IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Ahad, (23/09/2024) terlihat rombongan pelajar Muhammadiyah berjas kuning memadati Amphitheater Taman Budaya Gunungkidul. Area panggung terbuka tersebut disiapkan untuk ragam penampilan dari berbagai komunitas dan pelaku seni pelajar di Gunungkidul. Di bawah tajuk acara “Beranda Seni Budaya dan Sastra Pelajar DIY Volume 3 (BESTARI Vol.3)” yang diselenggarakan spesial dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul ke-194, riuh penonton semakin ramai menunjukkan animo terhadap acara seni besutan Bidang Seni Budaya Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah 2023/2025 ini.
Para hadirin dan tamu undangan disambut dengan penampilan apik oleh Sanggar Ngluri Seni, sebuah grup musik tradisional yang berasal dari dari sebuah desa Gunungkidul bagian utara yang bernama Desa Beji. Ngluri Seni membawakan tiga lagu yang diiringi dengan instrumen alat musik bambunya yang khas. Dua lagu pertama bercerita tentang Desa Beji dan segala kekhasan daerah Gunungkidul. Lagu terakhir adalah gubahan lagu jawa kekinian, “Koyo Jogja Istimewa” yang dipopulerkan oleh Ndarboy Genk.
Penampilan dilanjutkan datang dari keluwesan santri Pondok Pesantren Daarul Khoir dalam menampilkan Seni Bela Diri khas Tapak Suci Dan disambung dengan lantunan angklung yang memukau oleh siswa-siswi SLB Muhammadiyah Ponjong.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Bapak Chairul Agus Mantara turut hadir dan menyampaikan Orasi Kebudayaan Spesial Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul ke-194 ini. Pada kesempatan ini beliau mengajak para audiens dan tokoh-tokoh undangan untuk melestarikan budaya lokal.
“Ini sebuah tantangan yang hebat buat kita, terutama Muhammadiyah untuk mengajak orang-orang gencar melestarikan budaya. Selama ini orang takut belajar kebudayaan karena dikaitkan dengan hal-hal mistis. Namun jika sudah diterangkan dari segi keilmuan dan filosofinya kebudayaan itu menjadi menarik. Banyak ilmu yang bisa dikulik tentang suatu karya sehingga suatu budaya bisa dikenal dan dipelajari dengan lebih menarik,” ujar Agus.
Penampilan selanjutnya adalah Tari Gambang Suling yang diperagakan dengan luwes oleh dua andalan dari PC IPM Patuk. Disusul dengan menyanyi anak yang dibawakan oleh siswa SD Muhammadiyah Al Mujahidin, Risang Ageng Daniswara dengan suara khasnya.
BESTARI #3 juga dimeriahkan oleh JSI Kamilasyada, sebuah grup musik yang diprakarsai oleh Bapak Jayadi, Ketua LSB PDM Gunungkidul. Dua lagu dari JSI Kamilasyada mengiringi pergantian dari petang menuju malam. Dilanjutkan dengan penampilan penutup dari grup music SMK Muhammadiyah 1 Playen yang menambah kesan syahdu dan kekeluargaan di acara BESTARI malam itu.
Adanya program BESTARI menunjukkan bahwa seni adalah suatu hal yang patut untuk dirayakan dan diapresiasi. Selaras dengan tema yang diusung, “Menguatkan Identitas, Merayakan Lokalitas” harapannya pelaku seni di daerah mau dan akan terus merawat kekayaan yang mereka miliki hingga ke generasi selanjutnya. Sejauh ini, BESTARI telah terlaksana sebanyak tiga kali di tiga kabupaten/kota di DIY: Kulon Progo (Vol.1) , Bantul (Vol.2), dan Gunungkidul (Vol.3). *(Balma/Lisa)