Menjadi bagian dari Lembaga Fasilitator Pendamping (LFP) di Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Boyolali adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan makna, tantangan, serta kebanggaan tersendiri bagi saya. Sebagai aktor perkaderan, saya memiliki kesempatan untuk menyaksikan langsung perjuangan teman-teman di bidang LFP dalam membangun fondasi yang kokoh bagi kaderisasi di Boyolali.
Perjalanan ini dimulai dari diadakannya Pelatihan Fasilitator PD IPM Boyolali, sebuah langkah awal yang menjadi tonggak terbentuknya bidang LFP sebagai fasilitator pendamping dalam perkaderan. Dengan semangat dan kerja keras yang luar biasa, kami bersama-sama merancang dan menjalankan berbagai program kaderisasi, termasuk mendampingi dan mewadahi proses perkaderan Taruna Melati 1 yang diselenggarakan dari satu cabang ke cabang lainnya di Boyolali.
Tak hanya berhenti di situ, inisiatif untuk menciptakan Sekolah Kader pun lahir sebagai bentuk pengawalan dan peninjauan terhadap proses perkaderan yang telah berjalan. Sekolah Kader ini atau yang biasa disebut dengan Sekad diharapkan menjadi wadah pembelajaran bagi para kader dalam memahami lebih dalam esensi dan nilai-nilai yang harus dipegang dalam gerakan IPM.
Sekad merupakan salah satu program yang dijalankan oleh bidang perkaderan berkolaborasi dengan LFP sebagai upaya dalam pembinaan dan pengembangan kader organisasi. Tujuan utama dari Sekad adalah memastikan bahwa para kader yang telah mengikuti Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati 1 (PKDTM 1) mendapatkan pembinaan lanjutan (follow up RTL) agar mereka dapat berkembang secara intelektual, spiritual, dan sosial. Dengan adanya Sekad, diharapkan para kader menjadi lebih matang dalam menjalankan tanggung jawabnya di dalam organisasi serta mampu berkontribusi secara maksimal dalam lingkungan sosial mereka.
Sekad pertama kali diinisiasi oleh bidang perkaderan PD IPM Boyolali sebelum akhirnya dikelola lebih lanjut oleh LFP yang memiliki struktur kepengurusan lebih jelas. Dalam pembagian tupoksi, bidang perkaderan bertanggung jawab dalam perumusan kurikulum dan strategi pembelajaran, sementara LFP menangani aspek teknis pelaksanaan agar program berjalan efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Sinergi antara bidang perkaderan dan LFP memastikan Sekad dapat berjalan dengan baik, memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi setiap kader, serta terus berkembang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Kenapa harus ada Sekolah Kader?
Penyelenggaraan Sekad oleh bidang perkaderan atau LFP bukan tanpa alasan. Sekad menjadi wadah lanjutan bagi para kader yang telah mengikuti PKDTM 1 agar mereka melaksanakan habitus seorang kader dasar setelah menyelesaikan tahap awal dalam pelatihan kader. Dengan adanya Sekad, mereka dapat terus mendapatkan bimbingan dan arahan yang lebih mendalam sehingga dapat terus berkembang.
Organisasi perkaderan yang baik tidak hanya mencetak kader secara kuantitatif, tetapi juga memastikan bahwa mereka mendapatkan pembinaan yang cukup agar siap menghadapi tantangan yang ada. Sekad bertujuan untuk membentuk kader yang memiliki pemahaman yang lebih luas tentang organisasi serta meningkatkan kualitas kepemimpinan mereka.
Sekad tidak hanya berfokus pada aspek akademis atau teknis dalam berorganisasi, tetapi juga memperhatikan pengembangan karakter dan spiritualitas para kader. Dengan demikian, kader yang dihasilkan tidak hanya cerdas dalam berpikir tetapi juga memiliki integritas serta kepedulian sosial yang tinggi.
Salah satu tujuan utama Sekad adalah menyiapkan para kader agar siap mengisi posisi kepemimpinan di organisasi mereka di masa depan. Dengan adanya Sekad, para peserta diharapkan dapat memahami bagaimana organisasi berjalan serta mampu menentukan bidang yang paling sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
Inisiator Sekolah Kader
Sekolah Kader ini pertama kali diinisiasi oleh bidang perkaderan PD IPM Boyolali sebagai bentuk tindak lanjut kaderisasi dalam organisasi. Namun, dalam periode ini, LFP PD IPM Boyolali telah terbentuk dengan struktur kepengurusan yang lebih jelas. Oleh karena itu, segala aspek teknis dalam pelaksanaan Sekad dipercayakan kepada LFP. Sementara itu, bidang perkaderan tetap berperan dalam perumusan kurikulum agar program ini tetap berjalan sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Pembagian tugas antara bidang perkaderan dan LFP mencerminkan adanya sinergi dalam menjalankan program ini. Bidang perkaderan lebih berfokus pada pengembangan strategi dan substansi pembelajaran, sedangkan LFP bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis agar program dapat berjalan dengan baik dan efektif.
Melihat dedikasi dan kerja keras yang telah dicurahkan oleh seluruh tim LFP, saya merasa bangga sekaligus terharu. Perjuangan yang kami lalui bersama telah membuahkan hasil yang luar biasa. Setiap langkah yang diambil, setiap tantangan yang dihadapi, semuanya menjadi bagian dari proses yang memperkuat komitmen kami dalam mencetak kader-kader berkualitas di Boyolali.
Perjalanan ini masih panjang, dan semangat ini akan terus menyala. Semoga perjuangan ini dapat terus berlanjut, memberikan dampak positif bagi perkembangan kaderisasi di PD IPM Boyolali dan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Harapan ke Depan dengan Adanya Sekolah Kader
Penyelenggaraan Sekad tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif, baik bagi kader itu sendiri maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Beberapa harapan yang ingin dicapai dengan adanya program ini adalah:
Salah satu tantangan dalam organisasi adalah memastikan bahwa kader yang telah mengikuti pelatihan tertentu tidak menghilang begitu saja setelah mengikuti pelatihan awal. Sekad diharapkan menjadi wadah yang terus mengawal perkembangan kader, sehingga mereka tetap terlibat aktif dalam organisasi dan terus bertumbuh secara intelektual dan spiritual.
Setelah mengikuti PKDTM 1, banyak kader yang merasakan semangat tinggi dalam berorganisasi. Namun, sering kali euforia ini tidak bertahan lama karena kurangnya wadah yang dapat memberdayakan dan menampung antusiasme mereka. Sekad hadir untuk menjaga semangat tersebut agar tetap hidup dan berkembang.
Salah satu tantangan bagi kader adalah menentukan bidang yang paling cocok untuk mereka ketika memasuki pergantian kepemimpinan atau kepengurusan organisasi. Dengan adanya Sekad, para peserta diharapkan dapat lebih memahami potensi diri mereka serta memilih bidang yang paling sesuai dengan minat dan kompetensi mereka.
Dengan mengikuti Sekad, para kader akan mendapatkan bekal yang lebih kuat dalam kepemimpinan. Mereka tidak hanya memahami bagaimana organisasi bekerja, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang strategis serta mengelola tim dengan baik.
Menciptakan Generasi Kader yang Mandiri dan Bertanggung Jawab
Sekad juga diharapkan dapat membentuk kader yang lebih mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap organisasi dan masyarakat. Dengan pembinaan yang berkelanjutan, para kader dapat lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Sekolah Kader merupakan program yang sangat penting dalam rangka mencetak kader yang tidak hanya aktif tetapi juga berkualitas dalam menjalankan peran mereka di organisasi. Dengan adanya Sekad, kader yang telah menyelesaikan PKDTM 1 atau kemudian disebut dengan kader dasar mendapatkan wadah untuk terus berkembang baik dari segi intelektual, spiritual, maupun sosial.
Program ini diinisiasi oleh bidang perkaderan dan kemudian dalam pelaksanaannya dikelola oleh LFP dengan tetap mengacu pada kurikulum yang telah dirancang oleh bidang perkaderan. Harapan ke depan, Sekad dapat menjadi program yang berkelanjutan, mampu menjaga semangat kader dalam berorganisasi, serta membantu mereka dalam menemukan bidang yang sesuai untuk berdaya lebih jauh di dalam organisasi.
Dengan adanya Sekad, diharapkan organisasi dapat terus mencetak kader-kader yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan zaman. Program ini bukan sekadar tindak lanjut pelatihan, tetapi juga sebuah investasi jangka panjang bagi masa depan organisasi dan kader-kader yang ada di dalamnya.
- Penulis adalah Alfina Damayanti, seorang Anggota LFP PD IPM Boyolali sekaligus Sekretaris Umum PC IPM Simo.
- Substansi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis.