Mengapa Perkaderan Digital Harus Dimulai?

Mengapa Perkaderan Digital Harus Dimulai?

OpiniOpini Pelajar
1K views
2 Komentar
digital

[adinserter block=”1″]

Mengapa Perkaderan Digital Harus Dimulai?

OpiniOpini Pelajar
1K views
digital
digital

Sebuah organisasi tidak lepas dari kata perkaderan. Perkaderan menjadi ujung tombak dalam pergerakan suatu organisasi. Begitu pun Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), adanya bidang perkaderan menjadi bukti begitu pentingnya hal ini. Mengutip dari isi buku Sistem Perkaderan IPM (SPI) Kuning, dalam “perkaderan”, posisi kader atau orang yang ikut pelatihan menjadi subyek dan aktif. Dapat disimpulkan, perkaderan yang dirancang IPM adalah melahirkan kader yang aktif serta menjadi subyek atau aktor di ikatan.

 

Perkaderan Di Masa Pandemi

Sudah mendekati setahun kita menghadapi pandemi Covid-19, virus yang telah membunuh jutaan orang diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri, status pandemi belum usai. Malah, melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan menutup arus warga negara asing (WNA) ke Indonesia per awal tahun 2021. 

Imbas pandemi ini juga menimpa Muhammadiyah juga IPM. Banyak kegiatan yang sudah dirancang seketika di batalkan atau di atur lagi waktu pelaksanaannya. Salah satu kegiatan itu yakni perkaderan. Banyak kegiatan perkaderan yang sudah dirancang seketika ditunda atau dirubah konsepnya. Namun, bukan berarti perkaderan terhenti.

Dimasa sulit ini, roda perkaderan harus terus berjalan. Contohnya, pelaksanaan Taruna Melati 3 (TM 3) IPM DKI Jakarta. Pelakanaan TM 3 ini dirubah konsep yang awalnya tatap muka menjadi jarak jauh atau daring. Konsep ini juga digunakan sebelumnya pada Taruna Melati Utama (TMU). Walau begitu, tetap ada beberapa perkaderan yang dilaksanakan tatap muka dengan mengutamakan protokol Kesehatan yang ketat.

 

Perkaderan = Melahirkan Influencer

Influencer adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain karena kapasitas yang dimilikinya. Kapasitas yang dimaksud dapat berupa otoritas, pengetahuan, posisi, atau hubungan dengan audiens.

Menyinggung soal influencer, saya mengutip pernyataan Arif Nur Kholis, Direktur Pusat Syiar Digital Muhammadiyah, pada Pelatihan Kader Madya Taruna Melati 3 IPM DKI Jakarta. “Bagaimana membuat sebuah event perkaderan sebagai event perkaderan influencer”, begitulah kurang lebih pernyataannya.

Penyataan ini sungguh unik dan menjadi pencerahan untuk perkaderan IPM kedepan. Karena saat ini, perkaderan IPM hanya terfokus pada nilai ideologis dan metodologis semata. Sehingga pelaksanaan perkaderan IPM hanya melahirkan kader yang paham 2 nilai itu. 

Dalam pemaparannya, Arif menawarkan skema perkaderan ini bisa menjadi ajang pelatihan kader influencer. Dimulai dari Taruna Melati 1, melahirkan kader follower, yang membantu menghidupkan asset digital Muhammadiyah yakni media social. Berlanjut Taruna Melati 2 menjadi kader content creator, yang membuat konten kreatif di media social ikatan. Baru di tingkat Taruna Melati 3 dan Utama melahirkan kader influencer, yang mampu menarasikan isu penting IPM dan Muhammadiyah.

Dengan terus menerusnya pimpinan IPM melaksanakan perkaderan, menjadi peluang yang sangat besar untuk melahirkan kader influencer. Sehingga peluang itu bisa sebagai agen perubahan IPM, khususnya membawa narasinya IPM dan Muhammadiyah.

 

Bukan Urusan PIP Saja

Kalau berbicara digital, rasanya sudah paham semua akan makna kata ini. Bahkan, kata ini menjadi gaya hidup kita sehari-hari. Apalagi pelajar, hidupnya tidak jauh dari dunia digital, terutama di masa pandemi ini. Karena belajar dari rumah, media yang digunakan adalah digital melalui beberapa aplikasi.

Di IPM, dunia digital melekat pada bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP). Salah satu bidang wajib di IPM inilah yang memiliki fokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Karena menyinggung soal teknologi, PIP seakan-akan menjadi bidangnya IPM dalam urusan digital. Apalagi, banyak pimpinan IPM menempatkan bidang PIP sebagai tim media. Padahal, urusan yang berkaitan dengan digital dan teknologi bukan hanya PIP semata. Bidang Perkaderan juga punya tanggung jawab dibidang digital dan teknologi, melalui pelatihan perkaderannya.

 

Kader Digital

“Muhammadiyah berupaya untuk bisa menguasai dunia digital dan memanfaatkannya dengan bijak untuk berdawah serta menyampaikan pesan-pesan Islam sebagai alternatif di tengah kurangnya pemahaman Islam di masyarakat”. Begitulah kutipan pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pada salah satu kegiatan pengajian Ramadhan.

Melihat pernyataan di atas, menunjukkan sudah saatnya Muhammadiyah bergerak untuk menguasai dunia digital, terutama di IPM. Karena IPM memiliki basis massa pelajar yang lekat dengan dunia digital, sudah saatnya dimulai dari IPM bersama Muhammadiyah dan organisasi otonom lainnya untuk menguasai dunia digital.

*) Catatan

  • Penulis adalah Andri Wahyudi Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PW IPM DKI Jakarta.
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.

 

Pembukaan PKM-TM 3 PW IPM DIY Wujudkan Kader yang Berdaulat dan Menginspirasi di Era Pandemi
Berikan Bekal Ke-Muhammadiyahan, IPM Paguyangan Adakan Kajian Manhaj Muhammadiyah
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

2 Komentar. Leave new

  • terimakasih ipmin udah naekin tulisanku hehe

    Balas
  • erlan dwi cahyo
    13 Oktober 2021 14:02

    membaca tulisan ini saya teringat dengan gagasan influencer pelajar tiap cabang dan ranting dalam mengawal perkaderan yang lebih mengebirakan sebagaimana salah satu tujuan mulia ini

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.