IPM.OR.ID., BANTUL-Sebuah panggung terbuka bertajuk “Tiba-Tiba Open Show” digelar oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PW IPM DIY) dengan tema Merdeka Berkarya yang mewadahi potensi dan kreativitas seni budaya masyarakat yang inklusif, baik untuk difabel maupun non-difabel.
Selain untuk menyambut Hari Kemerdekaan di pekan depan, kegiatan yang dilaksanakan pada Ahad (13/8) ini juga merupakan bagian dari semarak Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-23 PW IPM DIY yang akan berlangsung bulan September mendatang.
Kegiatan yang diadakan di kompleks Pendapa Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Kota Yogyakarta ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY dan perwakilan Himpunan Disabilitas Muhammadiyah (HIDIMU).
Terdapat berbagai perwakilan sekolah, komunitas, serta masyarakat umum yang menyuguhkan beragam tampilan, mulai dari seni sastra, musik, tari, dan sebagainya. Di antaranya adalah siswa-siswi SLB Muhammadiyah Dekso, SLB Sekar Melati Muhammadiyah Imogiri, SLB Muhammadiyah Gamping, anggota Bidang Seni Budaya dan Olahraga HIDIMU, dan lain-lain.
Dalam sambutannya, Ketua PW IPM DIY, Racha Julian Chairurrizal, menyampaikan bahwa spirit kegiatan ini dilandasi oleh refleksi terhadap QS Abasa yang berarti “bermuka masam”.
Surah ini berkisah mengenai Nabi Muhammad SAW yang ditegur oleh Allah SWT lantaran sempat mengabaikan Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta. Sahabat itu hendak meminta nasehat ketika Rasulullah SAW tengah berdiskusi dengan kaum kafir Quraisy.
Kisah ini, menurut Racha, mengingatkan manusia agar tetap peduli dan menghargai sesama, termasuk kelompok difabel. Oleh karena itu, PW IPM DIY menghadirkan kegiatan Open Show yang memberi ruang bersama bagi difabel maupun non-difabel.
Wakil Ketua DPW HIDIMU DIY Ajiwan Arief Hendradi dalam sambutannya mengapresiasi terlaksananya kegiatan Tiba-Tiba Open Show ini. “Kami memiliki cita-cita bahwa selain masyarakat Indonesia menjadi lebih inklusif atau menerima keberagaman,” ungkap Aji.
“Kalau temen-temen difabel biasanya bilang ‘no one left behind’ tidak ada satu orang pun yang tertinggal dalam pembangunan, maka kami juga berharap tidak ada satu orang pun yang tertinggal untuk memperoleh kebahagiaan di urusan dunia maupun akhirat atau memperoleh ridho dari Allah SWT.” Inilah mengapa HIDIMU hadir dan mendorong anggotanya ikut terlibat juga dalam kegiatan ini.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Ketua PWM DIY Ikhwan Ahada yang juga menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan ini.
“Seni adalah sesuatu yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia, bahkan seni lebih diwujudkan dalam rangka mengaktualisasikan sifat dan asma Allah yang disebut Al-Jamil (Yang Maha Indah). Sesuatu yang indah tidak hanya dinyatakan dalam kata, tapi juga di dalam laku,” ucap Ikhwan mengulas pernyataan dalam Munas Tarjih Muhammadiyah tahun 1995 yang selaras dengan spirit acara hari itu.
Ikhwan juga menyampaikan harapan, “Dakwah-dakwah komunitas harus terus ditekuni, dan alhamdulillah atas dukungan PW IPM DIY dan PD IPM Bantul, mudah-mudahan acara ini terus bisa diselenggarakan secara rutin dan dikembangkan jauh lebih besar kebermanfaatannya.” Kemudian untuk memungkasi sambutannya dalam acara bertema Merdeka Berkarya itu, Ikhwan menyerukan, “Merdeka! Merdeka! Merdeka!”
Kegiatan pun dilanjutkan dengan tampilan-tampilan dari para pelajar dan masyarakat baik difabel, maupun non-difabel. Terdapat tampilan tari, gerak dan lagu, pembacaan puisi, salawat, menyanyi, dan sebagainya yang berhasil memadukan suasana ceria dan haru menjadi satu.
Untuk membantu para difabel tuli, terdapat penerjemah bahasa isyarat yang berasal dari kader-kader Muhammadiyah. Akses jalan ke panggung juga dilengkapi papan miring untuk mempermudah peserta yang menggunakan kursi roda. *(Ahimsa/Yud)