IPM.OR.ID, YOGYAKARTA – Tidak mengelak bahwa kehidupan modern saat ini sebab akibat dari terkikisnya beberapa nilai – nilai kebudayaan suatu masyarakat. Padahal, kebudayaan merupakan sesuatu yang sangat penting dan perlu dilestarikan, karena berhubungan dengan identitas dari masyarakat itu sendiri.
Guna mencegah lebih lanjut sebab akibat itu, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adakan Touring Asyik #3, Ahad (30/9/2018). Bertemakan ‘Peran Pelajar dalam Pemajuan Kebudayaan di Era Modern’, hadir BM Mulyanto, pegiat kebudayaan sebagai narasumber di Benteng Vrendeburg, Yogyakarta.
“Sebagai pelajar, sikap teman – teman semuanya harus jelas untuk melindungi budaya di sini. Terlebih Yogyakarta ini merupakan kota yang sangat kaya akan budayanya, bahkan menjadi daya tarik dan identitas kota ini,” Ungkap narasumber yang juga Penulis Penulis Buku Mardedok itu.
Selain menjelaskan sejarah kebudayaan Jogja dan sekitarnya, beserta pengetahuan tentang moralitas budaya di setiap suku. Ia melihat generasi milenial berada pada era yang selalu ingin serba instan. Perlu adanya penyeimbang antara budaya dan teknologi disini.
“Kita adalah generasi milenial, yang selalu mau berproses dan menerima secara instan. Tapi setidaknya kita harus terus tetap membaca buku dan menulis agar budaya itu bisa diimbangkan dengan perkembangan teknologi,” Ujarnya.
BM Mulyanto juga berharap para pelajar di era modern ini menjadi semakin bersemangat untuk memajukan kebudayaan di daerahnya dengan cara – cara yang kreatif sehingga tidak tergerus oleh zaman.
Senada dengan itu, Ipmawan Alwan Rais Maulana, sekretaris bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO) sekaligus koordinator acara menegaskan kembali latar belakang dari topik tersebut saat penghujung acara.
“Sekarang, kebudayaan semakin lama tingkat tergerus dengan perkembangan zaman, perlu diperhatikan. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan penyadaran seperti ini,” Ungkapnya.
Mulai dari sekarang, lanjutnya, pelajar perlu menumbuhkan rasa bangga terhadap kebudayaan Indonesia. Hadir juga kader IPM se-Daerah Istimewa Yogyakarta, sembari berdiskusi peserta juga menikmati suasana dengan budaya yg melekat kental. *(dzik/ayunda)