IPM.OR.ID, YOGYAKARTA – Sebagai upaya membebaskan Indonesia dari diskriminasi, Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasioanl (LKHI) PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Komunitas San’tedigio juga Pimpinan Daerah (PD) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Yogyakarta menyelenggarakan Diskusi dan Lokakarya bertemakan “Pengarustamaan Nilai Toleransi dan Keadilan Sosial Lintas Agama dan Budaya” pada Selasa (11/9) bertempat di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cikditiro.
Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2000-2005 Syafi’I Maarif ditunjuk sebagai pembicara inti dalam kegiatan diskusi ini. Dalam paparannya Buya Syafi’I sapaan akrab Syafi’I Maarif mengatakan, banyak politisi yang menjadikan politik sebagai mata pencaharian.
“Saya berharap anak-anak muda yang belum terkontaminasi politik kumuh, anda-anda tidak boleh begitu. Kalau Negara ini mau mencintai bangsa sepenuh hati, harus memahami betul pembentukan proses Indonesia ini,” imbuhnya.
Syafi’i meminta agar anak muda zaman sekarang harus paham bahwa kemerdekaan Indonesia diraih bersama-sama tanpa memandang suku, agama, dan ras dalam perjuangannya. Sebagai anak muda, kata Syafi’I, harus mengenai bagaimana lahirnya Negara Indonesia.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta, diantaranya 30 pemuda lintas agama dan budaya di sekitar DIY. Mulai dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Badan Pembina Ideologi Pnacasila RI, Observatoire Pharos, dan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
“Keadaan Pemuda saat ini perlu menyikapi kemajemukan di Indonesia dengan baik, banyak keadaan yang tak sama dengan kita perlu disikapi dengan dingin dan kerukunan, itulah mengapa acara ini hadir,” ungkap Nabhan Mudrik salah satu panitia. (aul)
sumber: http://m.muhammadiyah.or.id/id/news-14773-detail-buya-syafii-imbau-generasi-muda-jauhi-politik-kumuh.html
http://krjogja.com/web/news/read/77268/Buya_Syafii_Maarif_Bahasa_Indonesia_menjadi_Tonggak_Nilai_Toleransi_Bangsa