Pasca diskusi LaPSI tanggal 26 Maret 2016 soal “Dinamika IPM tahun 1990an”, Arief Budiman Ch atau yang akrab disapa Mas Adim, Sekretaris Umum PP IRM tahun 1993, mengirim sebuah komentar. Berikut adalah catatan Mas Adim tentang IPM di tahun 1990an.
“Saya ingat betul peristiwa ini [penundaan pelaksanaan Muktamar IPM di Medan-red], belum lama dilantik jadi ketua PD IPM di kampung Kudus saat kelas 2 SMA, dapat undangan mengikuti Muktamar ke Medan. Gembira sekali, saya akan bepergian jauh ke Medan mengendarai bis. Sebuah prestasi bagi anak SMA di kampung untuk ukuran saat itu. Tapi mimpi itu tidak menjadi kenyataan, karena Muktamar Medan gagal berlangsung –terobati 3,5 tahun kemudian, ketika menjadi PP IPM.
Akhirnya, dilaksanakan Muktamar terbatas dgn nama Silaturrahmi Pimpinan, tanpa ijin kegiatan dari pemerintah yang berwenang, di Muallimin Yogyakarta, Januari 1990. Mas Jamaluddin Ahmad menjadi Ketua dan Mas Zainul Arifin menjadi Sekretaris.
Tahun pertama periode mas Jamal – Mas Iping inilah kesulitan karena soal eksistensi dihadapi, karena muktamar tidak berijin itu. Berbagai upaya dilakukan, terutama untuk menyelesaikan masalah internal, agar semua mau menerima perubahan nama. Titik terang mulai didapat. Tahun 1992 atau 1991 akhir (?), Konpiwil akan diselenggarakan. Untuk bisa Konpiwil resmi tidak sembunyi-sembunyi, PP IPM berencana audiensi kepada Menpora Akbar Tanjung. Saya (yang ditarik ke PP IPM, juli 1991 -setelah setahun jadi mahasiswa–, sebagai anggota Dzawil Qurba), ditemani Erik (R. Rahmat Herwannuri), aktivis PD IPM Kota Yogya berangkat ke Jakarta membawa surat minta audiensi ke Menpora.
Atas bantuan Drs. H. Sutrisno Muhdam (Ketua Majelis Pendidikan) yang menelepon langsung Menteri Akbar Tanjung di hadapan kami. Beliau berdua berteman baik sebagai sesama Pimpinan DPP KNPI. Singkat cerita, PP IPM diterima Audiensi, Menpora bersedia menghadiri Konpiwil IPM, yang diselenggarakan di Gedung PWM DIY yang masih baru.
Namun, sesaat setelah Konpiwil, datang surat dari Depdagri, memberitahukan agar IPM melakukan daftar ulang organisasi. Daftar ulang/registrasi organisasi IPM bisa diterima jika dilakukan perubahan nama. Setelah melalui proses internal melibatkan pimpinan wilayah juga, dideklarasikanlah perubahan nama menjadi IRM pada 1992 itu. Begitulah penggalan ceritanya. Muktamar 1993, di Yogyakarta di Gedung Graha Bhakti Wana Yasa timurnya Stadion Mandala Krida, terlaksana secara meriah dengan nama baru IRM. Athaillah A Latief menjadi Ketua. kini, dr. H. Athaillah A. Latief, SpOG. tinggal di Bireuen, Aceh, menjadi Ketua PDM di sana.”