IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) mengadakan Pengajian Ramadan yang merupakan program kerja bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) PP IPM. Kegiatan tersebut diadakan pada Jumat (22/04/2022) dan Ahad (24/04/2022) melalui aplikasi telekonferensi video Zoom Meeting.
Acara tersebut dihadiri oleh ketua Umum PP IPM Nashir Efendi, pengurus PP IPM, serta kader IPM se-Indonesia yang berjumlah kurang lebih sekitar 90 orang. Nashir Efendi menyampaikan bahwa IPM harus bisa menjadi rujukan dakwah bagi generasi z dan milenial dengan membuat formulasi dakwah yang mampu untuk menjangkau segala lapisan.
“Dakwah milenial harus mampu merangkul semua lapisan tanpa terkecuali. Dakwah yang mencerahkan dan mencerdaskan dengan memanfaatkan media digital,” pesan Nashir.
Pengajian Ramadan yang diselenggarakan tahun ini terbagi menjadi tiga sesi, yakni sesi pertama diadakan pada tanggal 22 April 2022 yang mengundang seorang influencer dakwah Nurul Azka sebagai pemateri. Adapun tema yang diangkat pada sesi pertama ini adalah Hidupkan Nilai Religi, Siap Hadapi Disrupsi.
Nurul mengingatkan kepada peserta bahwa dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan dalam keilmuan dan kreativitas dalam menyampaikan dakwah bagi generasi milenial sehingga nanti bisa muncul dai-dai atau disebut dengan influencer dakwah.
“Jangan takut untuk memulai berdakwah. Berdakwahlah dengan apa yang kita mampu!” pesan Nurul.
Sesi kedua yang diadakan pada tanggal yang sama mengundang Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Rizaludin Kurniawan sebagai pemateri untuk tema Generasi Ulul Albab dan Pelajar Filantropi.
Rizal menjelaskan bahwa generasi Ulul Albab adalah generasi pemikir sekaligus generasi yang memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dari situ Rizal menyimpulkan bahwa generasi z atau disebut juga generasi milenial sejatinya merupakan generasi Ulul Albab. Saat ini milenial memiliki tingkat keingintahuan tinggi ditambah banyaknya pengalaman keilmuan dan khazanah yang berlimpah ruah.
Lebih lanjut, Rizal menyampaikan jika generasi milenial memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi, hal ini berdasarkan data yang dimiliki oleh BAZNAS, bahwa 70 persen dari donatur mereka berasal dari generasi milenial, walaupun memang nominal yang mereka keluarkan untuk berdonasi tidak sebanyak generasi tua yang mengeluarkan nominal tinggi.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan dakwah, kolaborasi, dan kesatuan dari generasi z dan milenial sangat kuat, apalagi dalam ranah dakwah, sehingga IPM diharapkan bisa memanfaatkan spirit filantropi ini dalam menjalankan kegiatan,” jelas Rizal
Sesi ketiga diadakan pada tanggal 24 April 2022 yang mengundang Komisaris PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Endang Tirtana sebagai pemateri untuk tema Integrasi Keilmuan dan Keislaman sebagai Formulasi Masyarakat Ilmiah.
Endang menyampaikan bahwa Muhammadiyah, khususnya IPM mulai kalah dengan organisasi dan kelompok dakwah digital yang baru bermunculan dalam hal penguasaan media sosial dan penggiringan isu di ranah dakwah digital . “Diperlukan adanya riset dan formulasi khusus agar membuat dakwah digital yang dilakukan oleh Muhammadiyah dan IPM menjadi lebih diminati, dengan adanya platform dakwah yang inklusif, oleh karena itu penting bagi kader IPM untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas diri,” ungkap Endang.
Endang menambahkan jika sudah seharusnya setiap kader IPM memperkuat kapasitas, pengetahuan, intelektualitasnya tentang keislaman.
“Jangan sampai kita sebagai organisasi dakwah di kalangan pelajar, kita tidak hadir menjadi bagian dari pengetahuan dan pemahaman seorang kader tentang Islam,” pungkas Endang. *(Yud)
