Komunitas Garasi Ilmu Pertemukan Gagasan-gagasan Perempuan IPM

Komunitas Garasi Ilmu Pertemukan Gagasan-gagasan Perempuan IPM

BantenBerita
1K views
Tidak ada komentar
Komunitas Garasi Ilmu Pertemukan Gagasan-gagasan Perempuan IPM

[adinserter block=”1″]

Komunitas Garasi Ilmu Pertemukan Gagasan-gagasan Perempuan IPM

BantenBerita
1K views
Komunitas Garasi Ilmu Pertemukan Gagasan-gagasan Perempuan IPM
Komunitas Garasi Ilmu Pertemukan Gagasan-gagasan Perempuan IPM
Komunitas Garasi Ilmu Gelar Diskusi Rutin yang Mempertemukan Gagasan-gagasan Perempuan di IPM

IPM.OR.ID., TANGERANG SELATAN – Komunitas literasi Garasi Ilmu baru saja selesai melaksanakan diskusi rutinnya yang kedua pada Ahad kemarin (7/02/21). Diskusi yang digelar melalui zoom meeting tersebut bertajuk, “Ipmawati Berhak: Menatap Visi dan Kesiapan Kepemimpinan Perempuan”.

Diskusi ini dilaksanakan secara daring dan dihadiri lebih dari 50 partisipan. Terdapat empat pembicara yang berasal dari pelbagai Pimpinan Wilayah IPM (PW IPM) memaparkan visi serta kesiapan kepemimpinan perempuan dari berbagai perspektif.

Dipandu oleh Alma Najmia (Ketua Lembaga Media PP IPM) selaku moderator, diskusi ini berlangsung khidmat. Turut hadir pula Muhamad Abid Mujaddid sebagai pengantar, dan empat orang narasumber lainnya yaitu, Hanifa Syavina (Ketua Umum PW IPM Sumut), Laila Hanifah (Sekretaris Umum PW IPM DIY), Kholida Annisa (Kabid. Perkaderan PW IPM Kalsel), dan Nadila Amalia (Sekretaris Umum PW IPM Bali). Diskusi terasa lengkap karena direspon langsung oleh penanggap utama yaitu Ismi Istiqomah selaku Ketua Bidang Ipmawati PP IPM.

Dalam pengantarnya, Abid mengatakan bahwa perempuan, selayaknya laki-laki, juga harus memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai hal. Ia berkali-kali menegaskan bahwa menciptakan ruang yang inklusif adalah hal yang penting sebab perempuan juga memiliki daya saing yang sama dengan laki-laki.

“Forum ini diadakan atas dasar pentingnya memperbanyak ruang dan juga kesempatan perempuan untuk mengemukakan gagasannya terkait keperempuanan itu sendiri maupun IPM secara lebih menyeluruh”, terang Abid.

Hanifa Syavina yang merupakan pembicara pertama pada diskusi ini mengatakan bahwa sudah waktunya perempuan menjadi lebih berani lagi untuk tampil. Lebih lanjut, ia memaparkan  bahwa kesempatan semakin banyak dan terbuka untuk perempuan menjadi pemimpin khususnya di IPM, tinggal bagaimana perempuan menyiapkan dirinya agar siap tampil menjadi pemimpin.

Menurutnya, setidaknya ada lima modal penting pemimpin yang bisa dan harus dimiliki perempuan, yaitu niat yang ikhlas, keilmuan, komunikasi, relasi dan kolaborasi, serta agenda aksi.

Sementara itu, pembicara kedua, Laila Hanifah dalam presentasinya mengidentifikasi level keadilan dan melihat level pengakuan perempuan untuk menjawab beberapa pertanyaan besar mengenai posisi Ipmawati.

Dalam pemaparannya, Laila turut berpendapat mengenai apakah bidang Ipmawati masih relevan atau tidak. Menurutnya, bidang Ipmawati jelas masih relevan, sebab bidang itu diperlukan sebagai wadah untuk mengaktualisasikan pelajar perempuan. Ia menjelaskan bahwa pengalaman pelajar perempuan adalah bukan hanya masalah perempuan, tetapi, masalah kita bersama.

“Kalau misalnya pengalaman perempuan ini tidak diceritakan, maka tidak akan dianggap penting. Tidak akan dianggap ada. Kalau gak banyak pelajar perempuan yang bercerita tentang masalah-masalah yang sangat domestik dan dianggap sangat perempuan, kalau kita masih menganggap hal itu tabu, maka tidak akan dianggap penting”, tegas Laila.

Lain dengan Laila, Kholida Annisa yang menjadi pembicara ketiga pun turut memperkaya perspektif ketika menjelaskan soal peran dan posisi perempuan dalam forum-forum gagasan. Utamanya dalam merespon isu-isu kontemporer yang dihadapi IPM. Secara spesifik Kholida bicara soal pentingya pendekatan perempuan dan lingkungan.

Menurut Kholida, perempuan dan lingkungan seringkali menjadi korban eksploitasi. Namun, di sisi lain juga bisa menjadi penyelamat.

Komunitas Garasi Ilmu Pertemukan Gagasan-gagasan Perempuan IPM

Forum ini semakin menarik ketika Nadila Amalia yang juga dikenal sebagai Musisinya IPM membagikan pengalaman. Nadila berbagi pandangan soal dirinya yang terlihat cukup inklusif tampil di hadapan banyak pengunjung di tempat-tempat hiburan di Bali dengan statusnya sebagai kelompok minoritas. Terlebih lagi dengan hijab yang digunakan.

Nadila mengatakan bahwa tentu saja ada berbagai macam hal yang  ia hadapi untuk bisa tampil dari satu tempat ke tempat lainnya. Tetapi, kendatipun begitu, Nadila berhasil menunjukkan dan dalam kesempatan yang sama juga mengajak seluruh Ipmawati untuk membuktikan bahwa perempuan berjilbab itu juga berhak tampil.

“Kita sebagai perempuan muslimah di Bali, sebagai Ipmawati di Bali, tentunya meskipun banyak problem dan dinamika yang harus dilalui, pasti kita juga harus memberikan pembuktian kepada mereka semua bahwa perempuan berjilbab itu juga keren. Bisa menunjukkan prestasi, karya, dan tidak bisa dipandang sebelah mata”, jelas Nadila.

Merespon pemaparan yang sudah disampaikan oleh para narasumber, Ismi Istiqomah sebagai penanggap juga turut mengutarakan pandangannya. Ia menyampaikan kegelisahannya mengenai perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang masih problematik. Meskipun menurut Ismi harusnya persoalan ini sudah selesai, nyatanya, masih banyak krisis kepercayaan yang terjadi dan diarahkan pada perempuan.

“Jangan mau menjadi perempuan yang posisinya di belakang. Yang mengantarkan laki-laki sukses. Tetapi, jadilah perempuan yang di samping, yang membersamai laki-laki yang sukses. Jadi, tidak ada tuh, woman behind the man. Bareng-bareng saja, beriringan berjalan bersama”, tutup Ismi.

Berbagai pemaparan yang disampaikan oleh pengantar, pembicara-pembicara, dan penanggap tersebut meyakinkan para kader yang hadir bahwa para ipmawati di IPM tidak pernah ketinggalan dalam bergagasan. Ipmawati itu kaya perspektif, pandai memainkan peran publik, dan juga mumpuni untuk dijadikan inspirator. Diskusi ini dapat disaksikan di tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=Hpg3Uj936TU&t=6886s  *(ram/iant)

Tags: , ,
Jelang Muktamar XXII, PP IPM Instruksikan Ajukan Surat Keputusan Perpanjangan Periode
Pelajar Muhammadiyah: Tuduhan Radikal Kepada Din Syamsuddin Sangat Keliru!
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.