Resepsi Milad IPM ke-61, Nashir Effendi Ajak IPM menjadi Wahana Keilmuan Pelajar

Resepsi Milad IPM ke-61, Nashir Effendi Ajak IPM menjadi Wahana Keilmuan Pelajar

Resepsi Milad IPM ke-61, Nashir Effendi Ajak IPM menjadi Wahana Keilmuan Pelajar

Resepsi Milad IPM ke-61, Nashir Effendi Ajak IPM menjadi Wahana Keilmuan Pelajar

BeritaDaerah Istimewa YogyakartaMilad 61 IPM
1K views
Resepsi Milad IPM ke-61, Nashir Effendi Ajak IPM menjadi Wahana Keilmuan Pelajar
Resepsi Milad IPM ke-61, Nashir Effendi Ajak IPM menjadi Wahana Keilmuan Pelajar

IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Memasuki usia Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang ke-61, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menggelar resepsi milad IPM ke-61 di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta.

Kegiatan ini dihadiri oleh hampir 500 kader IPM seluruh Indonesia dan dihadiri juga oleh Nashir Effendi (Ketua Umum PP IPM), Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Raja Juli Antoni (Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia), dan Winarni Dien Monoarfa (Staff Ahli Menteri LHK Republik Indonesia).

Sebelum memasuki hall tempat resepsi milad berlangsung, peserta disuguhkan dengan pameran tribute buya Syafi’i Ma’arif yang berisi kisah-kisah perjalanan hidup buya Syafi’i dan beberapa karya-karya yang telah dilahirkan oleh buya Syafi’i.

Dalam sambutannya, Ketua Umum PP IPM Nashir Effendi menjelaskan tema milad IPM ke-61, yakni Arus Utama Pelajar Indonesia. Nashir merasa bahwa di usia IPM yang ke-61 ini, IPM harus menjadi arus utama. IPM menurutnya harus bisa masuk ke dalam arus yang positif, bahkan tidak hanya ikut arus tetapi menjadi arus yang utama.

“Yang bisa mengendalikan dalam dunia anak muda, IPM harus bisa menjadi rujukan agama, rujukan keilmuan, dan bisa menjadi wahana keilmuan di pelajar, di anak muda seluruh indonesia,” lengkap Nashir.

Dalam keynote speech-nya, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa ber-IPM itu memberikan nilai yang terpatri selama-lamanya. Oleh sebabnya, tentu diaspora kader IPM itu bisa ada dimana saja.

“Tidak musti semua jadi Wamen,” tukas RJA berkelakar.  “Yang terpenting itu tadi, mars IPM kita itu: Menjadi kader yang siap sedia untuk umat dan bangsa. Jadi apa pun, tapi harus jadi yang terbaik,” lanjut RJA. Ia berharap agar apa yang dulu ia dan senior-senior IPM alami, sekarang kader IPM menikmati proses tersebut, mengalami proses itu dengan baik.

Selanjutnya, Raja Juli Antoni juga menyampaikan poin penting terkait dengan ke-Muhammadiyah-an kader IPM. RJA melihat secara umum adanya fenomena dimana kader-kader muda Muhammadiyah termasuk di IPM mengalami semacam krisis kepercayaan diri tentang ke-Muhammadiyah-an. Konsekuensinya, kader IPM jadi lebih suka melihat bahwa ‘tetangga’ lebih baik ketimbang kita.

“Saya tidak sedang mengatakan bahwa kita harus jumawa bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang hebat dan keren. Yang tidak boleh dikritik dan dievaluasi, bukan. Tetapi ‘rumput tetangga lebih hijau’ terjadi di kader kita sehingga singkat cerita aneh kalau kader Muhammadiyah, justru menjadikan sosok figuran menjadi imam besarnya,” tukas RJA. 

Lalu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir juga turut memberikan amanatnya terkait milad IPM ke-61. Haedar menyampaikan bahwa ada banyak pemikiran-pemikiran besar milik muhammadiyah yang terputus dari apa yang diletakkan oleh KH. Ahmad Dahlan.

“Maka dari itu, IPM harus menjadi lahan sosialisasi secara keseluruhan tentang islam berkemajuan dengan meletakkan misi Muhammadiyah, dakwah dan tajdid, dalam sketsa besar sebagaimana KH. Ahmad Dahlan lakukan,” terang Haedar.

Tidak lupa, Haedar mengajak IPM agar memberikan kajian-kajian keislaman kepada pelajar ala IPM dengan menjalankan jihad algoritma. Yang nantinya, dengan jihad algoritma itu IPM dapat membangun kawasan dunia pelajar dan milenial yang lekat dengan keagamaan, sekaligus memiliki komitmen akhlak dan alam pikiran yang melampaui, yang melintasi.

“Generasi Nashir dan kawan-kawannya inilah yang akan menjadi penyambung bagi remaja, generasi milenial, kalau tidak dunia ini akan menjadi dunia yang ‘salah asuhan’. Ini penting! Jika tidak, maka para remaja akan kehilangan orientasi keagamaan, bisa jadi orang yang kuat keislamannya, tetapi anti terhadap perbedaan atau bahkan menjadi pribadi yang memusuhi agama. dan di sinilah IPM hadir menawarkan islam yang wasathiyah berkemajuan,” jelas Haedar.

Kegiatan resepsi milad IPM ke-61 ini juga dimeriahkan dengan pagelaran teater Antidote dengan mengangkat isu krisis iklim yang merupakan hasil karya tim Teater Universitas Ahmad Dahlan dan tim Einsmam Teater. *(Yud)

Angkat Isu Krisis Iklim, IPM Ingatkan Pelajar Lewat Teater “Antidote”
Memperingati Hari Anak Nasional, IPM SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Adakan Kunjungan Sosial
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.