 1) ON DUPLICATE KEY UPDATE count = count + 1

Galat basis data WordPress: [The total number of locks exceeds the lock table size]
INSERT INTO wp19_post_views (id, type, period, count) VALUES (13914, 2, '202404', 1) ON DUPLICATE KEY UPDATE count = count + 1

Galat basis data WordPress: [The total number of locks exceeds the lock table size]
INSERT INTO wp19_post_views (id, type, period, count) VALUES (13914, 3, '2024', 1) ON DUPLICATE KEY UPDATE count = count + 1

Galat basis data WordPress: [The total number of locks exceeds the lock table size]
INSERT INTO wp19_post_views (id, type, period, count) VALUES (13914, 4, 'total', 1) ON DUPLICATE KEY UPDATE count = count + 1

Aktivis Lambe - Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Aktivis Lambe

Aktivis Lambe

OpiniUncategorized
1K views
Tidak ada komentar

[adinserter block=”1″]

Aktivis Lambe

OpiniUncategorized
1K views

Kita hidup di era “internet of things”, di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk membangun citra kehidupannya dengan mudah melalui media sosial/ internet. Hal ini juga dilakukan oleh para aktivis,  dengan mengunggah momen saat ia mengisi materi dengan ratusan audiens, menjadi moderator sebuah acara, mulai dari yang lingkup lokal hingga nasional, berswafoto dengan pejabat, dilanjutkan dengan caption yang menggugah semangat. Tidak jarang hal ini membuat gambaran pada warganet bahwa aktivis adalah sosok yang keren, banyak relasi, koneksi, serba bisa, pandai beretorika dan banyak diterima oleh berbagai kalangan.  Sehingga, seringkali membuat para aktivis ini lupa dengan tugasnya yang sebenarnya.

Bagi para aktivis kini, yang terpenting adalah pandai berretorika. Sebelum paham ini semakin meluas, bahwa menjadi aktivis cukup pandai berretorika. Coba kita lihat seorang figur aktivis yang dapat kita jadikan panutan, KH. Ahmad Dahlan, pendiri persyarikatan Muhammadiyah. Sebagai seorang aktivis dakwah muhammadiyah, bukan hal yang asing bagi kita bahwa berdirinya muhammadiyah berawal dari pendalaman KH. Ahamd Dahlan atas QS. Ali Imran ayat 104:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”

Berdasarkan ayat tersebut, kita mendapatkan 4 kata kunci yang menjadi inspirasi Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah: أُمَّةٞ (segolongan umat), ٱلۡخَيۡرِ (kebajikan), بِٱلۡمَعۡرُوفِ (berbuat ma’ruf), ٱلۡمُنكَرِۚ (mencegah munkar), ٱلۡمُفۡلِحُونَ (orang – orang beruntung). Ayat tersebut dipahami Ahmad Dahlan sebagai perintah untuk melaksanakan dakwah dengan pengorganisasian yang rapi. Pengertian kata “ummah” adalah beberapa atau segolongan orang yang mempunyai kesamaan maksud dan tujuan. Golongan ini kemudian mengamalkan perintah Allah untuk menyeru kepada kebajikan, yakni agama dan moral yang luhur serta menggerakkan manusia untuk berbuat kebaikan dan mecegah kepada kemungkaran. Dalam ayat tersebut dikatakan, hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika melalui organisasi yang rapi dan dengan tujuan yang jelas. Untuk itulah Ahmad Dahlan mendirikan persyarikatan Muhammadiyah.

Tugas seorang aktivis dalam menyeru (berdakwah) kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran seperti maksud ayat di atas tidak ditunjukkan KH Ahmad Dahlan hanya dengan berretorika saja. Sejak usia 15 Tahun KHA Ahamd Dahlan pergi haji dan belajar ke Makkah dan berguru dengan banyak orang dan mulai berinteraksi dengan pemikiran- pemikiran pembaharu islam. Kemudian ia kembali ke Kauman, kampung halamanya, dan mempelajari dinamika yang terjadi di Kauman. Ditemukanlah banyak hal yang belum sesuai dengan Al-Qur’an dan Assunnah, salah satunya yakni penentuan arah kiblat yang belum sesuai, kemudian dengan keilmuan dan pemahaman yang ia miliki, ia mengubah arah kiblat Masjid Gedhe Kauman menjadi agak miring 22 derajat. Tentunya hal ini tidak mudah, banyak cacian hinaan yang datang dari para Kyai lainnya dan bahkan keluarganya sendiri.

Melalui tindakan KH. Ahmad Dahlan tersebut kita bisa melihat, bahwa untuk menciptakan gerakan yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan dibutuhkan pemahaman yang matang dan kemampuan analisis yang baik. Sehingga gerakan yang dihasilkan jelas, berdasar dan dapat dirasakan kebermanfaatannya. Apa jadinya jika seorang aktivis hanya mengedepankan retorika tanpa diimbangi kemampuan pemahaman dan tujuan yang jelas? yang ada hanyalah eksistensi yang tidak beresensi atau yang paling akrab disapa dengan istilah sekedar pencitraan. Alhasil, aktivis hanyalah sebagai tampilan depan yang pandai berretorika tapi tidak mampu menciptakan kebermanfaatan yang dibutuhkan masyarakat. Jadi mau sampai kapan hanya mengandalkan kemampuan lambe? Wallahu ‘alam bisshowab.

*) Catatan

  • Penulis adalah Rifqi Alifa Bestari, Sekretaris Bidang KDI PP IPM, penulis dapat dihubungi melalui surat elektronik r.alifabestari@gmail.com
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis.
Rokok Elektrik Beredar Tanpa Pengawasan, PP IPM Tekan Pemerintah Untuk Tegas
Pasca Rakerda, IPM Lamongan Siap Bersaing
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.