IPM.OR.ID., SURABAYA – Bersama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Timur menghadiri kegiatan Konferensi Pers pada Kamis (8/8/2024) di Café Hallo Surabaya sebagai penolakan World Tobacco Asia (WTA) dan World Vape Show (WVS) 2024.
PW IPM Jawa Timur hadir menjadi salah satu narasumber pada kegiatan ini yang diwakili oleh Thoriq Ghozali, adapun terdapat narasumber yang lain yakni Dekan FKM Universitas Airlangga Santi Martini, Ketua Research Group Tobacco Control (RGTC) Unair Sri Widiati yang juga merupakan Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Jawa Timur, dan Ketua Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jawa Timur Arie Soeripan.
Anggota bidang Organisasi PW IPM Jawa Timur Thoriq Ghozali memberikan pandangan dan materi dari sudut pandang pelajar atau generasi muda yang menjadi target dari para industri tembakau Internasional dan Indonesia.
“Ketika kita sedang membicarakan orang muda hari ini, berarti kita sedang membicarakan kondisi bangsa Indonesia di masa depan. Dan realitanya adalah mayoritas generasi muda Indonesia saat ini terpapar kecanduan rokok dan menjadi pelaku perokok aktif,” ujarnya
Thoriq Ghozali pun memberikan alasan mengapa PW IPM Jawa Timur menolak pelaksanaan WTA dan WVS 2024. PW IPM Jawa Timur yakin kegiatan ini melanggar aturan pada Peraturan Daerah (Perda) Kota Surabaya Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), salah satunya berkaitan tentang larangan promosi rokok di tempat umum,
“Kegiatan ini bertentangan dengan kewajiban negara dalam melindungi HAM warga negara dari bahaya iklan, promosi, dan sponsor produk tembakau (rokok) yang memiliki dampak buruk. Promosi rokok dan vape juga sangat bertentangan dengan upaya kesehatan masyarakat untuk mengurangi prevalensi merokok,” katanya.
Thoriq Ghozali yang mewakili PW IPM Jawa Timur itu berkomitmen akan berjuang bersama dalam pengendalian tembakau secara nasional, khususnya pada anak muda.
“Tak hanya itu, korban dari bahaya asap rokok atau perokok pasif pun mayoritas adalah anak-anak atau orang muda. Kami siap berkolaborasi bersama seluruh jaringan pengendalian tembakau yang ada di Indonesia dan seluruh organisasi kepemudaan untuk mengedukasi para generasi muda untuk berani bersuara bahwa rokok sangat berdampak buruk bagi kesehatan kita,” terangnya.
Perlu diketahui bersama bahwa kegiatan yang dilakukan sebagai aksi penolakan WTA dan WVS 2024 mendatang ini mengundang sekitar hampir 20 lembaga atau media pers di Jawa Timur untuk turut mengkampanyekan penolakan yang digagas oleh jaringan pengendalian tembakau di Indonesia.
Seluruh narasumber bersepakat untuk berkolaborasi bersama untuk berkomunikasi kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk membatalkan kegiatan WTA dan WVS 2024 di Grand City Convex Convention Hall Surabaya, terlebih Kota Surabaya sudah mendapatkan predikat enam kali berturut-turut menjadi kota layak anak. Acara ini pun ditutup dengan mendengarkan aspirasi dari perwakilan Forum Anak Provinsi Jawa Timur yang juga bersama-sama menolak adanya WTA dan WVS 2024 di Kota Surabaya.