IPM.OR.ID.,BANDAR LAMPUNG – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Lampung periode 2023-2025 resmi dilantik pada Sabtu (20/01/2024) di Balai Keratun Provinsi Lampung dengan tema “Langkah Baru Inklusivitas IPM”.
Suasana khidmat menyelimuti Aula Balai Keratun Pemerintah Provinsi Lampung selama prosesi pelantikan berlangsung. Dengan penuh dukungan dari Pemerintah Provinsi Lampung, acara ini dapat berjalan sukses.
Acara ini dihadiri oleh Perwakilan Gubernur Provinsi Lampung, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Lampung, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), Staf Khusus Kementerian Perdagangan RI (Kemendag), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), Unit Pembantu Pimpinan dan Majelis PWM Lampung, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Aisyiyah Kota Bandar Lampung, Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Kepala Amal Usaha Muhammadiyah, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Lampung, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung, Poros Pelajar Provinsi Lampung, berbagai perwakilan Organisasi Otonom (Ortom) tingkat Wilayah Muhammadiyah, alumni IPM Lampung dan Kader IPM se-Provinsi Lampung.
Dalam pidato, Ketua Umum PW IPM Lampung periode 2021-2023 Salman Rifqi Saputra, mengapresiasi semua stakeholder dalam perjalanan PW IPM Lampung sambil menyampaikan pesan tentang literasi, inklusivitas, dan kolaborasi.
“Kompetisi tetap berjalan, tetapi kolaborasi harus juga diperintahkan,” tutur Salman.
Ketua Umum PW IPM Lampung Periode 2023-2025, Firdaus Armansyah dalam kesempatan ini turut menyampaikan visi misinya untuk PW IPM Lampung selama dua tahun kedepan.
“Menurut data Dikdasmen tahun 2023, IPM mempunyai basis massa 183 ranting, 54 cabang, dan 13 kabupaten serta 2 kota dengan total 73.117 anggota IPM di Provinsi Lampung. Tentu ini sebuah modal yang sangat besar ketika IPM harus mampu mengisi ruang-ruang publik yang kosong,” ujar Firdaus.
Firdaus juga mengatakan bahwa narasi inklusif tidak akan bisa terwujud ketika kader hanya mengandalkan sektor IPM saja, tetapi PW IPM Lampung akan berupaya besar untuk bisa berkolaborasi sehingga dapat lebih baik kedepannya.
“Adu narasi, adu gagasan itu sudah luar biasa. Tetapi pengejawantahannya yang perlu dibuktikan kader IPM,” pungkas Firdaus.
Sekretaris Jenderal (PP IPM) Jowanda Harahap memberikan pesan untuk kader IPM secara menyeluruh,
“Kita sebagai kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah harus mampu menerjemahkan apa yang kita dapatkan di bangku sekolah dan di dunia kampus menjadi karya yang nyata, dan implementasinya nyata, yang bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat sekitar. Kita harus menjadi agen perubahan bangsa ini,” ujar Jowanda.
Bicara tentang inklusivitas, Ketua PWM Lampung Sudarman juga berbicara tentang asal mula
Tahun 1923, K.H. Ahmad Dahlan, selalu berjalan-jalan setelah subuh dan ia sering bertemu salah seorang Pastor di Yogyakarta. Dari pertemuan tersebut terciptalah diskusi yang melahirkan Klinik Muhammadiyah yang tumbuh menjadi Rumah Sakit yang kini tersebar di seluruh Indonesia.
“Cikal bakal rumah sakit pada saat itu dikarenakan inklusivitas yang dimiliki K.H. Ahmad Dahlan dan pelantikan biasanya di Amal Usaha Muhammadiyah, tapi hari ini diadakan di balai keratun pemerintah Provinsi Lampung, menunjukkan kolaborasi IPM dan pemerintah untuk meningkatkan inklusivitas di IPM,” ungkap Sudarman.
Gubernur Lampung, yang pada saat itu diwakilkan oleh Asisten Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Ganjar Jationo juga menyampaikan hal serupa,
“Inklusivitas bukan sekadar kata, tetapi sebuah komitmen untuk menerima, menghargai, dan melibatkan setiap hal dalam kehidupan bermasyarakat melalui IPM. Sebagai Gubernur, kami siap mendukung segala upaya yang dilakukan IPM Lampung untuk peningkatan kualitas pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda yang lebih berkualitas,” tutur Ganjar.
Acara ini dilanjut dengan pemberian penghargaan kepada tokoh inspiratif yang telah mendedikasikan dirinya sebagai Ketua Umum PW IPM Provinsi Lampung dari tahun 1977-2023 lalu ditutup dengan penampilan tapak suci dan stadium general bersama staf khusus Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Slamet Nur Ahmad Effendy. *(Zalfa/Nabila)