Gejolak Pelajar Islam Zaman Sekarang

Gejolak Pelajar Islam Zaman Sekarang

Opini
1K views
Tidak ada komentar

[adinserter block=”1″]

Gejolak Pelajar Islam Zaman Sekarang

Opini
1K views

Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang melahirkan pelajar dan kader-kader muda islami yang terampil, berilmu, berakhlak mulia, kritis, mampu menjadi seorang pemimpin dan menjadi pelopor penyempurna agama.

Kader IPM tak hanya mendapat gelar IPMawan dan IPMawati, tapi mereka juga diberi amanah untuk meneruskan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Walaupun mereka hanya berdakwah dikalangan pelajar, perjuangan mereka tak semudah yang kita lihat. Mereka mendapatkan banyak sekali rintangan dalam berdakwah, salah satunya yaitu “Tidak adanya dukungan dari orang tua.” Karena orang tua sangat mengkhawatirkan anaknya tidak mendapatkan prestasi di sekolahnya karena terkendala oleh organisasi. Walaupun kader IPM sangat aktif dalam organisasi, mereka meyakinkan orang tuanya dengan cara membuktikan bahwa kader yang aktif adalah kader yang mampu berprestasi didalam maupun diluar sekolah. Apalagi sekarang sudah ada internet yang sangat membantu mereka untuk belajar dan berdakwah.

Internet adalah seluruh jaringan komunikasi yang menggunakan media elektronik, saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.

Dikalangan pelajar tentunya tidak bisa lepas dari internet, baik untuk mencari tugas, berkomunikasi, menonton, berbagi tulisan, shopping, dan masih banyak lagi kebutuhan manusia yang kita dapat melalui internet. Apalagi dengan adanya kurikulum 2013 yang memperbolehkan para pelajar untuk menggunakan internet sebagai media belajarnya, misalnya mencari referensi jawaban dan mengirim file tugas-tugasnya melalui internet. Namun sayang, para pelajar sekarang terlena oleh fitnah jejaring sosial media. Bukannya memberikan manfaat, tapi membuat pelajar yang dulunya memiliki pola pikir yang kritis, namun sekarang telah berubah menjadi barbar.

Kritis adalah konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara sitematis. Berpikir secara kritis juga membawa untung bagi diri kita sendiri, kita tidak gampang menerima informasi yang belum tentu kebenarannya karena kita harus mencari tahu apakah informasi tersebut benar atau salah.

Sedangkan “barbar dalam bahasa Yunani bar ba’ros mengandung gagasan menganggap, mengoceh, atau mengeluarkan ujaran yang tidak dapat dimengerti. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), barbar adalah tidak beradab; bangsa yang belum beradab (sifatnya kasar dan kejam). Dari penjelasan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa “barbar” adalah mengambil kesimpulan dari suatu informasi yang belum tentu kebenarannya.

Sudah tahu kan apa itu barbar dan kritis? Dilihat dari kasus-kasus di media sosial sekarang, ada kasus yang sangat memilukan. Dimana, banyak netizen yang memberikan hujatan terhadap ustadz-ustadz yang video tausiyahnya tersebar di sosial media. Mereka hanya langsung menghujat tanpa mereka berfikir untuk mencari tahu terlebih dahulu kebenaran dari informasi yang mereka dapatkan. Bermula dari komentar hujatan untuk ustad tersebut, jika netizen yang baru saja belajar agama tidak bisa berpikir secara kritis maka mereka bisa ikut-ikutan menjadi netizen barbar.

Saat ini, banyak netizen yang belum tahu apa permasalahnnya, namun karena hal tersebut lagi booming, tanpa berpikir panjang, tanpa mencari tahu lebih jelas dengan ketidaktahuannya, mereka langsung berkomentar dan membuat postingan tentang berita yang mereka dapatkan. Hal inilah yang membuat berita hoax menyebar kemana-mana.

Dilihat dari kalangan pelajar sekarang, kurangnya literasi yang ada dan kemampuan untuk berpikir secara kritis sangat minim, maka gejolak perkembangan zaman dapat memberikan dampak buruk kepada pelajar dan penurunan tingkat prestasi dikalangan pelajar akan semakin menurun.

Disinilah peran kader IPM yang bertujuan untuk menyelamatkan pelajar di zaman sekarang. Agar dikalangan pelajar dapat berpikir secara kritis dalam menanggapi suatu masalah dan menumbuhkan budaya literasi. Jika mereka mendapatkan informasi baik dari dunia nyata maupun di dunia maya, mereka mampu menanggapinya secara kritis bukan dengan langsung meyakininya tanpa klarifikasi sama sekali. Dan dengan tumbuhnya budaya literasi dikalangan pelajar, akan muncullah generasi yang mampu berpikir secara kritis dengan wawasan yang mereka dapatkan.

Tidak hanya itu, kader IPM harus mewujudkan pelajar islami yang terampil, berilmu, berakhlak mulia serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. Kader IPM harus mampu menerobos perkembangan zaman untuk terus berdakwah, menyelamatkan generasi bangsa dan mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di era globalisasi.

 

*) Catatan

  • Penulis adalah Reski Amaliyah Putri, merupakan Sekretaris Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PD IPM Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis merupakan Alumnus SMK PGRI Minasate 2018. Korespondensi dapat dilakukan melalui HP/WA : 082292430237
  • Substansi penulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis
Undang Masyarakat Luas, Pelantikan PC IPM Pekajangan Harapkan Kerjasama Masyarakat
Berprestasi, Kader IPM SMP MPK Boyolali Raih Juara 1 Liga Sepak Bola se-Jateng DIY
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.