IPM.OR.ID., DENPASAR – Setelah tiga hari melangsungkan rapat kerja nasional (Rakernas), akhirnya hari ini, Ahad (12/12/2021) kegiatan yang dilangsungkan secara hybrid di Hotel Kuta Central Park dan pada Zoom Meeting pun usai sudah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Nashir Effendi mengungkapkan jika program kerja PP IPM di era teknologi ini telah hadir berbagai pembaharuan dan membutuhkan cara pembacaan masyarakat yang baru juga. Kita tidak bisa menggunakan cara-cara IPM di abad 20 di era sekarang abad 21. “Maka yang kita butuhkan adalah cara agar kita bisa beradaptasi, berkreasi, dan bisa berinovasi yang berkaitan dengan apa yang menjadi masalah nyata yang ada di pelajar,” ungkap Nashir.
Nashir pun mengungkapkan jika yang dibutuhkan pelajar adalah eksistensi. “Sehingga dalam Rakernas ini tujuannya adalah menunjukkan bagaimana program-program kerja kita bisa memenuhi kebutuhan aktualisasi dan eksistensi,” jelas Nashir.
Bersamaan dengan itu, Asisten III Walikota Denpasar Dewa Semade yang datang mewakili Walikota Denpasar menyatakan jika Muhammadiyah merupakan ormas terbesar di Indonesia dan sumbangnya terhadap Muhammadiyah telah diakui secara nasional. Made berharap jika kegiatan ini bisa menciptakan program-program kerja yang bisa menjadi harapan bagi pelajar Muhammadiyah. “Sebagai generasi muda yang merupakan tunas bangsa, saya harap program kerja yang dihasilkan hari ini bisa turut di garda terdepan dalam kemajemukan bangsa dan juga turut membangun negeri ini,”
Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas menyampaikan bahwa keputusan yang dihasilkan ini haruslah diresapi dan direnungi sebagai bagian visi misi yang tak terpisahkan dari Muhammadiyah. “Penyelenggaraan Rakernas IPM 2021 ini mencerminkan sikap visioner IPM yang tercermin merupakan cara pandang PP IPM sampa PR IPM se-Indonesia,” kata Busyro.
Busyro menambahkan bahwa perlunya menggerakkan pelajar agar secara lebih konkrit, progresif, dan evolutif bisa menyiapkan tahapan yang sistematis konstruktif dan terukur bagaimana entitas pelajar bisa menapak dalam semangat keilmuan di mana keilmuan merupakan pusat peradaban. “Maka dari itu, program PP IPM perlu lebih tajam visi-misinya. Aktivis-aktivis IPM sudah seharusnya tidak mudah tergoyahkan dengan godaan-godaan politik!” pungkas Busyro seraya menutup serangkaian kegiatan Rakernas IPM 2021. *(inas)
