IPM Mu’allimin-Mu’allimaat Berdayakan Ranting Lewat Simposium Perkaderan

IPM Mu’allimin-Mu’allimaat Berdayakan Ranting Lewat Simposium Perkaderan

BeritaDaerah Istimewa Yogyakarta
1K views
Tidak ada komentar
IPM Mu'allimin-Mu'allimaat Berdayakan Ranting Lewat Simposium Perkaderan

[adinserter block=”1″]

IPM Mu’allimin-Mu’allimaat Berdayakan Ranting Lewat Simposium Perkaderan

BeritaDaerah Istimewa Yogyakarta
1K views
IPM Mu'allimin-Mu'allimaat Berdayakan Ranting Lewat Simposium Perkaderan
IPM Mu'allimin-Mu'allimaat Berdayakan Ranting Lewat Simposium Perkaderan

IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Madrasah Mu’allimin–Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Bidang Perkaderan mengadakan kegiatan Simposium Perkaderan, pada Kamis–Jumat (23–24/06/2022) di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Kegiatan yang dihadiri oleh 15 PR IPM se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini mengangkat tema Relevansi Perkaderan untuk Semua.

Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Ketua Umum PR IPM Mu’allimin Syauqi Marsa Taqiyuddin. Dalam sambutannya, Syauqi berharap agar dapat tercipta keselarasan antar ranting di DIY dan menciptakan media silaturahmi menuju IPM yang berkemajuan.

Pada hari pertama diadakan Stadium General dengan pemateri Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Nashir Efendi dengan tema Profil Pelajar Berkemajuan.

Nashir menyampaikan bahwa kata berkemajuan telah lahir dari tahun 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan “Dadio kiai seng berkemajuan”, berkemajuan juga muncul di Muktamar tahun 2010 di Makassar sebagai branding Muhammadiyah sampai sekarang, dan dipakai IPM sebagai penyesuaian zaman.

“Menjadi berkemajuan ialah menjadi moderat yang dibersamai dengan karakter–karakter berkemajuan yang digaungkan oleh K.H. Ahmad Dahlan, gerakan pelajar berkemajuan yang muncul setelah Muktamar di Yogyakarta memunculkan stigma kader IPM yang keren ialah yang bisa membuat gagasan dan membesarkannya, dan berhasil menghilangkan stigma di tahun 2000-an, yaitu demonstrasi berarti ide berkemajuan,” jelas Nashir.

Materi pertama dari kegiatan ini mengangkat tema Perkaderan yang Menggembirakan yang dibawakan oleh Ketua Bidang Perkaderan PP IPM Nabhan Mudrik Alyaum.

Nabhan menyampaikan beberapa poin mengenai perkaderan untuk semua, yakni konsep pertama, yaitu memanusiakan manusia, konsep kedua, yaitu pelatihan yang menyenangkan, dan konsep ketiga ialah terintegrasi dengan bidang-bidang IPM, memunculkan dan mengembangkan potensi, terbuka untuk inovasi dan perubahan. Kader IPM harus tau mau jadi apa, seperti Dakwah Digital, Baca–Tulis-Diskusi (Literasi), Influencer Content Creator, Pegiat Lingkungan Hidup, Pegiat Kesetaraan Gender, Story-Teller.

“Berubah atau punah, yang artinya mengajarkan kita bahwa kita tidak bisa memaksa kader-kader kita untuk mengikuti kita, siapa tau yang kita kader lebih hebat daripada kita. Cara yang tepat dalam mengkader adalah dengan mengembangkan dan mendukung potensi secara bersama-sama,” ucap Nabhan.

Pada hari kedua peserta mendapatkan materi dengan tema Bedah SPI yang dibawakan oleh Anggota Bidang Perkaderan PP IPM Ahmad Hawari Jundullah. 

Jundul menyampaikan bahwa sistem atau kurikulum perkaderan IPM yang berisi tentang jenjang, materi, metode, dan teknis pelaksanaan dengan tujuan agar kader IPM memiliki kualitas yang sudah terstandarisasi melalui Sistem Perkaderan IPM (SPI).

“Perkaderan bukanlah bidang, tetapi tugas atau tanggung jawab bagi yang sadar dan ingin mengurus perkaderan,” tutur Jundul.

Lalu, pada materi ketiga dengan tema Perkaderan untuk Semua yang dibawakan oleh Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) DIY Racha Julian Chairurrizal, dan Ketua Bidang Perkaderan PW IPM DIY Mumtaz Fikri Danasti.

Raju menyampaikan bahwa untuk tidak menyamakan metode dan tujuan perkaderan yang menggembirakan adalah tanggung jawab yang harus diemban oleh IPM, dan yang harus dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara untuk mencapai perkaderan yang menggembirakan adalah dengan riset.

“Jika kita mengkader dengan eksklusif, maka yang kita bangun hanyalah organisasi IPM saja, tetapi jika kita mengkader dengan inklusif maka yang kita bangun ialah diri–diri kader yang dapat membangun organisasi,” ucap Raju.

Pada penghujung acara, peserta diajak berdiskusi mengenai perencanaan Taruna Melati 1 yang di dalamnya mencakup analisis potensi, masalah, tujuan, tema, metode pelatihan, dan hal-hal yang berkaitan dengan Taruna Melati. Setelah diskusi, peserta mempresentasikan hasil diskusi mereka terkait materi yang telah dibahas, sehingga peserta mampu memahami dan mengaplikasikan materi yang telah disampaikan di rantingnya masing-masing.*(Bimo/Yud)

Peserta Kopdarnas Media dan Peserta TOT PCI Asal Papua Barat Bertemu Saat Kapal Transit di Ternate.
Musyran IPM Ma’ahid Kudus Tekankan Kebersamaan Kader
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.