IPM.OR.ID., JAKARTA – Sebagai sebuah awal bersama di dalam jalannya organisasi pelajar yang gencar menggaungkan gerakan antirokok, Nashir mengungkapkan bahwasannya lebih dari 300 milyar batang telah diproduksi. Dari data tersebut pula yang membuat Indonesia menjadi pasar penyebaran rokok terbesar setelah China. “Industri rokok sampai saat ini terus menggencarkan promosinya di berbagai belahan dunia dengan berbagai cara dan segmen, salah satunya menggaet para pemuda dan pelajar,” jelas Nashir saat sambutan pada acara Konsolidasi Poros Pelajar yang diadakan pada Sabtu (30/10/2021) melalui teleconference Zoom Meeting.
Nashir menjelaskan bahwa para industri rokok terus mencoba menarik perhatian para pemuda. “Orang-orang seusia kita ini merupakan kaum milenial sekaligus generasi alpha yang dijadikan sasaran empuk menjadi konsumen rokok bagi mereka,” kata Nashir.
Demi melangsungkan kampanyenya, industri rokok menggencarkan persebaran rokok di jalan-jalan. “Bahkan, di Kota Surabaya, dalam radius tiga meter, pemandangan iklan rokok sudah menjadi pemandangan sehari-hari yang dilihat pelajar,” jelas Nashir.
Nashir menyatakan jika masih banyak pelajar yang mengkonsumsi rokok dan sudah banyak pula solusi yang dihadirkan untuk masalah itu. Namun, dari berbagai solusi yang telah dibahas, Nashir beranggapan jika penyelesaian yang paling solutif untuk pengurangan konsumsi rokok adalah melalui pendekatan edukasi dengan sesama. “Kita sebagai Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) harus membersamai dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam permasalahan ini,” ungkap Nashir.
Dengan pendekatan secara edukatif, Nashir menyatakan harapannya agar nantinya OKP bisa menekan pelajar/anak muda untuk mengurangi konsumsi rokok. “Untuk itu, adanya forum ini diharapkan bisa memberikan hasil diskusi yang terbaik dalam membantu anak muda mengurangi konsumsi rokok berlebih dan mengalihfungsikan tembakau menjadi hasil kebun yang lebih bermanfaat,” kata Nashir. *(inas)