Pada zaman sekarang ini, peminatan seseorang terhadap sesuatu bisa dibilang menurun, penyebabnya antara lain adalah kurangnya daya tarik dari organisasi tersebut, sehingga beberapa orang akan berpikir bahwa berorganisasi adalah hal yang membosankan. Berbeda ketika mereka bermain game atau melakukan hal yang mereka sukai, contohnya seperti menggunakan gadget, berolahraga sesuai dengan apa yang mereka minati, dan lain-lain.
Jika sekalipun ada seseorang yang berorganisasi, sangat jarang ada kader yang berambisi dalam berorganisasi. Mereka mengikuti organisasi hanya sekadar mengikuti kata orang, sekadar penasaran dengan niat kurang peminatan, dan lain-lain. Mereka tidak mencari berorganisasi itu seperti apa.
Kita ambil dalam perihal ber-IPM, jika di IPM ini mereka tidak ada sikap ambisius, mereka hanya akan berdiam diri sambil mengikuti alur yang sudah ditentukan, berbeda dengan kader yang berambisius. Ketika ada suatu alur yang sudah dibuat, dia akan meneliti “Kenapa bisa jadi seperti ini?”, ”Tindakan apa yang harus dilakukan agar bisa menjadi lebih baik lagi?”, ”Bagaimana jika saya lakukan ini? Lakukan itu? Apa yang akan terjadi?”.
Kader yang ambisius dalam berorganisasi sangat dibutuhkan, karena dia tidak hanya mengambil ilmu dalam organisasi tersebut,namun juga mengamalkannya,dia akan berpikir Bagaimana agar organisasi ini bisa berkembang? bagaimana agar organisasi ini bisa maju? Dan dia memikirkan bagaimana organisasi itu bisa mencapai tujuannya.
Tidak hanya itu saja, kader yang ambisius dalam berorganisasi adalah kader yang haus ilmu. Dia adalah orang yang semangat, dia bisa menjadi icon dari organisasi tersebut, bisa juga menjadi penyemangat bagi anggota anggota yang lain.
Bagaimana agar kita bisa menciptakan kader yang ambisius akan berorganisasi? Apakah memang bisa diciptakan? Yang pastinya bisa dengan beberapa tahapan berikut.
Menciptakan Daya Tarik Tersendiri dari Organisasi
Teman-teman sekalian organisasi harus mempunyai daya tarik tersendiri, buatlah beberapa ketertarikan yang dapat disaksikan oleh banyak orang. Umumnya berorganisasi itu suka diawali dengan promosi organisasi, organisasi tersebut membuat satu pertunjukan atau pengenalan singkat dari organisasi tersebut.
Nah, dari situ buatlah daya tarik tersendiri yang dapat membuat orang yang pertama kali melihatnya itu terkagum, sehingga adanya rasa penasaran dan ingin tau akan organisasi tersebut. Jika tidak, tunjukanlah hasil dari program kerja IPM kita.
Semisalnya dari bidang KDI (Kajian Dakwah Islam) membuat program Retorika Dakwah/Pembelajaran dalam Berceramah, pada saat itu bidang KDI ini menunjukan hasil dari Program Kerjanya. Sehingga pastinya ada dari beberapa murid yang tertarik dengan Pembelajaran Ceramah tersebut. Sehingga dapat membuat maju IPM.
Bidang lainnya pun tidak boleh kalah dalam menarik perhatian, mulai dari ASBO (Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga) yang bisa menunjukan permainan musik, berolahraga, maupun seni lukis & menggambar, Bidang PIP (Pengkajian Ilmu Pengetahuan) yang bisa menunjukan “Bagaimana Cara Mengkaji Ilmu Pengetahuan? Ilmu literasi, bimbingan bahasa, dan lain-lain.
Terus Bidang perkaderan yang sangat pandai dalam membentuk kader, Advokasi yang pandai dalam menyelesaikan masalah, bahkan bidang Kewirausahaan yang sangat pandai dalam mengatur Wirausaha dan Berbisnis. Yang pastinya semua bidang mempunyai daya tariknya masing-masing.
Maka dari itu buatlah daya tarik masing masing dari bidang maupun dari segi daya tarik organisasinya seperti Hizbul Wathan yang pandai dalam pandu dan baris-berbaris. Semuanya Pasti ada daya tarik nya masing masing.
Membuat Komunitas Sesuai Dengan Apa Yang Diminati
Kader di zaman sekarang, sesungguhnya mempunyai bakat yang hebat. Saya percaya akan hal itu, tapi mereka hanya malas mencari dimana bakat mereka bisa dikembangkan. Oleh karena itu kitalah yang harus menyampaikan bahwa ada dimana mereka bisa menyempurnakan bakat mereka.
Hal itulah yang membuat mereka berambisi dalam mengerjakan suatu hal, kita tidak bisa memaksakan mereka untuk ahli di segala bidang. Kita hanya perlu membuat mereka berada ditempat yang sesuai dengan keahlian mereka, sehingga mereka tidak terasa tertekan akan sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman untuk dilakukan.
Pada saat ini juga pentingnya untuk memfasilitasi apa yang mereka inginkan. Jika sifat ambisius untuk memajukan organisasi itu sudah ada. Percuma jika diiringi dengan fasilitas yang tidak memadai, oleh karena itu pentingnya memberi fasilitas sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
Nah, paradigma IPM yaitu GPB juga bisa didapatkan disini, meskipun hanya melakukan sedikit perubahan. Sedikit demi sedikit akan membuahkan hasil untuk kedepannya dengan mengasah kemampuan seseorang di organisasi sesuai dengan kelebihan mereka itu akan berdampak besar dibandingkan dengan memaksakan mereka untuk ikut pada suatu hal yang tidak mereka kuasai dan tidak mereka minati.
Maka dari itulah metode AI (Appreciative Inquiry) atau memanfaatkan potensi terbaik dari segala segi, sangat dibutuhkan di zaman sekarang. Lakukanlah segala tindakan agar dapat membuat IPM maju dengan kekuatan kita sendiri, bukan hanya IPM, Muhammadiyah, bahkan Indonesia semua itu perlu kemajuan, fokuskan diri kita sesuai dengan kemampuan kita, jangan terlalu memaksakan kita dibidang yang tidak bisa kita kuasai. Raihlah potensi terbaik, agar menjadi sosok pelajar yang diinginkan.
- Penulis adalah Muhammad Ariya Sena. Sena memiliki hobi bermain bola voli yang sekarang berdomisili asal di Cianjur, Cipanas. Sena adalah kader dari PR IPM SMA ICM yang dapat dihubungi melalui email ariyasena143@gmail.com atau melalui instagram @arsen.17.
- Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.