IPM.OR.ID., Bandung – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menyampaikan amanatnya pada pembukaan Sekolah Adil Gender dan Advo Asik Camp yang diadakan pada Kamis (04/07/2024) di Universitas Muhammadiyah Bandung.
Dalam sambutannya, Dadang menyampaikan bahwasannya sedari dulu Muhammadiyah telah menjadikan kesetaraan gender sebagai salah satu misinya setelah isu kesehatan dan sosial keagaamaan yang menjadi prioritas pada masa itu.
“Sejatinya Muhammadiyah telah merespon persoalan kesetaraan gender yang tumbuh ditengah masyarakat sedari dulu,” ujar Dadang.
Selanjutnya Dadang menyampaikan kekhawatirannya terhadap krisis global yang berasal dari aspek keilmuan. Saat ini kita hidup dimasa para ilmuan muslim kehilangan eksistensinya dalam dunia ilmu pengetahuan dan jika dibiarkan akan berakibat sangat fatal bagi perkebangan umat muslim.
Oleh karena itu, Dadang sangat mengapresiasi lirik mars IPM yang didalamnya mengandung nilai keterampilan, keilmuan, dan berakhlak mulia sebagai jawaban atas permasalah global yang tengah terjadi saat ini.
“3 fokus tujuan kita yang tertuang dalam mars IPM sungguh sangat membantu dalam menghadapi permasalahan di era global ini,” Ucap Dadang.
Bicara soal pendidikan keilmuan, tentunya tidak akan lepas dari peran sekolah. Akan tetapi akhir-akhir ini marak pemberitaan tentang posisi sekolah sebagai tempat pembullyan. Hal ini membuat sekolah yang seharusnya berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu bagi berubah menjadi kawasan tidak ramah anak.
Dadang melihat hal ini telah melanggar 2 aspek penting dalam kehidupan manusia, yakni aspek keagamaan dan aspek sosial. Ia berharap dengan menanamkan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyah dapat membantu mengatasi permasalahan ini.
“Semoga dengan diadakannya mata kuliah al-islam dan kemuhammmadiyahan dapat membantu kita menjadikan Universitas Muhammadiyah Bandung sebagai kawasan ramah anak,” pungkas Dadang.